19. Ditenangkan oleh Sosok Ghaib

2.7K 171 4
                                    

Haii Readers 👋🏻

Happy Reading yah 🥰
______________________________________

       Setelah kejadian tadi Alika masih berada diluar, Alika belum pulang ke rumahnya, kini Alika sedang berada di sebuah danau yang kebetulan tempatnya sangat sepi tidak ada satu orangpun disana.

"Sebenarnya Alika ngga bisa benci sama Iyad, Alika cuman kecewa aja sama Iyad, Iyad sudah bohongin Alika, Iyad ngga tepatin janji Iyad yang Iyad ucap sendiri." ucap Alika yang menatap danau, mata Alika sudah sangat sembab, hidung memerah, air mata yang banyak mengalir dipipinya.

"Iyad kenapa harus bohongin Alika, kenapa Iyad ngga jujur aja dari awal sebelum Iyad pergi menghilang lagi, kenapa harus pergi ninggalin Alika, seharusnya Iyad jujur sama Alika." ujarnya lagi yang masih terisak pelan

"Alika sayang sama Iyad bahkan lebih, tapi kabar kalau Iyad bakal tunangan itu bikin Alika sakit hati Iyad apa lagi Iyad tutupin dari Alika." Lirihnya.

Alika masih menatap kedepan melihat danau yang sangat tenang, air matanya tidak bisa berhenti masih saja terus mengalir, tiba-tiba ada sebuah tepukan dibahu Alika, seketika Alika menengok kebelakang tapi tidak ada siapa-siapa, Alika tidak peduli Alika menatap kedepan lagi, tetapi tepukan dibahunya bikin Alika menengok kebelakang lagi, dan...

"Allahuakbar." kaget Alika sambil memegang dadanya hampir saja Alika terjungkal jika tangan Alika gesit menahan tubuhnya, Alika kaget melihat siapa orang yang menepuk bahunya, dia sosok cowok yang wajahnya terlihat sangat pucat, dan sedang tersenyum melihat Alika.

"Kamu siapa? Ngagetin Alika aja sih." tanya Alika dengan muka kesalnya, sosok tersebut hanya tertawa kecil.

"Seharusnya aku yang tanya seperti itu, kamu siapa? Kamu ngapain di tempat aku? Aku lihat dari tadi sepertinya kamu sedang menangis, kamu kenapa menangis?" tanya sosok cowok tersebut yang sudah duduk disamping Alika, Alika yang mendapatkan pertanyaan tersebut masih diam entah mau jawab seperti apa Alika bingung.

"Kenapa diam? Kamu kenapa?" tanya sosok itu lagi.

Seketika Alika yang ditanya seperti itu langsung menangis, Alika tidak bisa jika lagi sedih terus ditanya kenapa seperti ini, sosok tersebut yang melihat Alika menangis memeluk Alika dari samping dan membawa kepala Alika di dadanya, Alika yang ingin membalas pelukan sosok tersebut tidak bisa, Alika bingung tapi Alika masih menangis, dan mendongak melihat sosok cowo tersebut.

"Kamu siapa? Kok ngga bisa di peluk, kamu bukan manusia yah?" tanya Alika yang sesegukan dan masih di dekapan cowo tersebut, cowo tersebut yang mendengar pertanyaan dari Alika tersenyum menatap Alika.

"Kamu tidak akan bisa memeluk aku kecuali aku yang memeluk kamu, dugaan kamu benar aku bukan manusia, aku penunggu danau ini,dari awal kamu datang kesini aku sudah melihat kamu menangis, awalnya aku ingin marah siapa yang sudah berani datang ke danau ini biasanya danau ini tidak di tempati oleh orang lain apa lagi manusia, aku tidak pernah melihat manusia memasuki danau ini kecuali kamu, aku ingin mengganggu kamu tetapi disaat aku liat kamu menangis, aku tidak tega melihatnya, jadi aku urungkan untuk mengganggu kamu,aku hanya melihat kamu dari jauh tapi kamu tidak bisa melihat aku, awalnya aku tidak ingin samperin kamu tapi aku tidak tega melihatnya sepertinya kamu membutuhkan sebuah pelukan seseorang, aku bisa lihat itu dari diri kamu,sepertinya kamu kesepian, jadi aku berinisiatif untuk samperin kamu." ujar sosok cowo tersebut dengan panjang, Alika yang mendengarnya tangisannya tambah kencang, Alika takut tapi Alika ngga bisa lepasin pelukan ini karena Alika butuh pelukan seseorang saat ini.

"Kamu ngga bakal jahatin aku kan?" tanyanya dengan wajah ketakutan, cowo tersebut yang melihat Alika ketakutan tertawa kecil.

"Tidak aku tidak bakal menyakiti kamu, menangis lah sepuas kamu di pelukan aku, aku akan menjadi sandaran kamu hari ini." ucapnya dengan mendekap tubuh Alika,lalu Alika langsung menangis kencang mengeluarkan unek-uneknya yang terasa sesak dihatinya sedari tadi.

ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now