8. Trauma

3.4K 221 4
                                    

Haii semuanya👋

Part ini agak mengandung unsur-unsur dewasa yah!!

Happy Reading🥰
______________________________________

    Setelah kepergian ziyad, Alika masuk kedalam rumahnya dan memasuki kamarnya untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai membersihkan tubuhnya Alika langsung menuju kasurnya untuk istirahat sejenak.

Hari udah mulai sore, Alika terbangun karena perutnya yang terasa lapar, Alika bangkit dari kasurnya lalu berjalan ke arah dapur untuk memasak, setelah selesai memasak Alika menuju meja makan dan menikmati makanannya, setelah selesai makan Alika berjalan menuju ruang TV untuk menonton film.

Tok tok tok

Lagi enak-enaknya bersantai Alika diganggu dengan suara ketukan pintu rumahnya, Alika berjalan menuju pintu untuk membuka pintunya siapa yang sore-sore gini bertamu, ganggu lagi bersantai saja pikir Alika.

Ceklek

Deg

Seketika tubuh Alika menegang melihat siapa orang yang bertamu sore-sore seperti ini, orang tersebut yang melihat Alika kaget melihatnya datang tersenyum licik.

"Hallo Alika, keponakan Paman tersayang." sapanya dengan seringai licik.

"Hai Paman, Paman ada apa kesini?" tanyanya dengan tubuh gemetar.

"Paman cuma mau melihat keponakan Paman ini, gimana keadaannya? Baik kan?" tanyanya dengan wajah tak bisa diartikan.

"Baik kok Paman." balasnya dengan rasa takut.

"Orang tua kamu belum pulang Alika?" tanya Rio.

"Belum Paman, masuk dulu Paman." ucap Alika dengan rasa takutnya, dan di angguki oleh Rio.

Setelah menuju ruang TV Alika duduk di sofa dan diikuti oleh pamannya yang ikut duduk disamping Alika, entah bakal ada kejadian apa nanti, saat ini Alika merasa ketakutan sekarang, kejadian yang dulu Alika takut akan terulang kembali.

Hanya ada suara televisi diruang tersebut, setelah beberapa saat tiba-tiba Rio mendekati Alika, yang awalnya duduk berjauhan kini semakin dekat, dan Rio merengkuh tubuh Alika untuk menghadapnya, dan wajahnya mendekati wajah Alika, Alika selalu berontak tapi tenaganya tidak sekuat tenaganya, Alika yang melihat Pamannya akan melecehkannya Alika dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Pamannya agar menjauh.

"Cantik sekali ponakannya Paman ini." ucapnya dengan raut wajah licik.

Setelah tubuhnya terlepas dari tubuh Alika, Alika yang mendapat kesempatan, Alika langsung lari menuju kamarnya dengan tangis yang sudah pecah dari tadi, Alika lari menuju kamarnya setelah sampai Alika segera mengunci kamarnya, Alika tau pasti pamannya akan mengikutinya, dan benar saja pamannya sudah berada didepan pintu kamar Alika.

"Tenang saja ponakan Paman, Paman hanya ingin bertemu denganmu haha." ucapnya dengan wajah seperti om-om pedo.

"Pergi! Paman pergi dari sini!" ucap Alika teriak dengan tubuh gemetar dan ketakutan.

"Pergi sialan! Pergi!" rasa trauma Alika kembali muncul, kejadian dulu kini terulang kembali.

"Alika takut Mah Pah, Iyad tolongin Alika." racau Alika dengan penampilan kacau dan air mata yang menetes di pipinya, setelah Alika menyuruh Pamannya untuk pergi dari rumahnya, dan dia segera pergi dari rumah Alika.

Flashback on...

Kini Alika sedang bersama pamannya diruang tengah, dari dulu Alika dan Paman Rio sangat dekat dengan Alika.

"Alika sayang sini duduk dipangkuan paman." ucap Rio dan di turuti oleh Alika yang umurnya masih 6 tahun yang masih terlalu polos jadi iya-iya saja.

"Ada apa Paman?" tanya Alika dengan muka polosnya.

"Alika mau nonton ngga?" tanya Rio dengan seringai licik.

"Nonton? nonton kartun yah Paman? Alika mau Paman." ujar Alika dengan berbinar.

"Baiklah ayo kita nonton." ucapnya dengan wajah bahagia.

tanpa Alika ketahui bahwa film itu bukan kartun akan tetapi film orang dewasa, Alika yang tidak mengerti hanya nonton saja, Alika sempat berontak untuk tidak mau tubuhnya di sentuh akan tetapi tenaganya tidak cukup.

"Gimana enak kan?" tanyanya dengan suara serak dan seringai licik.

"Paman ini film apa? kok bukan kartun paman, Alika ngga mau nonton ini Paman, lepasin Paman, Alika ngga mau Paman." ujar Alika yang sudah menangis, tapi hasilnya nihil, Alika masih berada di pangkuan Pamannya, Alika berontak terus untuk tidak mau di sentuh.

Sshhh

Rio berdesis karna gigitan Alika di tangannya, Alika berhasil turun dari pangkuan Pamannya, Alika yang ada kesempatan untuk kabur, Alika lari sebelum tangannya dicekal oleh Pamannya.

"Lepasin Paman, Alika ngga mau." ucapnya dengan tangis histeris.

"Tenanglah keponakanku, Paman tidak melakukannya lagi, Paman akan segera pergi dari rumah ini." ucapnya dengan raut bahagia.

Alika segera berlari memasuki kamarnya, kebetulan orang tua Alika sedang berada di kantornya dan dirumah tidak ada siapa-siapa..

Di dalam kamar Alika menangis histeris, Alika ketakutan, badan Alika gemetar dengan kencang, Alika teriak sambil mengacak rambutnya, Alika duduk di samping kasurnya dengan memeluk lututnya, sampai Alika trauma, karna bukan hanya sekali dua kali Pamannya melakukan itu, kata Mamah bagian tubuh berharganya Alika itu tidak boleh disentuh oleh orang, maka dari itu Alika ketakutan karna bagian berharganya sudah disentuh oleh Pamannya, pikir Alika.

Flashback off....

Kini keadaan Alika sangat kacau, rambut acak-acakan, baju kusut, kamar berantakan, bantal dimana-mana, Alika benar-benar ketakutan sekarang, Alika butuh seseorang untuk melindunginya tapi sayang seribu sayang tidak ada satu orangpun dirumahnya, Alika memeluk lututnya dipojok kamarnya, Alika menangis histeris, traumanya kembali lagi.

"Aarrgghhh engga, ngga mau, perci dari sini, pergi." teriaknya histeris diiringi sebuah tangisan.

"Pergi!" Alika membanting barang-barang yang berada didekatnya.

"Mamah Papah tolongin Alika, Alika takut Mah Pah, Alika kotor, kata Mamah tubuh Alika ngga boleh di sentuh orang lain kecuali suami Alika, tapi Alika udah di sentuh mah, Alika kotor." racau Alika dengan tatapan kosongnya, mata yang sudah mulai sembab, hidung merah, rambut acak-acakan.

"Kalian cepet pulang, tolongin Alika, cepet pulang, iyad tolongin Alika, Alika takut Iyad." Lirihnya dengan tubuh gemetar.

"Tolong peluk aku, peluk aku." tubuh Alika masih gemetar karna rasa takutnya, tiba-tiba badan Alika ambruk, Alika pingsan tak sadarkan diri, tidak ada satupun orang di rumahnya, tidak ada yang melindungi Alika, Alika butuh pelukan seseorang saat ini tapi tidak ada satupun orang yang bisa dia peluk.
































JANGAN LUPA VOTE&KOMEN GUYS!!!

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER👋

IG: @agistiani_29
@wp.tiahm_29

ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now