41. Fucking Mine

162K 19.3K 6.1K
                                    

Sumpah yaa, aku emosi niii, habis jelasin panjang lebar kalo BUCINABLE ini sekuel MY CHILDISH GIRL, malah bilang "kenapa baru bilang skrg kalo Bucinable sekuel MCG?"

MAJU SINIII WOI, AKU UDAH VAKSIN DUA KALI😡 Bahkan dari PROLOG udah aku kasih penjelasan kalo cerita ini sekuel dari MCG dan di deskripsi pun udah terpampang JELAS dan NYATA kalo Bucinable emang sekuel MCG.

Kalo kurang jelas, ntar aku pasang spanduk di jalan raya🙏🏻

Bercandaaaa yaaa, part ini banyak uwunyaa, jadi jangan lupa kasih vote dan komen yang banyakkkk💖

Bercandaaaa yaaa, part ini banyak uwunyaa, jadi jangan lupa kasih vote dan komen yang banyakkkk💖

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

*****

"Tenang dulu, Gal--"

"TENANG LO BILANG, HAH?!" Gala mencengkram kerah baju Ilham dengan kilat penuh amarah. Satu tangannya yang bebas mengepal kuat seolah siap menghantam wajah Ilham yang mendadak pucat.

"CEWEK GUE ILANG ANJING! GIMANA GUE BISA TENANG?!"

"Gal, Gal, Ilham cuma mau nenangin lo," lerai Akbar. Akbar dan Alan berusaha menjauhkan Gala dari Ilham. Kalau tidak, bisa-bisa Ilham babak belur terkena amukan Gala.

Sejak satu jam yang lalu, tepatnya sejak Gala kembali ke kampus lagi dan tidak menemukan keberadaan Riri, Gala menghubungi semua teman-temannya untuk meminta bantuan mereka. Namun hasilnya tetap sama, sampai saat ini keberadaan Riri belum juga mereka ketahui.

Saat ini mereka, Gala dan anak Drax yang lain, tengah berkumpul di markas Drax. Selain ruang tengah ini, mereka juga ada yang berkumpul di teras depan dan belakang markas.

Gala mendengus kasar setelah melepaskan cengkeraman tangannya di kerah baju Ilham. Cowok itu menatap Ilham sekilas lalu berdiri. Berniat pergi.

Brak!

Kaki Gala menendang meja di hadapannya dengan sengaja sehingga beberapa minuman dan barang lainnya yang ada di atasnya berjatuhan ke lantai.

"Aaargghh sialan!!!" umpat Gala entah pada siapa.

"Udah, Bar, biarin dia tenang dulu." Alan mencegah Akbar yang hendak mengejar Gala keluar markas.

"Tapi--"

"Emosi Gala lagi gak stabil. Kalo kita keras kepala dan maksain dia, yang ada dia bakal makin kacau," potong Alan menjelaskan.

Mengangguk, Akbar memilih menuruti ucapan Alan. Akbar menghela napas kasar lalu kembali duduk di sofa. Tepatnya duduk di samping Ilham yang hanya terdiam sejak beberapa detik yang lalu.

Setelah Akbar pikir, apa yang Alan ucapkan ada benarnya juga. Gala itu tipe orang yang gampang meledak-ledak, apalagi saat dalam keadaan rumit seperti ini. Jadi mereka harus pintar-pintar menjaga sikap. Agar emosi Gala tidak terpancing seperti tadi.

BUCINABLE [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora