39

56 20 0
                                    

Salah satu hari yang paling mendebarkan bagi pelajar SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sehingga membuat jantung berdetak lebih cepat, overthing, hingga berakhir pada pasrah berserah diri kepada takdir Tuhan adalah pengumuman hasil SNMPTN yang akan keluar pada hari ini.

Banyak orang yang bilang jika SNMPTN hanya gatcha belaka yang mengandalkan faktor keberuntungan, namun di baliknya sebelum hasil keluar, jauh ke belakang banyak pelajar yang berusaha mempertahankan bahkan menaikan nilai rapot dari semester ke semester agar mereka masuk ke daftar siswa siswa eligible.

Beberapa siswa lain mengorbankan jam tidur dengan memakai jalur langit memperbanyak Ibadah meminta kepada Tuhan agar mereka lulus di seleksi tersebut di kampus dan jurusan yang diinginkan ketika kebanyakan orang-orang masih terlelap dalam tidurnya.

Anak-anak kelas XII D sudah sepakat akan berkumpul di kelas menunggu hasil itu tiba meskipun ada anak-anak yang tak ikut SNMPTN, namun mereka setuju untuk tetap ikut kumpul di sana itung - itung menghabiskan waktu bersama sebelum liburan menjelang ujian sekolah.

Pengumuman akan keluar para pukul 15.00 waktu yang sama dengan waktu pulang anak-anak.

Di kelas XII D wajah gusar sangat jelas tergambar di wajah anak-anak yang ikut mendaftar SNMPTN. Firza yang kebetulan mengajar di sana melirik jam tangan yang dipasang di tangan kiri. Perubahan wajah anak-anak menjelaskan jika waktu yang ditunggu makin mendekat.

Pukul 14.45. Hasil akan keluar dalam 15 menit ke depan.

"Baik. Rapikan meja kalian, masukan alat tulis ke dalam tas pastikan tak ada yang ketinggalan. Pelajaran selesai." ucap Firza mengakhiri jam pelajaran Bahasa Indonesia karena tahu jika anak-anaknya tak akan fokus pada pelajarannya lagi.

Anak-anak yang sedang berlatih soal untuk ujian langsung menghentikan aktivitas mereka, mengikuti perintah Firza merapikan buku, pulpen, dan kertas soal ke dalam tas.

Firza mengambil poch yang berisi coklat di dalam tas yang sengaja dibelinya dari supermarket terdekat ketika tahu jika hari ini penggunaan hasil SNMPTN akan keluar.

Firza berjalan dari bangku ke bangku memberikan masing-masing satu batang coklat kecil kepada para siswa.

Anak-anak menerima coklat Firza meskipun masih bingung karena aneh tiba-tiba sang pawang kelas memberi mereka coklat entah dalam rangka apa.

Setelah semua kebagian, dia kembali ke depan duduk di kursinya memperhatikan satu-persatu siswa menikmati raut wajah kebingungan mereka.

"Makan coklat bisa bikin perasaan rileks. Ayo makan. Santai aja, apapun hasilnya yang keluar nanti, tapi kalian sudah melakukan yang terbaik kok. Buruan."

Mendengar itu setelah mengatakan terimakasih, anak-anak membuka coklat dan mulai memakannya hingga habis.

Firza kembali melirik jam tangannya. Pukul 14.55.

"Keluarkan ponsel kalian terus masuk ke akun ltmpt-nya." Firza malah ikut merasa deg-degan karena dulu juga dia pernah ada di posisi ini.

Tiba-tiba sebuah suara terdengar. "Saya gak ada kouta pak. Mau minta hospot." Mendadak suasana tegang menghilang tergantikan suara tawa anak-anak yang lepas karena ucapan Mark.

Firza menggelengkan kepala sambil tertawa. Tangannya meraih ponsel yang ada di atas buku paket membuka layar kunci mengaktifkan hospotnya.

"Ini namanya penghinaan pak. Masa namanya, 'Hp iPhone, tapi nge-hospot' iklas gak?" tawa kelas makin pecah karena tingkah Firza yang bisa-bisanya masih sempat mengganti nama hospot dia.

"Buruan mau enggak? Saya matiin lagi nih hospotnya."

"Jangan dong pak."

Mark mengkoneksikan HP-nya dengan hp Firza.

Sebenarnya Mark memiliki kouta, tapi melihat teman-teman dan tentunya dirinya tegang maka terciptalah ide random tersebut.

Semua siswa sekarang sudah mengakses akun LTMPT mereka. Jam 14.59. Suasana tegang makin terasa.

Zoya sudah memeluk Zara ia tak berani memegang poselnya.

15.00 hasilnya keliar

Warna merah tanda cinta. Tak ada satupun anak-anak kelas XII D yang lulus.

Anak-anak nampak Shock sejenak. Zara sudah menangis , namun segera Zoya mengusap-usap punggungnya pelan meskipun saat ini juga Zoya rasanya ingin berteriak-teriak karena hasilnya sama dengan Zara. Gagal.

Faza dan Arisa keduanya berpelukan kemudian air mata mereka jatuh.

Isyana menggunakan dada Ale sebagai tempatnya menangis.

Arion menepuk bahu adiknya yang saat ini wajahnya sudah memerah.

Satya yang tersenyum pasrah yang secara tiba-tiba malah Alif yang memeluk satya sambil menagis meskipun tak ikut karena akan langsung kerja. Rin melihat Satya seolah mengatakan, kamu sudah berjuang, semangat.

Abas yang diam, ia tak tahu respon apa yang harus dia tunjukkan ketika melihat hasil pengumuman yang sebelumnya sudah dia perkiraan hasilnya bakalan gagal, tapi saat tahu gagal masih tetep merasa sakit hati.

Akira dan Oktav melihat sekelilng mereka. Keduanya tak ikut karena akan lanjut studi di luar Negri.

Melihat anak-anaknya menangis membuat hati Firza merasa sakit. Dengan buru-buru dia menyeka air mata yang keluar di sudut matanya. .

"Baik perhatian saya sebentar." anak-anak tetap mendengar Firza meskipun masih sibuk dengan dunia mereka.

"Gak papa kok kalau saat ini gagal. Masih ada UTBK kok. Sok puas-puasin aja nangisnya. Daripada ditahan gak enak."

Yah, gagal masuk kampus sakitnya lebih buruk dari diputuskan cinta saat lagi bahagia-bahagianya.

***

Firza duduk sendirian di kelas XII D yang sudah kosong karena anak-anak sudah pada pulang.

Hari sudah berganti malam. Firza belum ada niatan untuk beranjak dari kelas asik melamun sambil ditemani lagu Himawari no Yakusoku milik Hata Motohiro yang melantun pelan dari ponselnya dengan tujuan agar kelas tak terasa sepi-sepi banget.

Lampu mendadak mati. Firza terkejut dibuatnya. Dia langsung mengambil posel menghidupkan lampu senter untuk membantu penerangan.

Firza mengambil tas di bangku keluar dari kelas dengan langkah tergesa-gesa karena kelas XII D ada di lantai dua ujung sehingga jauh dari tangga.

Perasaan tak enak hati sudah terasa. Firza tak berani mengangkat wajah hanya menunduk takut jika ada sesuatu yang tiba-tiba lewat di depan wajahnya.

Tiba-tiba sebuah tangan mendarat di bahu Firza di belakang. Sontak sentuhan itu membuat kaki Firza langsung tak ada tenaga, seolah-olah tersedot oleh gravitasi, Firza jatuh ke bawah duduk sambil memejamkan mata dengan isi kepala memikirkan skenario terburuk yang akan terjadi.

Dicegat mbak-mbak berdaster putih dengan punggung terbuka penghuni pohon beringin di dekat sekolah misalnya.

"Dek? Lo kenapa malah meleyot?" Firza bernapas lega ketika mendengar suara Azam. Ia membalikan bada langsung memeluk kaki Azam dengan erat.

"Gue takut." Azam menepuk-nepuk bahu Firza.

"Gue nunggu lo keluar dari tadi bay the way. Pas lo keluar dari kelas, gue langsung kejar lo. Ayo bangun, kita turun."

Firza mengikuti ucapan Azam. Ia kembali berdiri kemudian berjalan dengan berpegang erat pada lengan Azam.

Yah, meskipun sudah berkepala dia terkadang Firza masih sering bertingkah mirip anak-anak. Terutama pada Azam, dia sudah terbiasa dimanja olehnya.

***

Yang lagi nunggu hasil SBMPTN semangat, semoga lolos ke kampus yang diinginkan.

Ganbatte!

***

Rabu 25 Mei 2022
20.03
Have a nice day
See you

Kelas Siluman Donde viven las historias. Descúbrelo ahora