t h i s g i r l's i n l o v e w i t h y o u

4.2K 616 27
                                    

Parameswara

Hari ini capek banget ya Allah.

Lebih capek dari hari-hari yang sebelumnya.

Nggak tahu. Padahal udah libur hampir seminggu, tapi bukannya fresh dan semangat menyambut awal tahun, justru semakin lemes.

Ya, gimana nggak lemes. Bagiku, ini adalah awal tahun yang membagongkan.

Karena.. apa, ya. Ya, pokoknya apa pun, sampai saat ini, bagiku masih terasa sangat membagongkan. Terutama pada dunia percintaan.

"Minggu depan, jangan ada acara apa-apa lho.." kata Ibu membuka obrolan saat kami berempat berkumpul untuk makan malam di meja makan.

Aku yang sedang menyendok sayur bayam yang ada di depanku, seketika menoleh. "Ada apa?"

"Ulang tahun pernikahannya, Bapak-Ibu, lho.."

Aku meng-oh.

Nggak ada tanggapan lain.

Hening.

Tapi, aku bisa merasakan seisi meja makan saling bertukar pandang. Mereka nggak ngomong apa-apa, sih. Tapi, justru bertukar pandang membuatku jauh lebih risih.

Tatapan mataku langsung menghunus kepada Parama yang saat ini saling adu melotot dengan Paradisa.

"Apa? Kenapa begitu lihat-lihatannya? Lagi ngomongin apa?" Cecarku.

Kedua adikku seketika kompak menunduk.

"Wes.. wes.. ayo makan dulu," lerai Ibu.

Aku kembali melanjutkan aktifitasku.

Sesaat kemudian, seolah nggak terjadi apa-apa, Ibu kembali membuka suara.

"Mas Abimanyu jadi mbok ajak, nduk?"

Aku mendongak, dan langsung menghadap ke Paradisa. Saat ini, dia sedang sengaja mengkedip-kedipkan matanya kepada Ibu.

Aku mendengus. "Udah, bawa aja. Nggak usah merasa nggak sopan." Tukasku, kemudian beralih kepada Parama. "Ya, Ram?"

Parama tampak gelagapan. "Iya, mas.."

Wah. Langsung lenyap selera makanku.

Huft. Rasanya pingin keluar sebentar untuk merokok.

Ibu tersenyum canggung. "Iya.. lagi pula, ajak teman juga nggak masalah. Sendirian juga nggak masalah. Ya, Ram?"

Parama kembali mengangguk. Lebih canggung. "Nggih, bu.."

Ibu dan Bapak punya tradisi setiap tahunnya. Sejak dulu, mereka selalu merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Dari yang awalnya dirayakan sederhana, dan hanya ada mbak Parasayu, sampai bertambah dan semakin bertambah, baik personel keluarga mau pun materi keluarga. Syukur lah, tahun ini, kami masih bisa merayakannya dengan personel lengkap.

Empat tahun sebelum tahun ini, personel dari keluarga lain bertambah; mas Zaki, suami mbak Parasayu. Tahun berikutnya, Kinan lahir.

Doa kami semua pada setiap tahunnya pun tetap sama; semoga hanya maut yang dapat memisahkan Bapak dan Ibu. Dan.. semoga kelak, anak-anak mereka mendapatkan pasangan hidup yang baik dan setia sampai akhir. Itu saja.

Tahun-tahun lalu, kami, errr.. setidaknya, aku melaluinya dengan ringan. Bahkan, karena saking seringnya, rutinnya, setiap tahun acara ini diadakan, bagiku rasanya jadi biasa aja.

Tapi, nggak tahu deh untuk tahun ini. Banyak sekali hal yang ku pikirkan semenjak awal tahun.

Suatu hal yang seharusnya aku pikirkan dan persiapkan dengan matang-matang.

PUKAU (Complete)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum