g o d i s a w o m a n

4.1K 633 49
                                    

Parameswara

Aku nggak minum apa pun yang memabukkan kemarin 'kan? Seingatku, I just sip the susu jahe dan kami mengobrol cukup lama. Tapi aku lupa bagaimana obrolanku dengan Sabrina, tapi yang jelas.. kenapa rasanya pagi ini aku malu banget saat berpapasan dengan dia.

Hadeh.

Aku nggak ngomong ngelantur 'kan ya semalam?

"Pagi.." sapaku saat nggak sengaja berpapasan dengan Sabrina di pantry kantor.

"Pagi, Wara.." balasnya. Default. Nggak ada intonasi bicara yang dilebihkan, atau pun ekspresi wajah yang disesuaikan. Semuanya datar.

Aku mendapati Sabrina sedang menyeduh teh hangatnya. Dia baru saja menyeduh teh pemberianku saat itu. Maksudku, teh milik Parama.

"Karena ini enak.." kata Sabrina. Mungkin dia sadar karena aku memperhatikan gelasnya lekat-lekat.

Whooosaaaaahhhh..

Okay.

Baiklah. Lupakan kejadian kemarin. Mari fokus kepada hari yang cerah ini.

"Hari ini cerah, ya.." kataku.

ARGH.

Ya nggak usah diomongin juga dong, Wara.

Sekarang aku benar-benar kedengaran seperti Spongebob di episode saat Spongebob menjadi normal.

Sabrina duduk di sisi meja. "It is.." katanya sambil menyesap teh hangatnya. "Your sister is working on the good job.." dia menyesapnya lagi.

"Well, it is brother actually.." jawabku sambil ikut duduk. "Aku punya saudara perempuan, dan saudara laki-laki. Tapi untuk teh ini, dari adikku yang laki-laki,"

Sabrina mengangguk-angguk. "Bagaimana rasanya punya banyak saudara?"

Entah kenapa, saat ditanya seperti itu, aku jadi teringat salinan Kartu Keluarga Sabrina yang nggak sengaja aku lihat waktu itu.

"It's chaos, I think. Apalagi aku punya dua saudara perempuan,"

Sabrina menyimak.

"Satu kakak perempuan, dan satu adik perempuan. Mereka berisik. Mereka nggak suka sama bau yang terlalu menyengat, dan adaaa aja hal yang mereka komentarin. Apa lagi, ya?"

"Kamu benar-benar tahu banyak tentang perempuan," ujar Sabrina.

Aku mau tak mau mengangguk setuju.

"So that's why you spend the rest of your life trying to date all of them?"

Aku nyaris tersedak. "Hei?"

Sabrina tampak tenang. "That was pure just a question, Parameswara.."

Okay, demi melindungi harga diriku yang sebenarnya juga dari awal udah jatuh banget terperosok semenjak mengenal Sabrina, aku harus berusaha tetap tenang. "Kamu tahu, ini kedengarannya bullshit banget tapi aku hanya melakukan apa yang seharusnya pria lakukan terhadap seorang wanita,"

Dahi Sabrina berkerut.

"Ibuku perempuan. Aku punya kakak perempuan. Aku punya adik perempuan. Seumur hidupku, aku sudah berurusan dengan perempuan-perempuan ini, bahkan sebelum aku bertemu dengan perempuan-perempuan lain di luar keluargaku."

Okay, bagus. Sabrina masih menyimak. Karena aku akan menyampaikan poin pentingnya kenapa seorang Parameswara selalu dianggap asshole for every woman.

"Aku hanya melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan saat aku berinteraksi dengan perempuan di keluargaku. I am just being me, Sabrina.."

"Tapi mereka bukan saudara perempuan kamu, Wara.." Sabrina menyela.

PUKAU (Complete)Where stories live. Discover now