E p i l o g

9.3K 677 33
                                    

Walau badai menerjang
Mendekatlah sayang, kau 'kan tenang
Dan kita 'kan bersama merengkuh mesra damai jiwa
Menebar di seluruh cakrawala
Dan nada-nada sukacita melantunkan bahagia

(Putra Timur - Merengkuh Mesra)

***

"Aku lihat tadi kamu menangis waktu akad Khalila tadi.." ujar Parameswara. "Kamu sedih?"

Sabrina menggeleng. "Aku membayangkan kalau itu kita."

Pijatan Parameswara berhenti. "Sab.." dia menurunkan kedua kaki Sabrina yang sedari tadi ada di pangkuannya, kemudian mendekatkan posisi duduknya kepada Sabrina.

Sabrina menoleh. Kedua tangannya segera diraih dan digenggam oleh Parameswara. Hangat rasanya.

Sesaat kemudian, Parameswara menarik Sabrina ke dalam pelukannya. Dengan lembut, dia berbisik, "Segitu nggak sabarnya, ya, kamu untuk jadi istriku."

Di luar dugaan, mereka berdua sama-sama terbahak puas. Geli sendiri dengan momen haru yang sama-sama mereka rusak.

"Kenapa sedih, Sabrina?" Katanya. Kali ini lebih serius.

Sabrina tampak bergeming. "Iya, aku membayangkan saat akad tadi adalah kita berdua. Rasanya asing saat melihat orang-orang terdekatku melaksanakan babak baru kehidupan, seperti menikah."

Parameswara menyimak.

"Do you think we can do it?" Tanya Sabrina.

"Of course we will," jawab Parameswara. Tegas. Seperti tidak ada keraguan dalam jawabannya. "Lets be a good team, Sab.. you and me. Mau, ya?"

Sabrina mengangguk. "Selamanya, ya?"

Parameswara tersenyum lebar. "Kamu berharga lebih dari selamanya.."

PUKAU (Complete)Where stories live. Discover now