t h i s t o o s h a l l p a s s

3.9K 588 26
                                    

Sabrina

Aku mengenyahkan kaca mataku. Sudah berulang kali aku membaca materi yang akan dicek pada saat People Audit hari ini.

Tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti saat meeting final kemarin.

Ini adalah People Audit yang sama, yang aku laksanakan setiap tahunnya selama kurang lebih lima tahun ini. Seharusnya aku sudah terbiasa menjalankannya. Akan tetapi, apa pun bentuk dan macam audit, bagiku akan selalu mendebarkan.

Rangkaian acara masih sampai pada urutan awal; berbagai macam sambutan. People Audit hari ini dihadiri oleh semua kepala Divisi di unit ini, termasuk pak Candra; Regional Manager dan bu Santi; kepala cabang unit ini.

Aku melihat Bagas dan Anggita sedang sibuk mengatur laptop dan proyektor. Parameswara sedang duduk tenang sambil memperhatikan bu Santi sebagai yang pertama menyampaikan sambutan.

Tidak lama, notifikasi hand phone-ku berbunyi.

Parameswara
Sarapan? (08:22)

Sabrina Hatari
Sudah (08:23)

Parameswara
Mau minum teh pas break nanti? (08:27)

Sesaat kemudian, aku melempar pandanganku ke Parameswara. Dia berbalik menatapku. Entah, sejak kapan aku dan Parameswara jadi sering bertukar pesan tentang hal di luar pekerjaan.

Sabrina Hatari
Ok (08:28)

Setelah aku ingat-ingat, memang benar aku belum minum teh pagi ini. Pantas saja aku merasa sedikit tidak berenergi.

Tidak lama, Bu Santi menutup sambutannya.

Acara berikutnya, dilanjutkan oleh pak Candra dengan sambutan singkat. Secara garis besar, beliau hanya menyampaikan bagaimana kerja keras dan kontribusi seluruh tim untuk pelaksanaan People Audit pada hari ini. Beliau berharap, kerja keras para individu yang terlibat tidak mengecewakan dan berhasil baik. Selanjutnya, beliau memimpin doa.

Berikutnya, kami diberikan waktu break selama satu jam untuk mempersiapkan materi, tools, dan source terkait yang akan dibutuhkan saat People Audit nanti. Jika saat meeting pembukaan tadi dihadiri seluruh kepala Divisi, maka saat nanti berjalannya People Audit sendiri hanya akan ada aku dan timku; Divisi SDM dan Umum. Untuk kepala Divisi lain hanya perlu menghadiri acara pembukaannya saja.

Baik. Aku harap semuanya akan baik-baik saja.

Parameswara

"Aku cari-cari," celetukku saat membuka pintu ruang kerja Sabrina dan menemukan perempuan itu duduk di ujung ruangan. Aku lihat, dia sedang nggak melakukan apa-apa. Cuma duduk.

Aku menghampirinya.

"First time?" Tanyaku.

Sabrina yang tadinya menatap lurus ke depan, langsung mendongak menghadapku. Matanya menghunus tajam.

"Bercanda.." imbuhku. "Diminum.." aku menyodorkan segelas teh hangat kepadanya.

Sabrina menghela nafas.

"Nervous?"

Sabrina diam saja. Dia meraih segelas teh hangat tadi, kemudian menyesapnya pelan. Sebelum meneguknya, dia tampak menimbang.

Ada sedikit perbedaan di air mukanya.

"Nggak enak, ya?" Aku panik.

Jujur, aku nggak pernah bikin minuman teh. Apalagi teh anget. Pernah sih. Tapi itu udah lama banget. Aslinya tadi mau dibikinin pak Oji; helper di kantor, eh tapi karena aku mau nyeduh teh independennya Rama 'kan ya, seorang Parameswara berinisiatif menyeduh sendiri teh tadi dan menyajikannya kepada ibu bos yang terhormat. Tapi, kenapa ekspresi doi begitu banget, ya?

PUKAU (Complete)Where stories live. Discover now