Dari Axel

12.2K 1.4K 461
                                    

Jangan lupa voment🍉🍉🍉

Typo tandai

Sebagai suster yang selalu merawat Axel, ia cukup mengenal baik jevandra karena Jevandra sering datang mengunjungi Axel bahkan bisa dibilang setiap hari. Segala perhatian jevandra dan perlakuan jevandra yang begitu telaten mengurus Axel dan menemani Axel selama di rumah sakit membuat sangat suster paham bahwa kedua pemuda itu tentu memiliki hubungan spesial bukan sekedar teman.

Dan ketika melihat jevandra terlihat sangat terpukul atas kepergian Axel yang tiba-tiba pun membuat suster tidak tega. Terlihat sangat jelas jevandra hancur begitu menemukan kamar Axel kosong. Pemuda itu langsung menangis saat suster memberitahu bahwa Axel dibawa ke luar negeri tanpa pamit.

Jevandra masih bergeming di tempat nya sambil menangis tersedu-sedu. Suaranya terdengar pilu, membuat suster tidak tega melihatnya.

Suster tau, mungkin jevandra berpikir kenapa Axel pergi tanpa pamit atau setidaknya menunggu jevandra agar jevandra bisa ikut mengantarkannya berangkat. Namun keadaannya tidak memungkinkan sebab Axel terlanjur drop hingga membuat semua orang khawatir dan panik.

Suster pun menghampiri jevandra kemudian mengusap punggung pemuda rapuh itu bermaksud menenangkan.

"Jevan sabar, ya, Axel pergi untuk berobat, supaya bisa sembuh dan menemui jevan lagi. Jangan marah sama Axel karna tadi keadaannya sedang genting, Axel mengalami komplikasi hebat yang membuat semua orang panik, jadi pihak keluarga langsung membawa Axel ke luar negeri tanpa sempat memberitahu jevan. Jevan harus mengerti, ya." tutur sang suter panjang lebar menjelaskan situasi sebenarnya yang membuat Axel harus pergi tiba-tiba. Sang suster seolah bisa membaca pikiran jevandra yang sedang berpikir kecewa terhadap Axel yang pergi tanpa pamit. Namun setelah mendengar penuturan sang suster kini jevandra mulai berpikir dan mengerti bahwa Axel hanya tidak sempat mengabarinya karena keadaan genting. Kini jevandra justru kepikiran tentang kondisi Axel entah bagaimana. Jevandra takut.

Jevandra mengangkat kepalanya, menunjukkan wajahnya yang sudah kacau berantakan dan mata mulai sembab karena menangis. Ia menatap sang suster dengan tatapan penuh luka.

"Gimana keadaan Axel, sus? Axel baik baik aja kan? Axel pasti sembuh setelah dibawa ke luar negeri, kan. Saya akan tunggu dia disini, sus. Sampai Axel kembali." ujar jevandra.

Namun suster menampakkan ekspresi tidak yakin yang membuat jevandra khawatir. Wanita berseragam putih itu menatap jevandra dengan iba.

"Untuk sekarang belum ada kabar lagi, entah Axel sudah dapat penanganan lagi atau belum. Kita doakan aja Axel mendapat penanganan terbaik di sana dan bisa lekas sembuh, ya," jawab sang suster tidak begitu tau bagaimana kondisi Axel sekarang sebab Axel sudah pergi.

Suster kemudian berjalan kembali menuju bangsal bekas Axel kemudian membuka laci nakas yang ada di samping bangsal axel lalu mengeluarkan sebuah buku dari dalamnya.

"Saya nemuin buku ini di laci, mungkin ini surat yang axel tulis untuk berjaga-jaga saat dia tidak sempat pamit sama kamu." ujar suster sambil memberikan buku tersebut kepada axel.

"Saya harus merapikan kamar ini, saya tinggal dulu ya," pamit sang suster kemudian.

Jevandra menerima buku tersebut dan membukanya perlahan di bagian yang terdapat tulisan tangan axel. Bahkan tulisan itu terlihat tidak rapih, sedikit berantakan, mungkin karena Axel menulisnya dalam keadaan tangan yang sedang sakit.

Ia pun mulai membaca isi surat tersebut.

Malam ini Axel tiba-tiba tidak bisa tidur karena rasa tidak nyaman di dadanya, ia terus terbatuk dan dadanya terasa sesak sehingga sulit untuk bernapas. Padahal obat rutin yang diberikan dokter sudah Axel minum tapi entah kenapa pada malam ini obatnya seolah tidak bekerja.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang