Merasa bersalah

12.1K 1.8K 107
                                    


Vote dan komen jangan lupa🍉🍉🍉🍉🍉🥬

Jevandra kembali ke kelasnya setelah segala keributan yang dia alami tadi. Di dalam kelas teman temannya sudah menunggu, namun Jevandra yang masih emosi dan kesal terhadap mereka pun bersikap tak acuh, tak menegur pun bahkan tak melirik mereka yang memandang nya heran karena melihat raut wajah suram Jevandra.

"Jev," Panggil salah satunya, Rendi.

"Lo sama kak Axel--"

"Jangan sebut nama dia depan gue, gue muak dengernya," potong Jevandra sinis sambil menatap Rendi. "Lo mau nyudutin gue lagi? Silahkan! Belain Axel dan nyalahin sikap gue ke dia? Terserah. Lo cuma gak paham apa yang gue alami dan rasain makanya cuma bisa nyalahin gue. Nganggep gue berlebihan, kasar, nggak sopan, terserah! Gue gak peduli." ujar Jevandra meluapkan kekecewaannya terhadap teman temannya yang sama sekali tidak memihak nya. Dia heran, kenapa tidak ada yang bisa mengerti dirinya.

"Maksud kita nggak gitu, Jev," Haikal ikutan menyahut, berusaha meluruskan maksudnya saat mereka mulai mengerti perasaan Jevandra.

"Kita paham lo marah gara gara gosip itu dan bikin lo sama cewek lo putus, tapi kita cuma mengingatkan lo bahwa marah itu nggak harus dengan merendahkan orang lain dan berlaku kasar, apalagi sama yang lebih senior dari Lo. Kita nggak belain kak Axel, kita ngerti kok awal kesalahannya emang dari kak Axel, tapi coba bersikap tenang kayak kak Axel, pelan pelan ngasih tau mereka kalo gosip lo dengan kak Axel itu nggak bener. Tapi lo yang gegabah langsung aja marah marah brutal didepan mereka, itu justru bikin mereka yakin kalo lo sama kak Axel beneran ada apa apa," ujar Haikal panjang lebar, menjelaskan semuanya berharap Jevandra mengerti. Namun dilihat dari respon ekspresi Jevandra pemuda itu tetap keras kepala dan tidak ingin disalahkan meskipun bukan hanya dia yang salah. Jevandra mungkin hanya gengsi.

"Lo bilang gak ngebela Axel tapi kata kata lo jelas ngebelain dia dan mojokin gue. Oke, kalian mungkin emang gak bisa ngertiin gue, tapi seenggaknya gak usah sok tau sama perasaan gue. Gue heran sebenarnya lo kawan gue atau bukan." jawab Jevandra sinis.

"Lo salah paham sama kita Jev--"

"Gue gak peduli." Potong Jevandra kemudian mengambil tasnya dan keluar dari kelasnya.

"Lo mau kemana?" tanya Rendi.

"Pulang,"

"Heh, kita ada latihan hari ini, Jev!" seru Chiko mengingatkan, namun lagi lagi Jevandra terlihat tetap tak acuh.

"Gak mood latihan gue."

Dan setelahnya Jevandra pun melangkah keluar meninggalkan kelas dan pergi tanpa mau menanggapi teman-temannya yang menahanya.

"Rese tuh anak, semaunya sendiri." gerutu Chiko kesal.

"Si jev serem juga kalo marah," timpal Aji.

"Yaudah kita kita aja yang latihan lah, nggak usah ngurusin dia. Anggap aja dia udah jago, tinggal kita aja yang rajin latihan supaya bisa juara di turnamen besok." sahut Nando malas malasan. Ia terlalu malas meladeni mood Jevandra yang disebabkan oleh masalah rumitnya, karena pada dasarnya Nando itu tipe orang yang tidak suka keributan, dia lebih menyukai ketenangan tanpa mau membuat masalah.

"Biarin aja dulu, dia lagi emosi." Rendi ikutan menimpali.

Ketiganya pun menghela napasnya pasrah akan sikap Jevandra yang memang sudah seperti itu sejak dulu.

🍉🍉

Ya, awalnya Axel memang terlihat santai dan tidak terlalu mempedulikan masalahnya dengan Jevandra, tapi sejak kejadian tadi pagi, dia justru sekarang jadi kepikiran. Ditambah lagi kondisi kesehatan nya yang mulai tidak enak akibat perlakuan Jevandra tadi pagi. Axel pun mulai berpikir kenapa Jevandra sampai semarah itu? Ya, Axel mungkin memang tidak mengerti bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintainya hanya karena salah paham, karena Axel belum pernah merasakan jatuh cinta selain pada musik. Mungkin itu sebabnya Axel tidak bisa mengerti Jevandra.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Where stories live. Discover now