Untuk Axel

8.6K 1.3K 385
                                    


Lanjut ya, komen yang banyak🍉🍉🍉

Typo tandai

Ini adalah hari terakhir Jevandra latihan sebelum tiba turnamen yang akan dia hadapi besok bersama timnya. Jujur fokusnya tidak begitu bagus tapi beruntung Jevandra masih bisa mengendalikan pikirannya sehingga ia bisa menyelesaikan latihan terakhirnya.

Jevandra duduk setelah latihan terakhir usai sebelum pulang. Meneguk minum kemudian mengelap keringat, Jevandra terlihat tidak begitu bersemangat seperti biasanya. Dulu, Jevandra selalu semangat berlatih saat hendak mengikuti pertandingan. Ambisinya untuk menang membuat Jevandra begitu bersemangat melatih tehnik permainannya agar bisa menaklukkan tim lawan nantinya.

Ya... Itu dulu, tidak lagi sekarang karena pikirannya dan hatinya hanya dipenuhi oleh kecemasan dan khawatir terhadap Axel.

Seharusnya jevandra tetap bersemangat untuk menang sebab Jevandra sudah janji akan mempersembahkan kemenangan untuk Axel, tapi Jevandra justru tidak bersemangat lantaran tidak bisa fokus bermain dan malah kepikiran Axel.

Bagaimana Jevandra bisa fokus jika kondisi Axel sendiri sangat mengkhawatirkan. Jevandra sulit.

"Tumben nggak semangat. Biasanya lo semangat banget kalo mau tanding, apalagi ini turnamen pertama lo setelah lo sembuh dari cedera. Kenapa sekarang loyo?" tegur Rendi yang melihat Jevandra lesu, seolah Rendi lupa bahwa penyebab Axel tidak bersemangat akhir akhir ini tentu karena Axel.

"Kepikiran kak Axel, Ren, pake nanya," sahut Chiko sambil menutup botol minum nya.

"Btw gimana keadaan kak Axel?" tanya Chiko dan Rendi bersama.

Jevandra langsung menghela napas lesu. "Masih sama kayak sebelumnya,"

Rendi mengernyit. "Bukannya lo bilang kak Axel makin ada perkembangan baik kemarin?"

"Iya kemaren, tapi tiba tiba dia drop lagi," Jawab Jevandra, membuat teman temannya terkejut tak menyangka.

"Kok bisa?"

"Karna kak Axel sakit jantung," sela Nando. Kelima pemuda itu langsung menoleh pada Nando.

"Ayah bilang kondisi kak Axel nggak menentu karna serangan jantung bisa datang kapan aja. Bisa aja sekarang dia baik baik aja, tapi besoknya kondisinya tiba tiba memburuk lagi. Apalagi keadaan jantungnya semakin parah." tutur Nando panjang lebar, membuat mereka semua meringis ngeri membayangkan bagaimana rasanya jadi Axel, terlebih Jevandra yang langsung lemas mendengar penjelasan Nando.

"Jev, lo nggak papa kan?" tanya Haikal khawatir.

"Lo bisa ikut besok?" Tanya Chiko memastikan.

"Kalo nggak bisa jangan dipaksa daripada lo nggak fokus nanti," sahut Aji.

"Gue bisa," jawab Jevandra meyakinkan, meskipun ia sendiri sedikit ragu karena takut hanya akan mengacaukan permainan timnya.

"Gue bisa. Gue udah janji bakal bakal menang buat Axel kayak yang dia lakuin buat gue dulu," Ujar Jevandra.

"Dia bisa, maka gue juga harus bisa." keukeuh Jevandra.

"Nggak gitu Jev. Lo gak harus memaksa diri buat itu, lakukan semampu lo aja," balas Rendi menanggapi tekad Jevandra yang ingin memenangkan pertandingan sedangkan dia Jevandra sendiri sedang dalam keadaan kacau memikirkan Axel. Rendi hanya tidak mau Jevandra cidera lagi karena memaksakan kemampuannya.

"Gue pasti bisa, Ren."

Yah, akhirnya mereka hanya bisa pasrah dengan kebebalan Jevandra yang selalu berambisi besar dan tidak mau dibantah.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن