Bucin part 2

12.4K 1.6K 600
                                    





Jevandra memasukkan bukunya ke dalam tas setelah selesai bersiap dengan seragamnya. Tidak lupa hari ini ia akan berangkat bersama Axel yang memaksanya untuk dijemput. Sejujurnya Jevandra malu, bukan malu karena berpacaran dengan Axel, tapi malu terhadap pandangan orang-orang apalagi teman teman satu timnya yang pada akhirnya mereka tau bahwa Jevandra akhirnya luluh juga terhadap Axel. Mereka tentu sangat tau bagaimana tidak akurnya Jevandra dengan Axel dulu, dan sekarang ia justru berpacaran dengan mantan musuhnya sendiri. Namun sekali lagi, Jevandra akan mencoba tidak peduli akan hal itu.

"Lo bisa Jevand. Nanti mereka juga bakal terbiasa dengan status gue yang pacaran sama Axel." ucap Jevandra bermaksud menyemangati dirinya sendiri. Mungkin sedikit kehebohan akan terjadi di sekolah nanti, Jevandra akan menjamin itu terjadi.

Selesai mempersiapkan diri, Jevandra pun memakai tasnya dan bergegas turun ke bawah untuk sarapan pagi. Namun sebuah dering telepon mengurungkan langkah Jevandra. Sudah bisa ditebak siapa pelaku si penelepon pagi pagi begini. Ya siapa lagi kalau bukan Axel.

"Iya?"

"Good morning,babe." sapa Axel dengan suara lembutnya dari balik telepon.

Oke, olahraga jantung dimulai.

Jevandra memutar matanya kesal mendapatkan sapaan romantis itu pagi pagi. Dasar Axel bucin.

"Masih pagi, Cel,"

"Ya itu sebabnya saya ucapin selama pagi, Jevandra." jawab Axel santai, seperti biasa.

"Ngapain nelpon pagi pagi, nanti juga ketemu di sekolah," ujar Jevandra.

"Jadi berangkat bareng, kan?"

"Lah menurut lo gue bakal berangkat duluan gitu?"

"Takutnya kamu kabur,"

"Ada ada aja. Iya jadi,"

"Udah siap?"

Jevandra mengangguk. "Udah. Ini mau sarapan dulu. Lo jangan lupa sarapan," balas Jevandra sekalian mengingatkan. Tanpa Jevandra tau Axel tengah tersenyum lebar karena senang mendapatkan perhatian kecil dari Jevandra yang super judes nan tsundere itu.

"Iya sayang, saya selalu sarapan sebelum beraktivitas." Jawab Axel.

"Sip deh. Ntar gue kabarin kalo udah siap berangkat,"

"Nanti saya tunggu di depan atau masuk rumah kamu nih? Sekalian saya mau minta ijin sama orangtua kamu buat bawa anaknya," ujar Axel setengah menggoda.

Jevandra menarik napasnya sabar. Tolonglah, ini masih terlalu pagi untuk Jevandra marah marah gara-gara terus di goda oleh Axel.

"Nggak perlu. Entar gue yang bilang sama mama kalo gue mau berangkat bareng lo."

"Oh, yaudah. Lain kali aja ketemu orangtua kamunya sekalian sama orang tua saya juga,"

"Axel, stop ya! Masih pagi, Cel! Jangan bikin orang kesel deh," omel Jevandra yang sudah tidak tahan lagi akan gombalan Axel. Jika setiap hari seperti ini rasanya Jevandra akan mendadak mendapatkan riwayat penyakit jantung gara-gara Axel!

"Hahaha. Saya bisa liat muka kamu yang bersemu. Jadi nggak sabar mau cubit nanti pas ketemu," Kedek Axel.

"Gue tampol lo ya," Ancam Jevandra, yang tentu saja tidak akan mempan untuk Axel si bucin tak tau malu.

"Yaudah katanya mau sarapan," Ujar Axel mengingatkan.

"Gimana mau sarapan kalo lo nelpon gak udah udah?!" Geram Jevandra kesal.

"Hehe, yaudah jangan marah marah sayang masih pagi. Saya tutup teleponnya, terus kamu sarapan ya. See u." final Axel sebelum benar-benar mengakhiri telepon nya kali ini tanpa berniat menggoda Jevandra lagi karena sudah puas.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️Där berättelser lever. Upptäck nu