HATE IT

35 4 0
                                    

          Kulangkahkan kakiku keluar dari ruang kerjaku. berniat pergi meninggalkan kantor untuk pergi ke salon atau tempat menyenangkan lainnya, menurutku.Belum bisa move on dari masa lalu membuat kau sulit untuk fokus ke kehidupan saat ini dan masa depan, sehingga mengganggu ketenangan jiwa. Memikirkan sesuatu yang tidak bisa kita ubah membuat pikiran jadi semakin tidak tenang. Jika kau merasa dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi di masa lalu, lakukanlah. Namun, apabila kesalahan tersebut tidak bisa diperbaiki, sudah saatnya bagimu untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain agar bisa melanjutkan hidup dengan tenang.

          "kau?". langkahku terhenti saat seseorang mencekal tanganku.aku memalingkan wajahku angkuh. mengabaikan derrien yang pastinya akan mebicarakan wanita sialan itu lagi.

" katakan bagaimana bisa kau berada disini, marsya?" tanyanya. aku menoleh sedikit mendongak  menatap wajah tampannya yang terlihat begitu menyebalkan.

" kau benar benar tidak masuk akal, derrien! bagaimana bisa kau melontarkan pertanyaan bodoh itu kepadaku? semua orang tahu bahwa kantor itu tempat dimana semua orang sedang bekerja!"

" Kau meninggalkan blair, marsya!dia sedang sakit..aku memerintahkanmu untuk menjaganya dimansion..tapi lihat kau?"

"Aku tidak peduli, derrien!"

"MARSYA!!!!!" sentaknya tepat didepan wajahku. aku tersentak dalam sekejab.

"JANGAN BERTERIAK,DERRIEN!!KARNA AKU TIDAK AKAN PERNAH PEDULI!!"

dia mengeratkan cengkramannya ditanganku. aku meringis.

"jika sesuatu terjadi kepada blair....aku tidak akan memaafkanmu" bisiknya. aku menarik kuat tanganku hingga terlepas dari cengkramannya.

"AKU SAMA SEKALI TIDAK PEDULI, BRENGSEEK!!!" sentakku lalu berlalu dari hadapannya. 

          air mataku menetes. Patah hati memang bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dilalui. Sedih, kecewa, dan amarah meluap seakan penuh mengisi perasaanmu. Namun, semua itu adalah hal abstrak yang tidak memiliki wujud. Mengapa saat merasakan itu semua, dadamu terasa sesak dan sakit, seakan benar-benar terluka secara fisik?

         "Sakit, namun tidak berdarah" sering jadi ungkapan saat merasakan patah hati. Dadamu terasa sakit, namun sebenarnya bukan di situ letak hati yang merasa terluka. Tetapi bukan organ hati pula yang tersakiti, melainkan 'hati' yang dapat merasa. Lalu, apa ini bisa dijelaskan dengan logika?

        Ketika kita bertemu tragedi nyata dalam hidup, kita dapat bereaksi dengan dua cara—entah dengan kehilangan harapan dan jatuh ke dalam kebiasaan merusak diri sendiri, atau dengan menggunakan tantangan untuk menemukan kekuatan batin kita.Aku tahu bahwa hatiku tidak akan pernah sama, tetapi aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku akan baik-baik saja.

dan untuk kesekian kalinya, air mataku kembali menetes.

       



            


Whisper of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang