49. PERASAAN KACAU.

43.1K 3.2K 1.4K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Gimana nih kabar kalian?

Kangen Altop update nggak?

Masih semangat baca Altop sampai ending?

Team Happy Ending mana nih suaranya?

Team Sad Ending ada gak nich?

Happy reading !! 🦩

• SILAHKAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU! MULAI BESOK PART AKAN DI PRIVAT SECARA ACAK! •

49. PERASAAN KACAU.

**

"Kalau sifat dan perilakunya tidak bisa diubah maka perasaan kita yang harus diubah. Loving u is hurts, sorry." - Kenzo Adriansyah.

**

Jantung Glova berdetak kencang kala Beliung berdiri di belakang tubuhnya. Dirinya merasakan tangan Beliung mulai bergerak lembut, menyisir rambutnya dengan hati-hati dan berperasaan.

Ia memejamkan matanya, ingatannya terlintas bayangan wajah Maminya yang dulu selalu menyisir rambutnya.

Entah mengapa secara mendadak, tubuh Glova menjadi bergetar, dadanya terasa sesak. Bahkan tangan Glova seperti mati rasa dan tidak bisa digerakkan.

"Altop...."

"Mah! Udah, Mah." Reflek Altop bangkit dari posisi duduk membuat Beliung langsung menghentikan aktifitasnya sesaat. "Mah, Altop haus. Boleh ambilin minum?"

Beliung bergeming memandang putranya. "Minum? Itu di depan kamu ada air putih, Son."

"Altop mau jus jeruk buatan Mama.. Buatin ya, Mah? Altop pengen banget minum yang seger-seger."

Wanita itu berdecak, kedua bahunya menurun kompak. "Oke, tunggu sebentar Mama buatkan jusnya. Nanti kita lanjut lagi, ya, Glova?" Beliung menarik sudut bibirnya kepada Glova, lalu beranjak menuju dapur.

"Va..." Kepergian Beliung membuat Altop menghampiri kekasihnya, menatap kedua mata Glova yang sudah menampung air mata.

"Lo nggak papa?" Altop mengerutkan alisnya heran, menyadari pandangan Glova yang kosong. "Glova."

"Apa Glova potong rambut aja, ya, Mi?" Glova menatap lekat wanita yang ada dihadapannya. Dirinya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Seperti biasanya, wanita itu baru saja membawakan segelas susu dan biskuit untuk putri sematawayangnya sebelum berangkat sekolah. "Kenapa dipotong sayang? Mami suka setiap hari menyisir rambutmu. Ah! Bagaimana rambut kamu ini begitu lembut huh?"

Glova tersenyum hangat, merasakan sentuhan wanita ini yang mengelus rambutnya. "Karena rambut Mami juga lembut, Glova kan anak Mami."

"Baiklah. Ayo sini! Biar Mami sisir rambut kamu sebelum berangkat sekolah." Lantas Wanita itu ikut tersenyum, merubah posisinya menjadi di belakang tubuh Glova.

"Ayo bantu sisir rambut ku, Mami. Rambut ini sangat panjang, Glova nggak bisa menyisirnya sendiri." Mimik wajah Glova begitu antusias, membiarkan wanita ini mulai menyisir rambutnya.

ALTOPWhere stories live. Discover now