19. JALAN-JALAN

127K 11.5K 3.4K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

• SILAHKAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU! MULAI BESOK PART AKAN DI PRIVAT SECARA ACAK! •

19. JALAN-JALAN.

**

“Gue beruntung bisa mengenal lo, Glova. Tapi Altop lebih beruntung karena dicintai sama cewek sebaik lo.”- Markus Eroilo.

**

Suara burung berkicau dengan merdu, membuat gadis yang tengah tertidur pulas dalam dekapan Altop itu mulai menggerakkan matanya agar terbuka. Tapi ternyata tidak, Glova malah mengurungkan niat baiknya tersebut. Kini rasanya sepasang mata indah itu masih sangat begitu berat untuk melihat dunia.

Altop yang sudah terbangun dari 15 menit lalu, sedang sibuk memandangi wajah damai Glova. Ia mengusap lembut rambut kepala kekasihnya, membawa gadis itu dalam pelukannya yang erat.

Cowok itu mendaratkan kecupan singkat pada pipi Glova, kemudian menggeser posisinya, dan menarik selimut sampai menutupi dada Glova. 

"Glova, bangun lo."

Suara yang terdengar lantang itu, berhasil membuat mata Glova membulat sempurna. "LO?! WHAT THE HELL ALTOP. SEMALEM LO TIDUR---?!"

Menaikan sebelah alisnya, Altop menghembuskan nafas kasar. "Kenapa lo? Masih pagi udah teriak-teriak aja."

Sontak Glova panik setengah mati, ia langsung berdiri dari posisi tidurnya. Dirinya bernafas lega, mendapati pakaiannya masih lengkap di badannya.

"Ya elah. Masih mikir yang aneh-aneh. Gue nggak ngapa-ngapain lo." Lantas Altop terkekeh, bangkit berdiri dari posisi duduknya.

"Habis ini lo langsung balik kan? Gue ngantuk mau lanjut tidur, mumpung hari libur." Glova memalingkan pandangannya kearah Altop. Menutup mulut yang menguap lebar, ia menarik saraf-saraf ototnya.

"Jangan tidur lagi. Sayang sama waktu lo kalau habis cuman buat tidur seharian. Sana mandi! Buruan siap-siap ikut gue."

Mendengar perkataan Altop, Glova mengernyitkan dahinya. "Ikut kemana?"

"Mandi aja dulu, entar juga lo tau." Altop menjawab seadanya dengan nada bicara yang terdengar ketus.

"Nggak mau ah! Lo pasti mau ngajak gue pergi bareng temen-temen geng lo itu kan? Nggak, nggak. Gue mau di rumah aja, lagi males mandi soalnya." Glova tampak menggelengkan kepalanya pelan, menolak secara halus ajakan Altop.

"Pemalas! Udah buruan mandi! Apa lo mau gue seret paksa masuk ke kamar mandi terus sekalian gue mandiin?" Altop mengancam, melemparkan tatapan elangnya.

Mencebik bibirnya kesal, Glova mengendus pasrah. "Tapi gue nggak mau, ya, kalau diajak kumpul bareng sama temen-temen lo."

"Iya sayang! Cepetan siap-siap, keburu siang." Altop sedikit menarik tangan Glova, membantu gadis itu agar beranjak dari posisi nyamannya saat ini.

Mau tidak mau, Glova harus menuruti perintah Altop. Menggapai handuk berwarna ungu yang menggantung, lalu ia melangkah memasuki toilet yang menjadi salah satu fasilitas dalam kamarnya.

ALTOPWhere stories live. Discover now