23. RUANG KEPALA SEKOLAH

125K 12.5K 5.3K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

• SILAHKAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU! MULAI BESOK PART AKAN DI PRIVAT SECARA ACAK! •

23. RUANG KEPALA SEKOLAH.

**

"Ketika hujan datang saat langit tidak mendung, itu rasanya sama saat air mata turun tetapi bibir dipaksa untuk tersenyum." - Glova Lovata.

**

Altop berjalan tergesa menelusuri sepanjang koridor sekolah. Sedangkan teriakan Glova dari arah belakang masih dapat ia dengar, sedari tadi gadis itu terus memanggil namanya.

"Altop stop! Gue udah nggak papa, gue yang salah tadi.. Altop! Lo harus percaya sama gue." Seolah menutup telinga, Altop tidak mengindahkan suara keras Glova yang bergema di setiap sudut koridor.

Glova tampak melangkah pincang. Kedua kakinya terasa begitu nyeri untuk mengejar langkah Altop yang terburu. Ketika melewati lapangan basket, ia memandang kearah teman-teman Altop. "ELDRIAN! TOLONGIN GUE! ALTOP!"

Eldrian menoleh. Ekspresinya terkejut sama seperti teman-temannya yang menatap bingung wajah panik Glova.

"Altop kenapa dah?" Rafa mengangkat alis, bertanya serius pada teman-temannya.

"Lah... Mau kemana tuh bocah? Bukannya latihan buat tanding besok malah keluyuran." Kenzo berkacak pinggang, menghentikan aksi bermain basketnya.

Menepuk pundak Markus yang ada di sampingnya, Eldrian menggerakkan kepalanya seakan menyuruh mereka mengikuti langkah Altop dan Glova yang sudah berlalu pergi. "Kita kejar aje dah."

Kenzo menghela nafas. "Ya udah. Ayo buruan kejar!" serunya.

Sampai di depan pintu kelas Glova, tak lama Altop menerobos masuk dengan kasar. Jam pelajaran matematika itu belum selesai, Anna masih berada di tempatnya.

Altop sama sekali tidak peduli dengan pemandangan aneh orang-orang yang ada di sekitarnya. Cowok itu menarik paksa pergelangan tangan Anna, membawa wanita berseragam guru itu keluar dari kelas.

Altop melemparkan tubuh Anna hingga tersungkur ke lantai, tepat di depan kelas Glova. Masa bodoh jika ia akan terkena masalah nantinya, yang pasti saat ini amarah Altop sudah memuncak.

Menarik rambut Anna kencang, Altop menatap muka guru itu tajam. "Lo seorang guru tapi nggak punya etika hah?!"

Anna mengeraskan rahangnya, dirinya tak takut membalas tatapan Altop. "Kamu itu murid yang tidak memiliki etika, Altop."

"WOI! WOI! SABAR TOP!" Eldrian terkejut, semua teman Altop langsung berlari menghampiri.

"HOI KELAR HIDUP HABIS INI, TOP. LO BANGSAT! UDEH ANJING!" histeris teriakan Kenzo dari kejauhan.

Lantas Altop mengangkat tubuh Anna, membenturkannya ke dinding. "Lo pikir lo siapa? Lo nggak tau siapa bapak gue?!"

"Berhenti! Bocah alay lo, berantem bawa-bawa nama bapak. Gue yatim bisa apa anjir?!" Eldrian berusaha melerai, tapi tangan Altop begitu keras mencengkram bahu Anna.

"Ssssttt! Udeh Top!" sentak Kenzo.

"Woi! Tenang dulu Top," sambung Raven ikut membantu.

"Kamu harus tau, Altop... Sejujurnya Glova memang tidak pantas untuk kamu. Kamu berasal dari keluarga terpandang sedangkan Glova? Dia hanyalah gadis yatim-piatu dan mampu bertahan hidup dengan uang asuransi saja," sindir Anna lalu terkekeh melirik Glova.

ALTOPWhere stories live. Discover now