38. MERINDUKAN MEREKA

98.9K 10.6K 5.3K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

• SILAHKAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU! MULAI BESOK PART AKAN DI PRIVAT SECARA ACAK! •

38. MERINDUKAN MEREKA.

**

"Aku beneran nggak tau, mempertahankan hubungan ini salah atau benar. Yang aku tau, semua akan terasa sempurna jika bersamamu." - Glova Lovata.

**

Motor sport berwarna hitam tampak memasuki kawasan SMA Dirgantara pagi hari ini, suasana sekolah terlihat sepi karena jam masih menunjukan angka enam.

Jika kalian berfikir, siapa pemilik motor sport yang baru saja parkir di parkiran yang tersedia khusus untuk anggota SCAVENGER itu. Jangan pernah berpikir kalau itu adalah Altop. Dia tidak mungkin menjadi siswa rajin dan disiplin hingga masuk jam 6 pagi.

Markus Erolio, salah satu anggota inti SCAVENGER. Geng motor yang sudah terkenal dengan kasus tindakan negatif tercatat di ruang BP. Tidak hanya di BP, bahkan kantor polisi saja sudah hafal muka-muka mereka.

Markus masih bisa dikatakan layak menjadi siswa, diantara kelakuan teman-temannya yang berandal. Markus termasuk yang mempunyai sifat sadar akan masa depan dan giat belajar.

"Kak Markus!!" Teriakan maha dahsyat dari arah belakang terdengar, sontak teriakan tersebut berhasil menghentikan langkah Markus ketika menelusuri sepanjang koridor sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Markus!!" Teriakan maha dahsyat dari arah belakang terdengar, sontak teriakan tersebut berhasil menghentikan langkah Markus ketika menelusuri sepanjang koridor sekolah.

Tidak menunggu waktu lama, sesosok gadis dengan wajah periang kini berada dihadapan Markus. Menyapa cowok irit ekspresi di pagi hari, sudah menjadi kewajiban bagi gadis ini.

"Pagi Kak Markus!" sapa Glea dengan memberikan senyum manis pada wajahnya, menatap Markus penuh keceriaan.

"Pagi."

Ghea menghela nafas pasrah. Yeah! Sudah biasa sapaannya di balas dengan nada datar dan tak jarang juga jutek oleh Markus. "Kak! Nanti kalau ada waktu, ajarin aku pelajaran matematika dong."

"Nggak ada waktu," saut Markus singkat kemudian ia ingin segera beranjak pergi.

Kedua tangan Ghea langsung merentang, seolah menghalangi Markus untuk pergi sebelum keinginannya terpenuhi. "Sekali aja kak, Please... Aku nggak paham materinya susah."

"Bukan urusan gue." Markus mengeraskan rahangnya, melemparkan tatapan super tajam kearah Ghea.

Ghea melangkah sedikit mundur, ketakutan mendapatkan tatapan seperti itu. "Ya udah, kalau Kak Markus nggak punya waktu, nggak papa. Tapi aku ada ini buat Kakak."

ALTOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang