FALL WINDS | 33

2.3K 496 185
                                    

Ceklek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ceklek

Jungwon refleks menoleh ke pintu dengan terkejut. Namun, setelah mengetahui bahwa yang membukanya adalah Heeseung, membuat dia lega.

"Jungwon-ah, belum tidur?" tanya Heeseung setelah masuk dengan langkah pelan; takut Sunoo terbangun.

"Aku sedang belajar, Hyung. Sebentar lagi ujian tengah semester," ungkap Jungwon. Heeseung menoleh ke meja belajar Sunoo. Kenapa Jungwon tak memanfaatkan meja belajar itu dan malah memilih belajar lesehan di lantai yang dingin?

"Malam ini tidur bersama hyung, ya? Ayo bereskan buku-bukumu dan bawa ke kamar hyung. Kau bisa belajar di sana, pakai meja. Jangan lesehan seperti ini. Lantai dingin, tidak baik untukmu yang baru sembuh," jelas Heeseung sambil mengambil beberapa buku yang digunakan Jungwon belajar.

"Tapi, Hyung."

"Tidak usah tapi-tapi, ayo kita pergi dari sini. Hyung akan membantumu belajar," timpal Heeseung. Jungwon hanya mengangguk; menurut saja daripada Heeseung kesal padanya.

Setelah menutup pintu kamar, Jungwon mengikuti Heeseung yang hendak membawanya ke kamar lain. Perlu diketahui saja, saat ini hati Jungwon tak bisa tenang, saat belajar pun dia tidak fokus. Ada perasaan takut dalam dirinya setelah mengetahui kejadian yang terjadi di kafetaria tadi siang meski dia sendiri tak mengingatnya.

"Kau bisa gunakan meja kerja hyung untuk belajar," ucap Heeseung begitu sampai di kamar. Dia menaruh buku-buku Jungwon ke meja kerjanya.

"Iya, terima kasih, Hyung," sahut Jungwon. Heeseung tersenyum dan mengangguk.

"Hyung buat teh hangat dulu. Kau, belajarlah. Jika ada yang tidak kau pahami, nanti bisa tanyakan pada hyung. Hyung akan membantumu."

Jungwon mengangguk. "Iya, Hyung," balasnya. Heeseung kembali tersenyum, sesaat kemudian pergi meninggalkan kamar.

• • •

Di kamarnya, Jaeyoon belum tertidur. Seperti biasa, dia sedang belajar. Meski matanya sudah mengantuk, tapi dia tetap memaksakan diri untuk tetap melanjutkan kegiatannya.

Ujian tengah semester akan tiba beberapa hari lagi, Jaeyoon berpikir bahwa dia harus lebih ekstra belajar agar bisa mendapat hasil yang memuaskan. Selain belajar untuk mempersiapkan ujian itu, dia juga belajar untuk ulangan harian yang akan dilaksanakan besok.

"Jika ingin jadi anak yang berguna, dapatkan nilai setinggi mungkin! Jangan mempermalukan bunda dengan nilai yang sangat rendah seperti ini! Mau jadi apa nanti di masa depan, ha?!"

Jaeyoon panik. Dia mengisi soal latihan dengan pulpen yang ditekan kuat. Itu sudah sering terjadi ketika dia belajar dan mengingat ucapan bundanya ketika memarahi dia karena mendapat nilai rendah saat SD.

Srek

Halaman yang digunakan untuk mengisi soal, robek. Itu disebabkan oleh tekanan dari pulpen. Jantung Jaeyoon berdetak cepat, dan napasnya jadi pendek. Tak lama kemudian, setetes darah jatuh mengenai halaman yang robek itu.

[✓] FALL WINDSWhere stories live. Discover now