FALL WINDS | 22

2.3K 516 108
                                    

Jungwon duduk di bangku yang menghadap ke sungai Han

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jungwon duduk di bangku yang menghadap ke sungai Han. Petang ini, dia sedang menikmati senja yang terlihat begitu menawan. Sunoo dan kakaknya yang lain sudah pulang dijemput sang bunda. Seperti biasa, Jungwon tak diajak pulang bersama.

Jungwon menghela napas, lalu tersenyum ke arah senja.

“Ayah, pasti akan sangat menyenangkan jika bisa dekat dengan bunda. Sama seperti Sunoo hyung, aku juga ingin diperhatikan bunda, ingin disayang oleh bunda.”

“Terkadang aku bertanya-tanya, sebenarnya aku ini anak bunda atau bukan? Kenapa rasanya begitu jauh sekali. Ingin berusaha mendekat, tapi bunda selalu memberi jarak.”

“Aku iri. Aku iri pada orang-orang yang begitu disayang ibunya. Dari kecil, aku hanya dirawat ayah. Bunda tak pernah sekali pun bersikap hangat padaku. Bahkan, bunda tak pernah menyentuhku dengan lembut. Sekalinya menyentuh, itu adalah sebuah tamparan.”

“Ayah, kapan, ya, bunda bertanya 'Jungwon-ah, bagaimana harimu? Menyenangkan tidak? Apa hari ini ada yang sulit?'. Selain itu, aku juga ingin merasakan kehangatan bunda. Aku ingin tahu bagaimana rasanya dipeluk bunda, dicium bunda, dan dipedulikan bunda.”

Jungwon menurunkan pandangan. Lagi-lagi dia mengeluarkan air mata. Dasar Jungwon yang cengeng.

“Tak lama lagi bunda ulang tahun. Uang yang sudah aku kumpulkan hilang begitu saja karena tuduhan mencuri. Sekarang, aku harus bekerja lebih keras agar uang bisa kembali terkumpul. Setidaknya, aku ingin memberi bunda kado meskipun sekali seumur hidup.”

Jungwon terus bicara sendiri. Dia harap, ayahnya dapat mendengar keluh kesahnya. Tak ada tempat ternyaman baginya untuk berkeluh-kesah selain pada sang ayah. Meskipun ada Heeseung, tapi tetap saja Jungwon lebih suka bercerita pada ayahnya.

Puas berkeluh kesah, Jungwon membuka kresek makanan yang berisi roti, kimbap, dan sekaleng minuman yang dibelinya di minimarket tadi. Dia lapar karena saat makan siang tadi Hansung mengganggu, membuatnya tak bisa makan sampai kenyang.

“Ayah, kehidupan sekolahku juga sangat tidak menyenangkan. Ingin makan saja rasanya begitu sulit. Hansung selalu menggangguku, dan aku tak bisa melawannya.” Jungwon kembali bicara pada ayahnya, kemudian memakan satu roti sambil memandangi senja yang sudah mulai memudar.

“Hari ini aku tak melihat Riki, dia tak masuk sekolah, ya?” Jungwon bertanya-tanya di sela makannya setelah teringat Riki.

“YOON JUNGWON!!”

Jungwon menoleh ke arah kanan begitu mendengar seseorang meneriaki namanya dari kejauhan. Melihat Riki berlari menghampiri membuat Jungwon menekuk alis.

“Kau sedang apa di sini sendirian?” tanya Riki setelah duduk di sebelah Jungwon.

“Hanya menikmati senja,” jawab Jungwon. “Aku benar-benar terkejut karena kedatanganmu. Baru saja aku bertanya-tanya mengapa hari ini tak melihatmu di sekolah,” ungkapnya pada Riki.

[✓] FALL WINDSWhere stories live. Discover now