FALL WINDS | 04

3.1K 563 106
                                    

"Jungwon, tolong antarkan ini ke meja nomor tujuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jungwon, tolong antarkan ini ke meja nomor tujuh."

"Baik." Jungwon mengambil nampan makanan dari tangan ibu Hong si pemilik restoran tempatnya bekerja paruh waktu.

"Selamat menikmati," kata Jungwon setelah menaruh makanan yang dia bawa tadi ke meja nomor tujuh. Menjadi seorang pelayan di restoran ibu Hong adalah satu-satunya pekerjaan yang dia dapat. Setiap pukul enam sore Jungwon akan datang untuk bekerja dan pulang pukul delapan malam.

Sekembalinya ke tempat masak, Jungwon menaruh nampan yang telah kosong. Ibu Hong menghampirinya seraya mengeluarkan uang untuk upah Jungwon malam ini.

"Jungwon-ah, ini upahmu. Sudah pukul setengah delapan, segeralah pulang dan belajar," kata ibu Hong seraya menyodorkan uang sebesar 15.000 won pada Jungwon.

Jungwon tersenyum dan segera menerima uang itu. "Terima kasih, Ibu Hong."

"Pulanglah dan hati-hati di jalan."

Jungwon mengangguk. Ibu Hong mengelus kepalanya sebentar, lalu pergi untuk mengurus pesanan lagi.

Jungwon melepas celemek, kemudian menggantungkannya. Setelah mengambil tas, barulah dia berpamitan pada ibu Hong.

• • •

Jungwon menarik kursi dan duduk. Sekarang dia berada di minimarket untuk makan malam. Baru saja makan satu suap, hujan tiba-tiba turun. Karena posisi duduknya menghadap jendela, jadinya Jungwon bisa melihat rintikan air hujan di luar sana.

Bulan ini sudah memasuki musim gugur. Udara yang sudah dingin malah bertambah dingin karena hujan. Jungwon tak khawatir. Dia membawa payung lipat, jadi tak perlu takut kehujanan.

Drrt drrt

Jungwon berhenti makan saat merasakan ponselnya bergetar di saku celana. Lantas, dia segera mengambilnya dan ternyata Heeseung membuat panggilan.

"Yeoboseyo."

"Kau ada di mana?"

"Aku hendak pulang, Hyung. Sekarang sedang makan dulu di minimarket."

"Membawa payung tidak? Sepertinya hujan akan turun lama."

"Aku membawanya."

"Bagus kalau begitu. Mau hyung jemput saja?"

"Tidak. Tidak perlu, nanti bunda marah."

Terdengar Heeseung menghela napas.

"Ya sudah, cepatlah pulang dan hati-hati di jalannya. Hyung tunggu kedatanganmu di rumah."

"Iya. Terima kasih, Hyung."

Tut

Sambungan diakhiri. Jungwon melihat riwayat panggilan. Hanya Heeseung yang selalu peduli padanya. Sebagian besar, riwayat panggilan dipenuhi oleh nomor Heeseung. Dan percayalah bahwa tak ada kontak lain yang di simpan Jungwon kecuali milik saudara-saudaranya dan juga sang bunda.

[✓] FALL WINDSWhere stories live. Discover now