Zara tambah sumringah saat mengetahui pintu tidak tergembok. Ia melangkah masuk.

Namun, langkahnya terhenti. Zara tersenyum tipis pada Dea yang tengah mengobrol dengan Devan.

Entah mengapa, Zara merasa kesal pada Dea.  Mungkinkan bawaan sang bayi?

"Zara?" Devan berdiri, wajahnya terlihat begitu senang.

Zara menatap kaki Devan yang sudah tidak di rantai. Perasaan lega menjalar di hatinya.

"Dev,  anak kamu mau di elus!" Zara berkata antusias.  Sungguh,  Zara merasa dirinya kembali seperti semula.  Bukan Zara yang hanya banyak diam seperti kemarin.

"A-apa?" Devan berkata tidak mengerti,  ia menatap Raja yang berdiri di ambang pintu.

Raja tampak mengangguk sambil tersenyum tipis.

Zara lari mendekat.  Hal itu membuat Devan dan Raja melotot secara bersamaan.

"Ra!  Hati-hati!" Panik Raja yang kini sudah mendekat padanya.

Kenan yang tengah berdiri di ambang pintu tampak terdorong maju akibat ulah Ibo dan Aldi yang rusuh.

"Maaf,  Ja.  Aku lagi seneng." Zara menyengir, sungguh.  Baru kali ini Raja melihat raut bahagia yang benar-benar lepas di wajah gadisnya.

Devan menatap haru pada Zara yang kini berhambur memeluknya.

Sungguh.

Sangat bahagia.

Tangan Devan sampai bergetar saat membalas.

"Elus." Zara menarik tangan Devan untuk menyentuh perutnya.  Devan tersenyum, ia berjongkok.

Di sisi lain Dea mencengkram sprai kasur.  Menatap aktivitas dua orang di depannya dengan raut tidak suka.

"Dia nendang!" Zara antusias,  Devan terkekeh dan terus mengelus perut Zara.

Entah mimpi apa Devan semalam.

Mengapa ia bisa di beri hal sebahagia ini?

Dan mengapa Zaranya jadi berbeda?

Jauh lebih menggemaskan di banding sebelumnya.

"Ra, aku juga mau elus." Raja berjalan mendekat.

Zara menoleh.

"Sini!" katanya semangat.

Raja berjongkok, sedikit menggeser posisi Devan dan mengelus perut istrinya.

"Ra,  gue juga pengen ngelus." Kenan berujar pelan.

Zara mengerjapkan matanya dan akhirnya mengangguk.

"Sini!" ajaknya.

Mendapat kesempatan tersebut,  Kenan sontak langsung mendekat.

Aldi dan Ibo yang melihat itu pun menatap cengo.

"Di, kalo Zara nikah sama tuh tiga bocah.  Kira-kira dia kewalahan gak ya ngasih jatah?" Ibo menoleh pada Aldi.

Lelaki itu mengedikan bahu.

"Raja senin sama selasa, Kenan rabu sama kamis,  Devan jumat sama sabtu. Minggu di gilir." Aldi menjawab santai, Ibo melotot sambil geleng-geleng.

Berbeda dengan ketiga lelaki itu yang tengah mengelus perut Zara.

  "Dia nendang lagi!" Kenan berkata heboh.

"Dia nendang karna di elus sama gue!" Raja berkata nyolot.

"Udah jelas karna gue!" Kenan ikut nyolot.

Devan tampak menghembuskan nafas.

"Ikatan batin. Gue bapaknya, jadi. Karna gue." Jawabnya kemudian menghempaskan kedua tangan Raja dan Kenan.

Lalu, ia mencium perut Zara.

Raja melotot, habis kesabarannya.

Ia menggeserkan tubuh Devan. Lalu memeluk perut istrinya, berusaha menjadi benteng agar dua lelaki itu tak menyentuhnya.

"Ck!  Bagi!" Kenan memeluk Zara dari samping.

Devan mengepalkan tangan,  menatap marah pada kedua lelaki itu.

Pada akhirnya,  ia ikut memeluk Zara dari samping.  Tanganya bergerak menjewer telinga Raja.

Raja yang tak terima pun membalas.

Pada akhirnya, ketiga lelaki itu saling jewer.

Dea merutuk di tempat, menatap tajam pada Zara yang tengah tertawa.

Tangannya mengepal.

"Zara harus mati!" batin Dea berujar.







...

Kira-kira begitu lah gambaran kalo Zara punya tiga suami

ObsessionWhere stories live. Discover now