Empat

65.4K 3.3K 91
                                    

Sepulang dari minimarket dengan keadaan basah kuyup Zara tersentak kaget saat mendapati sosok lelaki kemarin kini tengah terduduk bersender di pintu rumahnya dengan kepala yang di relupkan ke lipatan tangan.

"Devan?" Sapaan lembut tersebut membuat sang empunya mendongak,  di tatapnya Zara yang tengah berdiri membuat senyum manis terulas di bibir lelaki itu.

"Luka lagi?" Zara menggeleng tak habis fikir,  kenapa lelaki ini terus menerus terluka? Apa dia anak nakal yang hobi berkelahi?

Ah Zara kembali menggelengkan kepalanya mencoba untuk tak berfikir hal hal yang tidak penting.  Sekarang ia harus kembali mengobati Devan yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu basah." Lontaran kata yang keluar dari mulut Devan begitu serak dan lemah,  lelaki itu menatap lesu pada Zara yang tingginya hanya mencapai dada.

"Kamu juga, ayo masuk." Tak ingin berdiam diri di luar lebih lama Zara akhirnya berjalan masuk di ikuti Devan di belakangnya.

Lelaki itu tak langsung mendudukan diri, ia lebih memilih berdiri menatap punggung Zara yang memasuki sebuah ruangan,  Devan pastikan itu pasti kamar yang di tempati Zara.

Tak butuh waktu lama Zara kembali dengan pakaian yang baru, tangannya membawa pakaian lain yang sudah terlipat rapi.

"Kamu pake ini dulu biar gak masuk angin." Titah Zara yang langsung di angguki Devan.

Zara mendudukan dirinya di kursi,  gadis itu melotot kaget saat melihat Devan tengah membuka kaos hitam yang ia pakai di depannya.

"Kamu ngapain?!" Tanya Zara sedikit histeris. Pergerakan Devan terhenti, ia menatap wajah Zara kebingungan.

"Ganti baju." Jawabnya yang spontan membuat Zara menganga.

"Ya di kamar dong astaga." Zara geleng geleng,  tanpa harus menunggu lama Devan pun berjalan memasuki kamar.

Di sisi lain Zara sudah beralih ke dapur untuk memasak mie,  hujan seperti sekarang memang sangat pas untuk memakan makanan yang berkuah.

Di sela memasaknya Zara terdiam.  Sebenernya siapa Devan? Dari mana asal usulnya?  Dan mengapa lelaki itu selalu terluka?

Kira kira itu yang Zara pikirkan saat ini hingga kemunculan lelaki itu membuat Zara mengalihkan pandangannya.  Gadis itu tersenyum manis menatap sosok di depannya yang begitu pas di baluti Switer hitam beserta celana jeans selutut berwarna cream.

Jangan tanya mengapa Zara mempunyai beberapa pakaian pria, gadis itu memiliki seorang kakak laki laki,  Zara sengaja menyimpan beberapa baju kakaknya agar tak terlalu merasa kehilangan di karenakan jarak keduanya yang terpisah.

"Oh iya, baju basah nya kamu kemanain?" Yang semula terfokus oleh ketampanan Devan kini terbuyar mengingat hal tersebut.

"Atas kasur." Jawab Devan tak hentinya tersenyum.

Zara melongo,  gadis itu langsung berjalan menuju kamar.  "Eh iya, tolong tuangin mie nya,  itu dua porsi!" Teriak Zara yang terdengar begitu jelas.

Lagi lagi Zara geleng geleng kepala melihat kasurnya yang kini sudah basah akibat pakaian Devan,  padahal tak jauh dari itu ada tempat tumpukan baju kotor. 

Pada akhirnya Zara mengambil baju Devan,  kemudian mengganti seprai kasur.

Sekembalinya ke dapur mata gadis itu di buat melotot untuk ke sekian kalinya. Bagaimana tidak?  Kini mie yang seharusnya berada di mangkuk justru berserakan di lantai, air rebusan yang sudah memenuhi mangkuk tempat mie.

"Aku gatau gimana nuanginnya." Ujar Devan memegang panci,  wajahnya terlihat polos. Sangat lucu sehingga membuat Zara yang seharusnya marah malah tertawa.

ObsessionWhere stories live. Discover now