Sebelas

39.1K 2K 14
                                    

Kepulan asap tersebar di area warung yang kini di isi beberapa lelaki berseragam Sma yang tengah membolos, letak warung tersebut tak jauh dari area belakang sekolah sehingga tak jarang banyak Siswa yang membolos kesana.

Begitu pun dengan yang di lakukan Raja saat ini, lelaki itu tengah asik menyesap rokok bersama ke empat temannya, sesekali mereka berceloteh ria satu sama lain.

Seusai jam pelajaran kedua tadi Raja mengajak antek anteknya untuk membolos, lelaki itu tengah di penuhi pikiran yang berkecamuk dan membutuhkan Healing dengan rokoknya.

"Makan! Makan! Makan!" Leo menududukan dirinya dengan tangan menggenggam semangkok mie.

"mie mulu, miskin ya?" Ledek Ibo membuat toyoran mendarat di kepalanya.

"bokap gue sugar daddy begini di bilang miskin!" Protes Leo yang kemudian memakan mie nya.

Ibo mendengus, lelaki itu mencomot mie Leo dan memasukannya ke mulut.

Bruttt

Ibo yang hendak mengunyah langsung melepehkan mie di mulutnya, lelaki itu menabok kepala Leo dengan geram.

"bangsat!" Aldi yang baru saja keluar dari dalam warung dengan membawa semangkok mie pun mengumpat, lelaki itu memilih kembali memasuki warung.

"jorok lo!" Kenan ikut menoyor, dilihatnya Leo yang tergelak.

"uhuk. Uhuk!"

"mampus!" Ibo tertawa puas kala Leo tersedak hebat, lelaki itu bahkan sampai memukul dadanya dan berlari masuk ke warung guna mengambil minum.

Di sisi lain Raja tengah menatap rokok di sela jarinya dengan tatapan kosong, lelaki itu masih bertanya tanya dengan sosok Devan yang menurutnya sedikit aneh.

Awalnya Raja tak peduli, namun hatinya merasa ingin mengetahui sosok Devan dengan lebih dalam.

Pulang sekolah ini Raja memastikan akan mendapatkan data diri tentang Devan dengan lengkap.

Sebenarnya Raja bukan tipe orang yang peduli dengan urusan orang lain, namun kali ini beda, jelas beda karna hal tersebut bersangkutan dengan Zara.

Raja tak ingin Zara berdekatan dengan orang jahat, meski Raja tidak tau Devan jahat atau tidak. Yang jelas Raja bisa menebak jika Devan memiliki Temperamen yang kuat.

Ia takut Zara tersakiti, entah secara fisik atau pun batin.

####

Sepulang sekolah hari ini Zara terlihat senang mendapati Devan masih setia berada di rumahnya, lelaki itu jelas belum sembuh dari lukanya, meski saat pagi Devan memaksa ingin menemani Zara bersekolah, pada akhirnya lelaki itu mengalah dan berdiam diri di rumah sesuai permintaan Zara.

"enak?"

Devan mengangguki perkataan Zara dengan senyuman, Ia kembali memasukan masakan Zara ke dalam mulutnya.

"makan yang banyak ya." Zara mengusap pipi Devan, tersenyum kala lelaki itu langsung menatapnya dengan teduh.

Devan masih terdiam, menatap manik mata Zara dengan dalam, senyuman gadis itu memabukkan, mata indahnya membuat Devan tak sanggup memalingkan muka.

"kamu tau gak? Tadi aku sempet di hukum lagi sama guru." Zara mulai membuka topik, gadis itu sempat mencebikkan bibir memasang wajah kesal. Devan terkekeh melihatnya.

"tapi kali ini gak berdiri di lapangan, cuma di suruh Push up sepuluh kali." tuturnya membuat Devan menghentikan makanannya. Dan fokus mendengarkan.

"padahal ya, aku cuma ngobrol doang sama Dita, nggak berisik si cuma emang agak heboh aja si Dita-nya, Alhasil guru yang ngajar pun ke ganggu dan ngehukum aku."

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang