PART 28. HEXAGRAM 4

Bắt đầu từ đầu
                                    

🍁
🍁
🍁

Kabut tipis melayang-layang rendah.Aroma tanah basah,berbaur anyir darah dan bunga mendiami tiap inci bumi.Menaburkan sensasi dalam tiap penggal gelapnya yang penuh misteri.

Azzam diam tanpa bisa berkata-kata.Entah kemana fungsi lidahnya.Saat sosok tubuh dengan gerakan terpatah-patah mendekatinya.Ia tak tahu itu apa.

Tinggi,hitam,terbungkuk-
bungkuk dengan tangan yang melewati dengkul,terayun-ayun,dengan gerakan terpatah-patah mendekatinya.

Nafas Azzam kembang kempis tidak karuan.Saat sosok misterius itu kini tepat di atas tubuhnya.Seolah mau menindihnya.

Sebisa mungkin Azzam membaca ayat-ayat suci dalam hati.Hingga akhirnya sosok misterius itu hilang.

Azzam mengucap syukur hamdallah berkali-kali.Mata cekungnya nyalang menjamahi tiap inci ruangan.

Lagi,
Aroma kembang kantil dan anyir darah berbaur.Gemerisik dedaunan yang di terpa angin terdengar jelas.Seperti kidung misteri.

Lalu,

Lamat-lamat terdengar,

Tak lelo lelo ledung
Cep menengo ojo pijer nangis
Anakku sing bagus rupane
Yen nangis ndak ilang baguse

Lagi,
Azzam terkesiap.Sosok nenek-nenek itu muncul lagi.Dengan sanggul mungil dan wajah mungilnya.

Di sini,
Memangukunya,
Sambil mengelus-elus rambutnya.Membuatnya ingin terpejam.

Gelap?

Apakah lampu padam?
Azzam diam.
Merasakan sebuah tangan dingin menjamahinya.Bukan hanya mengelus rambutnya.Tapi juga wajahnya.

Mata Azzam masih terbuka.Dengan nafas terengah.Di antara lantunan doa.

Mati-matian ia memaksakan diri tetap terjaga.

Tapi,
Lagi,
Ia kalah,
Ada kekuatan yang memaksanya terkatub,
Gelap,
Semakin gelap,
Dan ia seperti di hempas entah ke dasar jurang mana.

🍁
🍁
🍁

"Kaaak...!!"

Jerit Amira dalam kepekatan yang legam menghitam.Keringat dinginnya berlelehan.Bocah kecil itu menutupi tubuhnya dengan  selimut.

Kemana kak Jenny?Mengapa begitu sepi?Ia seolah seorang diri di kamar ini.

Kejadian demi kejadian aneh yang terjadi selama ini membuatnya ketakutan setengah mati.

Mulai dari om Madya yang mengikutinya sepulang gowes.Dan Amira yang mengikutinya begitu saja seperti kerbau di cocok hidungnya.Menuju gedung tua tak terpakai di belakang pasar tradisional Arum Ndalu.

Gedung itu adalah bekas rusun tak terpakai karena di tinggalkan penghuninya.Kabarnya rusun itu berhantu.

Untung ia berpapasan dengan ibu Innaya dan langsung di ajak pulang.Jika tidak,entah apa yang terjadi.Bisa saja ia meloncat dari rusun padahal ia tidak mau.

Tapi om Madya seperti punya kekuatan luar biasa untuk menyuruhnya apa saja.Dan bisa ia turuti begitu saja.

"Raa...!"

Terdengar lirih.Panjang dan pelan.Tapi sangat jelas.Seperti tepat ditelinga Amira.

Amira melafalkan apa saja yang ia bisa,hingga..

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ