BAB 2: R

358 29 0
                                    

Reagan menyusuri jalan setapak yang ia temukan tidak jauh di dari wedding venue, sesekali tersandung akibat sumber cahaya satu-satunya hanya berasal dari lokasi pesta di belakangnya.

Pandangannya tersapu ke segala arah, berusaha menemukan seseorang yang sejak awal pesta mencuri perhatiannya.

Bagus, sekarang ia terdengar seperti penguntit.

Reagan yakin wanita itu berjalan ke arah ini, dan walaupun ia tidak langsung mengikutinya, wanita itu tidak mungkin berada terlalu jauh dengan kondisi seperti itu. Mabuk dan ...

Sial, wajah Lily kembali menghantuinya. Wajah yang berusaha ia lupakan selama 14 tahun kini kembali karena wanita asing yang baru dilihatnya tidak sampai satu jam yang lalu.

Tiba-tiba terdengar suara percikan air yang cukup keras. Seperti benda berat yang tercebur ke dalam air. Seketika tubuh Reagan menegang, ia mematung selama beberapa detik sebelum akhirnya tersadar dan berlari sekuat tenaga ke asal suara.

Raut horor langsung tercetak jelas diwajahnya ketika kakinya sampai di atas dermaga. Menyadari bahwa suara tadi berasal dari seseorang yang tercebur ke dalam air. Seseorang, tidak, Reagan melihat cincin bermata sapphire yang melingkar di jari tengah, wanita itu.

Tanpa pikir panjang, Reagan melompat ke dalam air danau yang dingin lalu menarik wanita tersebut ke permukaan. Tidak ada perlawanan yang ia dapatkan namun hal itu justru membuatnya semakin khawatir. Secara natural orang yang tenggelam akan bergerak dengan panik, sebelum akhirnya air masuk dan membuat mereka kehilangan kesadaran.

Reagan mengeratkan satu tangannya yang melingkari wanita itu dan membawanya mendekati dermaga. Dengan satu tangan, ia melompat ke atas barisan papan tersebut lalu mengangkat wanita tersebut ke permukaan. Sedikit kesulitan akibat gaun merah sebetis yang dikenakanya menahannya di dalam air.

Reagan kemudian membaringkannya di atas dermaga dan memastikan jika wanita itu masih bernapas. 

Shit.

Reagan tidak bisa merasakan napasnya. Namun ia masih bisa merasakan denyut nadi wanita itu. Lemah, namun cukup untuk memicu Reagan bergerak memberikan pertolongan pertama.

Tanpa basa basi, ia menjepit hidung wanita tersebut dan menempelkan mulut mereka, memberikan napas buatan yang disela dengan CPR.

"Come on...," bisik Reagan parau. Titik-titik air yang tadi memenuhi pelipisnya telah berganti peluh.

Dan ketika wanita itu akhirnya tersentak bangun sembari tersedak, perasaan lega langsung membanjiri tubuh Reagan. Ia lalu mengangkat tubuh wanita itu ke posisi duduk, membiarkannya mengeluarkan semua air yang memenuhi paru-parunya.

Thank God he took that Red Cross training.

Namun ketika melihat kondisi wanita itu sekarang, amarah yang sejak lama terpendam entah mengapa merangsek keluar dari dalam dirinya. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya tanpa bisa ia tahan.

"What the fuck were you thinking?"

Reagan bisa melihat wanita itu yang tersentak.

"Apa hidup kamu nggak seberharga itu? Kamu nggak sayang orang tua kamu? Kamu nggak mikirin orang-orang yang kamu tinggalin? Saudara kamu? Teman-teman kamu?" lanjutnya dengan suara serak. Ia sungguh berusaha untuk menahan amarah yang tiba-tiba muncul, tapi bayangan masa lalu itu kembali muncul dan mengacaukan pikirannya.

Ketika ia menyadari bahwa wanita di hadapannya tetap terdiam, perasaan bersalah mulai menjalari Reagan. Lalu tiba-tiba saja wanita itu menangis dan Reagan merasakan darahnya membeku.

The Lost StarWhere stories live. Discover now