Bab 32

155 15 4
                                    

Kalila menatap dinding kaca lift di hadapannya. Kini hilang sudah wajah gusar dari pantulan sepasang kekasih tersebut, tergantikan dengan senyum simpul kembar di kedua wajah berseri mereka.

Drrt

Ponsel Kalila bergetar dengan pesan masuk.

Ibu: Ibu sudah di mobil ya sama kang dodon

Kalila terkekeh, "Kayaknya kita terlalu lama di atas, deh."

Reagan tersenyum menoleh, "Why?"

"Acaranya udah selesai dan Ibuku lagi nunggu di mobil," jawabnya serata mengetikkan balasan.

Ding

Pintu lift terbuka. Satu tangan Reagan melingkar di sisi Kalila, menuntun wanita itu yang sedang fokus membalas pesan untuk keluar dari lift dengan hati-hati.

"Ayo aku antar kamu sampai mobil," ujar Reagan. Namun baru beberapa langkah dari lift, pria itu berhenti sehingga membuat Kalila mendongak penasaran.

Dan rasa penasaran tersebut kontan terjawab dengan kehadiran Alice di hadapan mereka.

"Reagan, there you are. Yang lain pada nyariin lo di after party," ujar Alice tanpa menyapa Kalila atau bahkan meliriknya sedikit pun. Tapi Kalila sempat menangkap mata wanita itu yang melirik gandengan tangan mereka berdua.

After party, Reagan sudah memberitahunya bahwa akan ada semacam acara lanjutan khusus inner circle setelah ini dan mengajak Kalila sebagai pasangannya. Namun karena Kalila datang bersama ibunya, ia terpaksa menolak ajakan itu.

"Oh, bilangin mereka nanti gue nyusul," jawab Reagan, tatapan beralih pada Kalila "Gue mau nganter Kalila dulu ke mobilnya. C'mon," Reagan kembali melanjutkan langkahnya membawa Kalila bersamanya.

"See you, Alice," Kalila mengulum senyumnya ketika Alice tidak menggubrisnya sama sekali.

Well, that hurts a bit.

Tapi setelah mendengar apa yang dilalui oleh wanita itu saat remaja, Kalila tidak bisa merasakan hal buruk terhadapnya. Ia tahu sekarang dirinya terdengar seperti seorang hipokrit, tapi ia tidak bisa untuk tidak berempati pada luka wanita itu. Sekarang ia hanya berharap  dirinya dan Alice bisa berteman dengan baik.

~~~~~

"Lila, bangun nak. Anak gadis pamali tidur sampai siang," seruan Ibu berhasil membangunkan Kalila dari tidur lelapnya. Dengan mata mengernyit, Kalila menatap tirai jendela yang sudah terbuka lebar mempersilahkan sinar matahari masuk dan mengganggu kedamaiannya. Salah satu jejak bahwa ibunya sempat berada di kamar ini.

Jika itu Kalila, tirai itu tidak akan terbuka sampai hari senin besok.

Setelah merenggangkan tubuh asal-asalan, Kalila beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, sebelum kemudian menghampiri sang ibu yang sudah terdengar sibuk sejak tadi di dapurnya.

"Wah, banyak banget makanannya bu. Mau sekalian dibawa pulang?" Kalila menatap takjub berbagai jenis makanan yang terletak di atas meja. Setidaknya ada 5 jenis makanan berbeda di sana.

Ibu mencuci tangan dan menunjuk beberapa beberapa wadah tertutup, "Nggak. Ini sengaja masak banyak buat stok kamu di kulkas. Yang ini udah ibu pisahin buat Lea."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Lost StarWhere stories live. Discover now