Bab 29

146 14 2
                                    

Sepuluh menit kemudian, pintu ballroom pun terbuka dan para undangan dipersilahkan untuk masuk satu per satu di kursi yang mengelilingi meja-meja bundar.

Para tamu undangan rupanya terpisahkan antara VVIP dan VIP, dimana area VVIP memiliki tempat duduk yang lebih dekat dengan panggung di depan. Kalila dan Ibunya yang memiliki undangan VIP mau tidak mau harus duduk di meja bundar di tengah. Sedangkan ia bisa melihat Reagan, Alice dan Daniel duduk di salah satu meja paling depan bersama beberapa pria serta wanita paruh baya yang tidak ia kenal.

Acara dibuka dengan pertunjukan tarian salsa yang memukau dan menuai tepuk tangan. Dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC dan sambutan dari President hotel tersebut.

Awalnya tidak ada hal spesial yang menarik perhatian Kalila, semuanya persis seperti acara-acara yang pernah ia datangi. Namun ketika MC memanggil suatu nama yang tidak asing ditelinganya diikuti seorang wanita paruh baya yang naik ke atas panggung, Kalila tidak bisa menutupi keterkejutannya. Aura elegan yang sama sejak terakhir kali mereka bertemu kini terpancar lebih jelas. Tidak salah lagi, beliau adalah tante Anne. Ibunda Reagan.

"Kepada Ibu Brianne Djokosoedarjo, waktu dan tempat dipersilahkan."

Anne melemparkan senyum menawan khas miliknya lalu berdiri di tengah panggung.

"Tonight, we celebrate heritage. We celebrate legacy. But more importantly, we celebrate community. Enjoy your champagne and have a look around some of our beautiful exquisite artwork out in our private gallery ..."

Tanpa bisa ia cegah, matanya beralih pada Reagan. Siapa sangka jika pria itu ternyata telah lebih dulu menatapnya, dan walaupun dengan jarak diantara mereka, Kalila dapat merasakan kegugupan yang coba disembunyikan oleh sepasang mata indah itu.

"Gue pengen deh jadi beliau suatu hari nanti," ucapan gadis bergaun biru muda yang duduk di sebelah Kalila mengalihkan perhatiannya. Dengan sekali lihat, Kalila bisa menebak bahwa gadis itu berada di awal 20an. Pasti bukan dari keluarga biasa jika bisa berada di sini di usia semuda itu.

Gadis lainnya yang juga terihat seumuran menimpali, "Ya iyalah,. Siapa sih yang nggak mau jadi Brianne Djokosoedarjo, an alpha woman and the head of Djokosoedarjo family?"

Di kursinya, tanpa sadar Kalila menahan napasnya. Mendengar nama itu untuk kedua kalinya membuatnya seketika tersadar. Keluarga Djokosoedarjo, Kalila tentu saja pernah mendengar nama itu. Mereka adalah salah satu keluarga yang tergabung dalam konglomerasi tertua dan terbesar di Indonesia. Keluarga Djokosoedarjo bersama dua keluarga lainnya, Tanoewidjaja dan Winosoedrajat menjadi tiga keluarga konglomerat terkaya di Indonesia dengan usaha di berbagai sektor mulai dari properti hingga minyak bumi.

"Kalo gue skip deh. Jadi pemimpin bisnis keluarga sebesar itu bakalan too tiring, nggak sih? Mending jadi menantunya aja. I heard her first son is single."

"Reagan, right? Tapi kalau jadi istri dia sama aja dong ujungnya lo bakalan jadi pasangan pemimpin bisnis keluarga?"

"No no no, semua orang tahu kalau yang bakal ngelanjutin bisnis keluarga itu adiknya, Daniel."

Kalila mendengar salah satu dari mereka terkesiap.

"Emangnya ada perebutan tahta di keluarganya?"

"Justru nggak sama sekali. Gue dengar dari dulu Reagan sengaja ambil jurusan IT karena mau buat career path sendiri di bidang teknologi. Jadi tinggal Daniel yang mau nggak mau lanjutin bisnis keluarga."

"Duh, a fine looking man with sexy brain. Tipe gue banget, deh."

Kalila diam-diam teraenyum kecil, tidak heran dengan Reagan yang disukai oleh banyak wanita.

The Lost StarWhere stories live. Discover now