Menyadari penampilan kakaknya itu, Altop bergerak menutupi mata Glova menggunakan pergelangan tangannya. "Pakai baju lo! Nggak sopan banget ada tamu juga."

"Widih! Ada siapa tuh yang dateng bertamu?" Tornado mengernyit heran, baru menyadari jika Altop pulang membawa seorang perempuan.

"Eh! Itu cewek lo bukan?! Wah! Lo bawa Glova ke rumah?" Cowok itu menganga tak percaya, berjalan menghampiri Altop dengan sangat percaya diri. "Buset! Mah, ada Glova nih Mah."

"Pakai dulu baju lo, Bang!" pekik Altop geregetan.

"Hah?! Apaan sih? Lagi gerah banget gue. Nggak usah alay dah," saut Tornado sebal.

"Najis amat." Altop memutar bola matanya jengah, melepas tangannya yang menutupi mata Glova.

Mimik wajah Tornado berubah sumringah, menyambut ria kedatangan Glova. "Hai, Glova. Jiak! Kita ketemu lagi."

Glova berdiri tepat di belakang pundak Altop, memandang Tornado malu-malu. "Hai juga, Kak Ado.."

Tornado tersenyum takjub, masih tak menyangka kalau Altop berani membawa kekasihnya datang ke Rumah. "Ya udah, lo berdua masuk gih! Semua udah pada siap mau makan malem tuh."

"Tornado! Altopan sudah pulang? Cepat suruh dia mandi, terus kita bisa segera makan malam." Suara keras Beliung terdengar dari dalam, membuat Glova melirik kearah Altop.

"Mah! Sini lihat dulu deh, Mah.. Ada siapa yang dateng ke Rumah kita," ucap Tornado tak kalah keras seolah sedang memanggil Ibunya.

Sedangkan di ruang makan, Beliung mengkerutkan dahinya kala mendengar perkataan lantang dari putra pertamanya. "Loh? Ada tamu? Sebentar, ya, Pah. Mama mau cek ke depan." Lantas Wanita itu beranjak, meninggalkan Badai yang berada di dekatnya. 

Beliung menghampiri kedua putranya yang mematung di depan pintu utama. "Kenapa sih kalian ini? Ada—" ucapannya seketika terhenti, melihat seorang perempuan bersembunyi di belakang tubuh Altop. "Hei, ini siapa?"

Altop menarik tangan Glova. "Mah, kenalin ini Glova. Pacar Altop."

"Glova?! Ah! Ini gadis cantik yang namanya Glova?!" Beliung tersenyum lebar, menggapai tangan Glova bersemangat. "Sebentar, kamu? Bukannya kamu yang nolongin saya pas kecopetan itu, ya?"

Glova mengangguk kikuk, membalas senyuman ramah Beliung. "I---iya, Tante."

"Kecopetan?" sentak Altop dan Tornado kompak.

"Ish! Mama kan udah pernah cerita yang nolongin Mama pas kecopetan kemarin itu cewek. Iya ini dia, Glova yang nolong Mama," terang Beliung.

Altop menoleh pada Glova. "Jadi pas lo teriak begal di telfon itu? Lo lagi nolongin Nyokap gue?" 

"Hm." Glova berdehem pelan, menjawab pertanyaan Altop barusan.

"Kenapa nggak cerita?"

"Gue juga nggak tau, kalau Tante ini Nyokap lo," balas Glova.

Beliung menangkup pipi Glova gemas. Ia tersenyum dengan mata sumringah. "Astaga! Astaga! Kamu  cantik sekali, sayang. Tornado pakai baju kamu. Altopan mandi sana! Glova, ayo kamu ikut Mama. Kita siap-siap makan malam!" ajaknya.

"Iya, Tante." Glova tidak melunturkan senyumannya yang manis.

"Panggil saya Mama," titah Beliung dengan nada bicara bercanda.

Glova mengulum senyumnya, mengangguk kikuk merasa canggung. "Eh, iya Mah."

"Ayo kita masuk! Papa! Lihat ini, siapa yang datang ke rumah." Beliung bergegas membawa Glova masuk kedalam rumahnya, meninggalkan Tornado dan Altop yang saling menatap tajam.

ALTOPWhere stories live. Discover now