30

2.1K 151 8
                                    

Win terdiam setelah mendengarkan penuturan Dew yang panjang itu. Otaknya masih mencerna semua perkataan Dew. Hanya satu kata yang bersarang di otaknya sekarang. Kenapa?.

"phi Win.. are you ok?" tanya Dew di seberangnya. Dew nampak khawatir melihat Win yang hanya diam saja.

Bright mengerti, sangat mengerti malah. Pasti Win sangat terkejut. Salah satu orang yang begitu berarti di hidupnya melakukan semua ini.

"Dew.." panggil Win lirih.

"ada apa phi?" sahutnya cepat.

"kau bisa melacak di mana keberadaannya? Sudah hampir sebulan aku belum mengetahui kabarnya. Bisa kau tolong aku mencari tahu keberadaannya?."

"Win.."

"phi Bright, dia adik kecilku. Aku tau dia marah sama aku tapi dia tidak mungkin melakukan ini semua. Pear itu adik kecilku kau sangat tau itu. Aku mohon, tolong aku." suara Win sangat memohon.

Satu tetes air matanya jatuh dari pelupuk matanya. Dengan cepat Bright membawa Win masuk kedalam pelukannya. Bright bisa merasakan tubuh Win saat ini begitu lemah.

Dew yang melihat kondisi Win saat ini merasa sangat bersalah. Ia tidak tau bahwa Pear begitu dekat dengan Win. Namun disisi lain Dew harus melakukannya karena bukan hanya Bright dan Win yang akan terluka, tetapi ada seseorang yang akan terluka juga.

"maafkan aku phi Win. Aku tidak tau jika kalian begitu dekat. Aku hanya ingin melindungi hubungan kalian dan juga seseorang yang sangat berarti untuk ku."

"Dew.."

"iya dia Tontawan, phi Bright. Makanya sekarang aku berada disini. Setelah membaca artikel itu dan bibi menelfon ibuku. Hari itu juga aku langsung memesan tiket ke sini. Tu juga korban disini phi Bright. Aku tau bagaimana dia. Dia tidak mungkin melakukan ini semua."

"apa kau yakin jikalau Tu juga korban disini?" tanya Bright tenang.

Dew mengernyitkan keningnya bingung. "maksud phi Bright?"

"tidak, itu hanya perumpaan saja. Aku hanya tidak mau kau masuk ke dalam perangkapnya juga" jelas Bright.

Win masih saja menangis dalam pelukan Bright. Matanya tidak dapat berhenti mengeluarkan air matanya. Lantas Bright membawa Win keluar dari restaurant ini.

"phi pamit dulu." Bright berdiri dan menuntun Win berjalan keluar dari restaurant itu.

Kini hanya tersisa Dew yang masih setia duduk di tempatnya. Kepalanya masih saja mencerna perkataan Bright sebelum pamit tadi. Hanya suara musik restaurant tersebut menemani diamnya Dew.

Apa mungkin Tontawan juga dibalik semua ini? Tapi bagaimana bisa? Setau Dew, gadis itu hanya gadis yang antisosial, pemalu. Tidak mungkin ia turut andil dalam kejadian ini.

"Sam, tolong lacak semua akses gadis yang saya temui seminggu yang lalu."

***
Seminggu kemudian..

Win masih saja berdiam diri di dalam kamarnya. Kenyataan yang ia ketahui seminggu yang lalu membuat dirinya sangat terpukul. Bagaimana bisa Pear melakukan itu semua.

"Phi Win dari awal Pear menginjakkan kaki di sini, wanita itu sudah menyusun rencana untuk memisahkan kalian berdua. Dan rencananya itu berhasil 9 tahun yang lalu. Kau meninggalkan phi Bright sendirian di Thailand dan pergi ke Jerman bersamanya. Dan sekarang, berita pertunangan phi Bright bersama putri Tantivejakul juga adalah ulahnya"

Perkataan Dew masih saja terngiang-ngiang di kepalanya. Pear yang ia tahu tidak selicik ini. Pear hanyalah gadis kecil yang sering mengganggunya, gadis polos dan juga ceria. Namun sekarang ia berubah menjadi seseorang yang Win tidak dikenalinya.

I am sorryWhere stories live. Discover now