3

2.6K 212 9
                                    

Gais maafkan diriku yang tidak up semalam. Aku ketiduran hehe..

Oh iya, aku mau ucapin makasih banyak atas ucapan birthday-nya.

Happy Reading^^

***


Win tengah menyesap kopinya ditemani dengan berkas-berkas dari C Corp. Matanya begitu intens membaca satu persatu kata yang tertulis disana. Sampai matanya tertuju pada satu nama yang tercetak di sana.

Ceo of C Corp, Bright Vachirawit Chivaaree.

Pergerakan tangannya langsung terhenti. Melihat nama seseorang yang sudah hampir 9 tahun tidak pernah ia temui. Kini tercetak dengan jelas disana.

"phi Brig..Bright" gumamnya tertahan.

Kenapa harus Bright?

Selama ini Win tidak tahu menahu soal C Corp. Semuanya ia serahkan kepada Fah karena ia percaya dengan sepupunya itu. Win hanya tinggal menandatangani proposal itu. Win hanya terima beres saja.

Karena Win begitu sangat percaya dengan sepupunya serta sekretarisnya itu. Fah sangat tau bagaimana kualifikasi dirinya untuk menerima ajakan kerjasama.

Tapi Win tidak percaya jika perusahaannya akan bekerjasama dengan perusahaan Bright. Artinya mereka berdua akan bertemu dalam waktu dekat ini.

Dengan terburu-buru Win mengambil ponselnya yang tak jauh dari jangkauannya. Menelfon Fah untuk membatalkan semua kerjasamanya dengan C Corp.

Tidak butuh waktu lama suara Fah terdengar diseberang sana. Langsung saja Win memberi tahukan jika dirinya tidak menerima kerjasama itu.

Akan tetapi dewi fortuna tidak berpihak padanya. Fah sudah mengabari C Corp jika MK Corp menerima kerjasama mereka.

Belakang kepalanya menegang. "bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan"

Dan Fah juga mengatakan 2 minggu kedepan mereka akan kesini dan membicarakan bagaimana langkah selanjutnya.

"ini tidak bisa dibiarkan. Ini tidak bisa dibiarkan" ujarnya.

"apa yang tidak bisa dibiarkan phi?"

Win tersentak melihat Pear yang sudah berdiri di depan ruang kerjanya dengan membawa nampan yang berisikan kudapan untuknya.

Pear sudah beberapa kali mengetuk pintu ruangan Win tetapi Win tidak menyahut sama sekali. Akhirnya Pear membuka pintu ruangan itu dan mendapati Win yang terlihat sangat takut disana.

"apa yang tidak bisa dibiarkan phi? tolong beritahu aku"

Wajah Win pucat. Pear merasa ada yang tidak beres dari Win. Membuat Pear maju melangkah kedepan meja Win.

"phi Win kenapa? Kenapa wajah phi terlihat pucat?"

"ah tidak apa-apa. aku hanya sedikit kecapean. Sebentar lagi aku akan pergi tidur" Win mengalihkan tatapannya dari Pear. Dirinya tidak jago berbohong di depan Pear.

Pear melihat gelagat aneh dari phinya itu langsung menodongkan pertanyaan yang membuat Win menaikkan langsung atensinya pada Pear.

"apa ini ada hubungannya dengan phi Bright?" tanya Pear yang terus menatap mata Win.

Win gelegapan. Pear tidak boleh tau.

"papiii~" teriakan Kiya yang begitu keras membuat kedua orang dewasa ini mengalihkan atensinya kedepan pintu sana.

Kiya berlari menghampiri Papinya. Win bernafas lega karena Kiya datang ke sini. Kalau tidak Pear akan terus bertanya kepadanya.

"ah sayang princess-nya Papi"

I am sorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang