Devan lagi lagi terkekeh mendengar cerita Zara, selalu ada hal yang gadis itu ceritakan di setiap harinya, entah itu penting atau tidak, yang jelas Zara tak pernah absen untuk bercerita.

Jika di tanya risih atau tidak, Devan akan menjawab tidak. Kenapa? Karena baginya itu hal yang sangat menggemaskan, hal yang selalu menghibur nya, ia senang bisa menjadi tempat cerita, bukan hanya cerita tentang keluh kesah melainkan tentang banyak hal.

Semua hal yang Zara lakukan, akan sangat berarti di kehidupan Devan.

Tangan lelaki itu terulur guna merapikan rambut Zara, gadis itu kini sedang asik memakan cemilan di tangannya.

"mau?" Zara menoleh kesamping, pergerakan Devan terhenti sampai akhirnya lelaki itu mengangguk.

Zara langsung menyuapinya dengan keripik.

Lihat saja, hal kecil seperti ini mampu memporak porandakan hati Devan, sampai sampai rasanya ia ingin terbang menembus langit ke tujuh dan membawa planet saturnus ke bumi.

Terlihat lebay namun itu yang di rasakan Devan.

Kadang ia bertanya tanya, apakah Zara mencintainya sedalam ia mencintai Zara? Devan yakin gadis itu masih sebatas mencintainya sewajarnya saja.

####

Raja meminum gelas ke empat, lelaki itu menatap beberapa orang yang tengah meliuk-liuk membentuk kerumunan.

Telunjuk nya bergerak mengetuk gelas mini, kemudian ia kembali menuangkan alkohol dan menenggaknya hingga kandas.

Beberapa gelas ia tenggak, sampai akhirnya kesadarannya mulai pudar, kepalanya pusing, badannya terasa ringan.

Raja menatap temannya yang duduk di samping, kemudian terkekeh tiba-tiba.

Bayangan Zara melintas di otaknya.

Perlahan Raja melangkahkan kaki, mengabaikan teriakan temannya yang terdengar samar-samar.

####

Malam ini Zara berjalan seorang diri menuju rumah, ia baru saja membeli stok cemilan untuk bulan ini. Devan pamit entah kemana, Zara tidak mempusingkan hal itu.

Udara lumayan dingin sampai menusuk tulang.

Ah Zara ingin cepat sampai saja sekarang, Bisa-bisa ia Flu jika terus berada di luar.

Langkahnya terhenti kala mendengar suara motor berhenti di sampingnya, Zara menoleh.

Sempat menaikan alis pada Raja yang tengah duduk di atas motor, lelaki itu tak memakai helm di kepalanya, matanya sayu.

Zara sempat mundur saat Raja turun dari motor dengan sempoyongan, bisa Zara tebak jika lelaki itu tengah mabuk saat ini.

Di tatapnya jalanan yang sudah sepi.

Zara menelan salivanya.

"Zar." Suara Raja begitu berat, lelaki itu berjalan mendekat hingga membuat pergerakan Zara terhenti saat membentur tembok sebuah toko yang tutup.

Perlahan tubuh keduanya menjadi dekat, mengikis jarak yang menjadi penghalang.

Zara sempat memalingkan muka ke samping saat aroma alkohol menyeruak ke indra penciumannya. Sungguh Zara bingung saat ini, Raja sudah mengukurungnya dengan kedua tangan.

Dagu Zara di gerakan guna menghadap lelaki itu, Zara kembali menelan saliva saat menyadari wajah keduanya yang begitu dekat.

Zara menatap manik mata Raja, gadis itu cukup takut namun juga tak bisa memberontak saking gemetarnya.

"gue suka sama lo." Raja berujar pelan, aroma alkohol kembali menyeruak.

Wajahnya memiring dan mulai mendekat.

Zara membeku saat bibir keduanya menempel, Gadis itu hanya diam saat Raja melumat bibirnya pelan.

Hingga akhirnya seseorang melayangkan pukulan yang membuat Raja tersungkur ke tanah.

Raja yang hendak bangkit malah kembali tergoler, seseorang memukul nya secara brutal. Raja terlihat diam saja karena lelaki itu masih mabuk.

"Dev udah!" Zara menjerit histeris saat kekasihnya itu memukul Raja bak orang kesetanan.

Di tariknya baju Devan dengan pelan, namun lelaki itu masih brutal memukuli lawan.

Hingga saat pelukan Zara mendarat di punggungnya, Devan terhenti saat itu juga, membalik badan menatap Zara dengan nyalang.

TBC

Ga di baca lagi, kalo ada typo tandai ya.

ObsessionWhere stories live. Discover now