"gue kira lo miskin,  taunya gue yang miskin." Katanya di akhiri tawa.

"jangan bilang hal ini ke Zara."

Mendengar hal tersebut membuat Raja menghentikan tawanya,  terlihat wajah kebingungan yang Raja tampilkan,  namun setelah itu ia merubah wajah tak peduli,  toh bukan urusannya juga.

Di sisi lain Devan menelan salivanya saat merasakan pusing hebat yang menerjang kepalanya,  tangannya terkepal.  Bukan karna emosi melainkan karena rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya.

Lelaki itu terbatuk,  Raja membulatkan mata kala darah keluar banyak dari mulut musuh barunya itu, melihat temperamen Devan, Raja memutuskan untuk menjadikan lelaki itu musuh barunya.

Raja mendekat,  lelaki itu hendak menolong namun terurung saat Devan menahannya dan menatap lelaki itu dengan tajam.

Raja berdecak, kesal. Ia merutuki dirinya yang keluar dari persembunyian karena merasa risih dengan Devan yang semakin menggila.

Raja membiarkan Devan melangkah pergi dengan tertatih,  sepertinya lelaki itu kesakitan. Tapi Raja tak peduli,  toh di tolong saja tidak mau. 

Namun perkataanya ia urungkan kala Devan langsung ambruk setelah mengambil beberapa langkah. Raja menghela nafas.

"Dasar batu!" Umpatnya kemudian berjalan mendekat.

####

Zara terbangun dari tidur nya,  gadis itu menelisik kamar.  Ada yang kurang.

Zara melangkah keluar menuju dapur, kemudian berganti ke kamar tamu dan terakhir halaman rumah.

Namun dirinya tak juga menemukan Devan di mana pun,  pada akhirnya gadis itu mendudukan diri di teras rumah.

Pikirannya tak henti memikirkan Devan,  gadis itu menggigit kukunya tanpa sadar sudah setengah jam ia melamun.

Keningnya mengkerut mendapati sosok familiar yang menuju ke rumahnya.

"Raja?" Zara menggumam pada diri sendiri, matanya kemudian membola dan lekas bangkit dari duduk.

Ia langsung berlari mendekat saat menyadari yang di bonceng Raja adalah kekasihnya,  jangan lewatkan tubuh lelaki itu yang bersimbah darah dan kepala yang di perban.

Raja memberhentikan motornya,  matanya menatap fokus pada Zara yang terlihat cemas.  Ah gadis itu selalu saja terlihat cantik,  bahkan dengan pakaian tidurnya saat ini. Perlahan Raja menyunggingkan senyum.

Ia ikut turun mengikuti Zara yang menuntun Devan memasuki rumahnya.

"oh iya,  kamu sini masuk." Titah Zara saat mendapati Raja yang hanya berdiri di depan pintu.

Zara bergegas mengambil minum dan duduk di samping Devan.

  "di minum dulu." Katanya yang di angguki Raja.

Zara mengalihkan pandangannya pada sang kekasih, di usapnya kening Devan yang terbalut perban, ia menangis.

"kan aku udah bilang,  jangan luka lagi!  Jangan luka lagi!"

Devan hanya terkekeh saat gadisnya itu menangis,  Devan suka jika Zara menangisinya,  ia suka Zara mengkhawatirkan keadaanya.

Devan bergerak guna mengecup pipi Zara sekilas,  membuat tangis gadis itu terhenti.

Kini wajahnya sudah memerah, Zara beralih menatap Raja yang terlihat memalingkan muka.  Gadis itu membiarkan tangan Devan bergerak menghampus air matanya.

"em kalo boleh tau,  dia kenapa?" Zara membuka topik,  Raja yang semula memalingkan muka karena kesal kini kembali menatap Zara.

"aku ke tabrak sayang." Bohong Devan membuat Raja langsung menatapnya.

Raja hanya menghela nafas.

"kamu nabrak dia?!" Sontak perkataan Zara membuat Raja membola,  ia hendak menjawab namun Devan mendahuluinya.

"dia yang nolong aku," Devan memotong ucapannya, ia menatap Raja dengan datar.

"dan lo,  abisin tuh minum,  sebelumnya makasi dah nolong,  setelah itu lo bisa pergi." lanjut nya membuat Zara menaikan alis.

"kenapa di suruh pergi? Dia kan udah nol-" Perkataan Zara terhenti saat telunjuk Devan menempel di bibirnya, lelaki itu mengisyaratkan Zara untuk tetap diam.

Di sisi lain Raja berdecak,  ia meminum air di meja yang langsung di teguk hingga kandas. Setelahnya lelaki itu langsung keluar rumah tanpa berpamitan, ia kesal.  Lelaki bernama Devan benar benar tidak tau diri dan menyebalkan.

Raja jadi ingin cepat baku hantam denganya.

Seharusnya Raja memukulnya sejak tadi,  namun lelaki itu mengurungkan niatnya,  ia hanya ingin Devan babak belur olehnya, bukan tambahan dari orang lain.


ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang