30. Tragedi masa lalu

294 33 1
                                    

Vote sama komen:)

* * * *

"

Queen!"pekik Alisa membuat sang empu langsung menoleh.

"Kak Alis, kenapa?"jawabnya saat Alisa menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Ikut gue cepetan!"ia menarik lengan Queen yang tadinya asik nyiram bunga-bunga.

Di dalam rumah Alisa sebuah laptop milik Alisa diarahkannya kearah Queen. Sebuah video terputar.

"Gue udah berhasil perbaiki plashdick yang lo kasih kemarin. Lo liat sendiri deh!"ujarnya membuat dahi Queen berkerut. Ia langsung mengamati cctv tersebut.

Flashback on

Kejadian 2 tahun lalu.

"Queen, nih! Minum,"ujar Devan memberikan segelas minuman kepada Queen. Queen menerimanya dengan senang hati. Meneguk habis minuman tersebut bersulang dengan Devan.

"Queen, lo tunggu disini dulu gue mau ke belakang."Kata Devan.

"Jangan lama-lama!"teriak Queen dibalas ancungan jempol oleh Devan.

Disisi lainnya.

"Loh. Mas, dua gelas minuman yang diatas meja ini kemana?"ujar seseorang yang cukup dikenali oleh Queen. Salsa.

Pelayan di klub itu menunjuk kearah Queen. "Di ambil temen cowoknya perempuan itu mbak. Udah diminum sama mereka,"ujarnya.

"Shit!"umpat Salsa. Ia bergegas menghampiri Queen. "Queen!"

"Sal? Loh, lo disini juga?"tanyanya bingung.

Detik berikutnya Queen langsung memegangi kepalanya yang berat. Kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya karena penglihatannya buram. Salsa berkali-kali memanggil Queen namun Queen tidak menghiraukan. Sampai Queen langsung pingsan dipelukan Salsa.

Salsa membawa Queen pergi dari klub. Namun Devan tak kunjung datang. Disisi lainnya Laksa waktu itu ke klub mencari Melani, kekasihnya yang ia ketahui tengah di klub.

Entah yang terjadi apa antara Devan dan Melani hingga mereka bisa berada di satu kamar. Dari cctv yang dilihat Queen Melani keluar kamar itu tidak sadarkan diri di gendong oleh Laksa. Sedangkan Devan entah tak kunjung terlihat lagi setelah usai berpamitan kepada Queen.

Flashback off

Mata Queen membulat usai melihat cctv tersebut. "Sial! Cctv di kamar itu gak ada Al. Gue yakin banget dikamar itu ada Devan. Cuman, gue gak yakin Devan sama Melani sampai gituan, sebab! Dari durasi cctv-nya hanya berjarak beberapa menit, sedangkan pengaruh obat tidur itu sudah bekerja lima menit sebelum Devan menghilang."Jelas Queen sambilan menggigit bibirnya.

"Dan lagi. Kak Laksa datang sekitar lima belas menit gue pergi dari klub. Artinya Melani baik-baik aja, kan? Devan jujur sama gue artinya Al! Dia gak apa-apain Melani. Terus kenapa kak Laksa bilang Melani trauma sampai harus dirawat ke psikiater segala? Aneh, kan, menurut lo? Sial,"kesalnya menggebrak meja.

"Sabar,"kata Alisa menahannya. "Gue juga ngerasa ada yang janggal sih. Gue dukung lo kali ini. Dan ... Mending lo teliti liat rekaman yang sewaktu kak Laksa bawa Melani pergi deh,"ujar Alisa kembali mengulang rekaman cctv tersebut.

"Berhenti-berhenti!"tekan Queen langsung menjeda rekaman cctv-nya. "Kak Agianta?!"kagetnya memperbesarnya, melihat sosok cowok yang tersenyum menatap kepergian Laksa dan Melani. "Kak Agianta kenapa muncul setelah kak Laksa pergi?!"

"Itu yang jadi pertanyaan gue,"kata Alisa mengigit bibirnya.

"Gak mungkin, kan, kak Agianta pelakunya?"tanya Queen melirik Alisa. Alisa mengangkat bahunya kurang yakin soal itu.

"Dan, dan artinya yang bawa gue ke taman dekat rumah lo itu ... Salsa?!"

Alisa mengangguk. "Yaps. Kayaknya gitu Queen. Artinya Salsa yang nyelamatin elo. Cuman pertanyaannya adalah, kenapa Salsa buat dua gelas minuman dan ditaruh obat tidur? Emang tuh minuman mau dia kasih sama siapa? Dan kenapa juga setelah kejadian itu Salsa benci banget sama lo?"

"Jawabannya ada dua. Pertama karena gue sama Devan minum minuman yang dia kasih obat tidur itu, dan bisa jadi itu membuat rencananya gagal, kan? "Raut diwajah Queen berubah menjadi datar.

"Atau ... Karena Melani?"sambung Alisa juga.

Alisa dan Queen saling menerka-nerka. Berkutat pada pikiran mereka masing-masing. Hingga 3 detik berikutnya mereka berdua saling memandang satu sama lain. Seolah isi pikiran mereka saat itu isinya sama.

"Sial!"umpat Queen. "Kita harus cari tahu dimana Melani sekarang! Sebab, ada yang mencurigakan disini."

"Kak Laksa!?!"kompaknya berdua langsung mencabut plashdick itu kemudian berlari menuju rumah sampingnya. Rumah Queen and Laksa.

* * * *

Laksa diam usai melihat rekaman cctv yang dikasih tau Queen sama Alisa.

"Gue udah tau soal itu. Tapi kalian salah kalo ngiranya Agianta pelakunya,"jelas Laksa menghela nafas berat. "Agianta justru ke klub itu nyari lo Queen. Cuman lo keburu menghilang,"katanya menjelaskan.

"Jadi ... Artinya kak Laksa sama kak Agianta ke klub itu barengan?"tanya Queen dibalas anggukan oleh Laksa.

"Waktu itu gue cari Melani dan Agianta cari lo. Kita tau kalian di klub karena yang chat kita itu lo sendiri Queen,"jelas Laksa menatap Queen.

Queen mengernyit kemudian menggeleng tak percaya. "Sumpah! Bukan gue. Handphone gue aja hilang malam itu kak. Mana mungkin gue yang kirim chat itu ke kalian. Handphone gue di jambret, gue sendiri gak tau siapa pelakunya. Tapi sebelum gue di jambret nomor asing chat gue, katanya Devan ada di klub itu sama cewek, padahal Devan sama gue, Devan gak di klub,"jelas Queen juga.

"Trus kalo dia gak ke klub yang sama lo di cctv itu siapa dong?"tanya Alisa.

"Ya itu memang Devan Al. Kita memutuskan ke klub setelah gue di jambret buat nenangin otak gue."Jawab Queen.

"Terus. Kalian cari Melani buat apa?"tanya Laksa.

Queen mendesah panjang. "Ada beberapa hal penting yang mau gue tanya sama dia. "

"Melani lagi setres Queen, mana bisa dia jawab pertanyaan lo?"jawab Laksa membuat Queen kesal.

"Justru itu. Gue mau cek apa dia setres beneran atau sekedar tipuan doang cuman buat caper sama lo!"jawabnya bersedekap dada. "Lagian gue gak bakal apa-apa'in pacar kesayangan lo itu. "Lanjutnya.

"Oke."Laksa mengangguk. Kemudian berdiri berjalan masuk kedalam kamar. Beberapa menit ia kembali menghampiri Queen dan Alisa.

"Alamatnya,"ujarnya memberikan kartu nama Melani. Queen mengangguk berterimakasih.

"Gue pergi dulu,"pamit Queen mencium punggung tangan Laksa.

Laksa mengangguk. Sebelum Queen benar-benar pergi Laksa memanggilnya sedikit dengan nada menekan namun serak.

"Queen."

Gadis itu menoleh menatap wajah datar Laksa yang juga menatapnya.

"Hati-hati."Ujarnya penuh dengan sebuah arti besar. Queen sendiri mengernyitkan alisnya bingung, namun ia tidak bertanya dan hanya mengangguk saja.

Laksa menatap kepergian Queen dari sana. Kemudian ia sendiri menyeringai menaikkan sudut bibirnya keatas bak psikopat.

"Tidak baik terlalu tau begitu dalam Queen,"gumamnya pelan. "Tapi sepertinya kamu begitu ingin tahu ya?"kekehnya memijit pelipisnya.

"Rik."

Secepat kilat seperti bayangan hitam seseorang muncul dihadapannya.

"Ya tuan?"jawabnya sedikit menunduk mengenakan jubah hitam.

"Awasi dia."Ujarnya. Ia menunduk menatap lantai. "Jangan buat dia mendapatkan informasi apapun."Tekannya. Kemudian ia mengangkat kepalanya menatap lurus kedepan. Datar, dingin dan mengerikan itulah ekpresi Laksa.

"Bunuh dia."

Warm me with your love [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz