Ruangan musik tampak sangat estetik dengan cahaya kejinggaan yang timbul dari matahari yang sudah berubah warna menerobos masuk lewat jendela.

Harum parfum white floral yang dipadukan dengan aroma green hingga mencipta aroma bunga berembun di pagi hari tercium dari Akira terbawa hembusan angin yang berasal dari jendela tadi yang sengaja Akira buka.

Oktav suka dengan aroma parfum Akira. Harumnya menenangkan. Bahkan sepertinya semua orang akan sama-sama suka dengan aroma parfum itu.

"Ayo mainkan," pinta Oktav tak sabar ingin mendengar permainan piano Akira.

Akira meletakan tangannya di atas tuts. Sebuah lagu mulai mengalun merdu dihasilkan oleh jari - jari lentik milik Akira yang menjadi backsound sekolah di sore hari.

***

"Anak - anakku yang pahit, eh maksud saya yang manis silakan kembali duduk di meja masing - masing. Jangan sampai ini buku absen saya banting ke meja lagi oke!" Firza duduk dengan santai di singgah sananya memperhatikan para siswa yang semula bercanda ria mulai duduk ke bangku mereka masing - masing siap mendengar ceramah pagi dari Firza.

Firza menarik nafas dengan Panjang kemudian mulai menampilkan sorot mata yang serius tanda ceramah paginya kali ini akan membahas topik yang berat.

"Kalian udah tahu kan kalau sekolah kita akan mengadakan festival dalam waktu dua bulan ke depan? Tahun ini kelas kalian akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu!"

Kelas yang tadinya sepi kini berubah menjadi agak ricuh dengan ucapan - ucapan keterkejutan para siswa dengan berita yang tadi disampaikan oleh Firza.

"Bukan hoax kan pak? Kalau berita yang tadi hoax bakalan kena azab loh!" ucap Arisa memastikan kalau berita tadi dapat Firza pertanggungjawabkan kebenarannya.

"Apa untungnya buat saya!"

"Nanti masing - masing orang tentuin aja mau ikut lomba apaan? Ingat ya, semua lomba harus keisi. Untuk itu, kalian atur aja gimana baiknya, tapi yang jadi masalah buat acara puncak kita mau tampilin apaan? Terus kelas ini bakalan ngadain apa? Ada saran?"

Oktav melihat Akira yang duduk di sampingnya. Tanpa sadar tangan Oktav terangkat ke atas.

"Ya Oktav? Kamu ada saran!"

Kini semua anggota kelas melihat ke arah oktav.

"Akira bisa main piano." Tatapan itu sekarang berubah ke arah Akira.

"Ekhem, jadi ini aku yang bakalan tampil di acara puncak?"

"Kalau kamu enggak keberatan? Bagaimana yang lain? Kalian pada setuju?"

"setuju!"

"Oke, sekarang yang kelas mau ngadain apa?"

"Cafe cosplay!" jawab Abas dengan semangat. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba semua anak-anak dikelas menyetujui ide nyeleneh dari Abas.

Firza memijit keningnya lelah.

Penampilan untuk acara pentas seni sudah diputuskan. Akiralah yang akan jadi bintang utama sebagai pianis kelas. Untuk acara, kelas 12 D akan membuka cafe cosplay. Terdengar agak nyeleneh tapi tak apa.

Berita tentang kelas 12 D yang ikut serta dalam kegiatan festival sekolah seketika menjadi tranding topik di sekolah, mengalahkan berita kencannya ketua OSIS yang tidak dibolehkan pacaran malah menjalin hubungan dengan sekretarisnya.

Nama Akira juga menjadi banyak dijadikan topik ghibah setelah ia resmi mengantarkan formulir pendaftarannya utuk main piano karena selain dia, ada juga yang mendaftarkan diri dari kelas 12 A, Horizon. Keduanya akan tampil membawakan alat musik melodis itu dalam kurun waktu dua bulan ke depan.

***

Parfum si Akira🤣

Senin 14 Februari 2022Have a nice day23

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senin 14 Februari 2022
Have a nice day
23.03
See you :)

Kelas Siluman Where stories live. Discover now