PART 27.HEXAGRAM 3

Start from the beginning
                                    

"Ayo,Dee..masuk saja,kenapa jadi canggung?"

Ajak Wina dengan senyum.Agar Adela masuk kamar Azzam.Adela menatap Arry dulu.Arry mengangguk.Mengantar istrinya masuk kamar Azzam.
.
.
🍁
🍁
.
.
Nyaris air mata Adela jatuh melihat Azzam yang terbaring tanpa daya.Tapi tetap berusaha tersenyum pada Adela.

"Maafkan Adela,Mas.."

Akhirnya terceplos juga kalimat itu.Di iringi dekapan erat berbaur air mata.Azzam tersenyum.Membiarkan Adela rebah di dadanya dengan air mata tumpah.

"Harusnya mas yang minta maaf,Dee.."

Bisik Azzam jujur.Ia merasa sangat kehilangan adiknya setelah benar-benar tidak berdaya.Ia merasa hampa,tidak berdaya,lemah,tak bisa apa-apa.

Harusnya ia menjaga hubungan emosional dengan satu-satunya keluarga yang bisa menerima pernikahannya dengan Wina.

"Kenapa mas bisa kayak gini?Apa kata dokter?Bisa pulih gak?"

Berondong Adela sambil menjamahi tangan Azzam yang lumpuh.Kok bisa stroke sih?Apa karena marah pada Adela?

"Bisa,Dee..hanya butuh waktu."

Jawab Azzam dengan senyum.Meski ia sendiri heran dengan kodisinya.Setahu Azzam stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang akibat mengalami penyumbatan,atau pecahnya pembulu darah .Tanpa darah otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi.Hingga sel-sel di area otak  yang terdampak akan segera mati.

Tapi ia masih bisa bicara normal tidak cadel.Hanya lumpuh saja.Kadang kondisiya memburuk kadang membaik.Kadang ia bisa menggerakkan tangan dan kaki tapi kadang juga tak bisa.

"Bagaimana kandungan kamu?"

Azzam bertanya sambil menatap perut Adela.Adela tersenyum,mengelus perutnya sambil menjawab.

"Baik,Mas.Ini calon keponakan mas."

Ucap Adela sambil membawa tangan Azzam untuk menyetuh perutnya.Azzam tertawa,matanya berbinar bahagia.

Arry hanya mampu menelan ludah dengan susah payah.Bagaimana harus ia jelaskan bahwa di dalam sana adalah Rudira?Bukan janin?

Di biarkannya istrinya melepas rindu dengan Azzam.Arry hanya tersenyum sambil memijati tangan Azzam.Mbak Wina sengaja melumpuhkan syaraf-syarafnya.Sambil ia obati dengan caranya sendiri.

Ia juga menjawab dengan santun pertanyaan Azzam seputar pekerjaannya.Seolah terlupakan begitu saja insiden pengusirannya dulu.

.
.
🍁
🍁
.
.
"Bener,Om..mama jadi aneh.Tiba-tiba menyukai simbul hexagram mulai dari jam dinding,lampu,anting."

Cerita Zaheen antusias saat bersama Arry di gazebo belakang rumah.Arry hanya mengiyakan dengan senyum.Tidak mungkin ia bercerita pada Zaheen bahwa itu bukan Wina.

"Auranya dingin,Om.Jenny emang gak bisa lihat.Tapi Jenny bisa merasakan."

Cerita Jenny pula.Arry hanya menanggapi seperlunya dan sekedarnya.Tak mungkin ia melibatkan anak-anak dalam urusan sebesar ini dan serumit ini.Terlalu berbahaya.

"Benar,Mas..saya juga kesulitan kemari.Baru bisa sampai setelah baca ayat-ayat suci."

Tiba-tiba Mirna muncul dari pintu belakang.Dan menghampiri mereka.Berubah memanggil Arry dengan embel-embel "mas"sebagai penghormatan karena jadi adik ipar majikannya.

Ia mengajak Arry menjauh dari anak-anak.Bercerita bahwa ia merekam Wina yang memasukkan sesuatu ke dalam minuman Wina.Tapi...

"Sudah aku duga,Mbak."

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Where stories live. Discover now