25. Confession

4.3K 604 39
                                    

"Hai, Jen"

Merasa di sapa, Jennie pun menolehkan kepalanya ke asal suara. Ia melihat seorang pria yang berdiri tepat di samping kursinya.

"Hmm, hai" balas Jennie malas.

"Boleh gue duduk?"

"Hmm"

Jennie seketika risih saat pria yang sebenarnya tidak ia kenal duduk di kursi milik Lisa. Sang pemilik kursi saat ini tengah membeli minuman juga makanan ringan untuk dirinya bersama para sahabatnya.

Karena Jennie sedang di masa-masa periodnya. Ia menjadi malas untuk berjalan apalagi sekedar beranjak dari kursinya. Alhasil Lisa lah yang pergi membelikan makanan untuknya.

"Gue Malvin dari Ipa-4, salam kenal" ujar pria tersebut sambil mengulurkan tangannya kearah Jennie.

"Hmm, Jennie" jawab Jennie tanpa membalas uluran tangan Malvin.

"ANJIR SI LISA DI GODAIN MULU DARI TADI"

"TUKERAN HIDUP YOK LIS, GUE MAU BANGET DAH JADI LO"

"KALO GUE JADI LO, GUE MAH UDAH GONTA-GANTI PAS—Wow, ada target baru nih kayaknya. Lisa mending lo sama si Younjung aja udah" ucap Doyeon.

Jennie memutar kedua bola matanya malas. Ia kemudian menatap kearah Lisa yang sepertinya tak peduli.

Gadis bermata hazel itu menaruh burger, air putih juga teh manis hangat di atas meja Jennie. Setelahnya ia pergi dan duduk di kursi kosong samping Hoyeon.

"Pantes aja gak di tembak-tembak ya tsayy" julid Jisoo alisnya yang naik turun.

"Udah lah Lis lo sama si dedek gemes waktu itu aja. Cocok sumpah, mana dia cantik banget uhhh gemes deh" kata Doyeon sambil menggoyangkan kedua tangannya.

"Lislis, Ojeh boleh minta nasi goreng punya Lislis tidaak?" tanya Rose dengan kedua tangannya yang di penuhi oleh makanan.

"Eum? Lo mau? Ambil aja nih"

"Ihhh Lislis baik banget deh, makasih yaah"


BRAK


Jennie dengan tiba-tibanya mengebrak meja. Gadis bermata kucing itu sepertinya sangat marah saat ini.

"Kenapa, hmm?" tanya Lisa yang sudah berada tepat di samping Jennie.

Tak menjawab, Jennie malah memeluk pinggang Lisa dengan sangat erat dan menyembunyikan kepalanya di perut rata milik Lisa.

"Perutnya makin sakit?" tanya Lisa, namun Jennie masih saja diam.

"Mau pulang terus nanti gue kompres pakai botol air hangat atau lo mau ke dokter, hmm?"

Perlahan Jennie melepas pelukannya dari Lisa dan menghadap kearah para sahabatnya.

"Gue tau masalalu gue memang jauh dari kata sempurna. Setiap ada seseorang yang dekat sama gue, kalian pasti selalu nuduh gue yang aneh-aneh. Padahal gue cuma diam, bicara sewajarnya dan gue sama sekali tidak memberikan harapan pada orang tersebut. Hati gue sudah tau, siapa pemiliknya. Jadi, stop nuduh gue yang aneh-aneh, apalagi sampai menyuruh Lisa dekat dengan gadis lain. Karena gue juga punya hati" ucap Jennie panjang lebar.

Jisoo, Rose, Hoyeon dan Doyeon terdiam mendengar perkataan Jennie. Setelah itu Jennie beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja dari kelas.

"Dia butuh waktu untuk sendiri" ujar Lisa saat Jisoo ingin mengejar Jennie.

Malvin yang sejak tadi hanya duduk terdiam pun seketika berjalan pergi dari dalam kelas.

"Lo gak kejar Jennie, Lis? Gue takut nantinya malah Malvin yang tenangin dia" kata Hoyeon.

"Hmm" ujar Lisa dengan melangkahkan kakinya keluar kelas.




🌼____🌼____🌼



BRUGH

BYURR


Bahu Lisa tiba-tiba saja tertabrak seseorang yang berjalan berlawanan dengannya.

"Maa—maaf Ka"

"Punya mata kan?!" kesal Lisa karena seragam putihnya terkena tumpahan minuman coklat.

"Bi—biar saya ban—bantu bersihin Ka" gugup gadis tersebut.

Tangan gadis itu mulai menyentuh bahu kanan Lisa tapi, dengan cepat Lisa menepisnya.

"Gak perlu, gue bisa sendiri" kata Lisa yang kemudian berjalan meninggalkan gadis tersebut.

"Yaishhh" geram Lisa sambil menepuk-nepuk bahu kanannya agar noda dari minuman itu memudar.

Saat Lisa ingin menuju parkiran mobil. Ia sempat melihat Jennie yang sedang duduk bersama Malvin. Hingga pandangan keduanya bertemu. Namun, Lisa memutuskannya terlebih dahulu dan berjalan cepat menuju mobilnya.

Lisa sudah duduk dengan nyaman di dalam mobilnya. Ia juga sudah meminta salah satu bodyguard nya untuk membelikan seragam baru. Karena ia tak mungkin menggunakan seragam yang sudah terdapat noda coklat di bagian bahunya.



TOK TOK



Kaca mobil Lisa di ketuk beberapa kali dari luar. Awalnya Lisa mengira jika itu adalah bodyguard nya. Tapi saat ia menurunkan kaca mobilnya, ia melihat Jennie yang sedang menatapnya.

"Aku bocor" lirih Jennie dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca.

"Pulang aja yah" kata Lisa sambil mengusap lembut pucuk kepala Jennie.

"Baju kamu kenapa kotor gitu?" tanya Jennie yang menunjuk bahu kanan Lisa.

"Ketabrak sama orang" jawab Lisa apa adanya, lalu ia membuka pintu mobilnya dan otomatis Jennie memundurkan langkahnya.

"Malvin tadi peluk aku, Li"

"Hmm"

"Kamu marah?"

"Enggak, buat apa juga? Kita kan gak ada status" ujar Lisa dengan senyum lirihnya.


DEG



"Tapi kita saling mencintai" lirih Jennie.

"Hmm"

Lisa kemudian berjalan kearah belakang Jennie. Benar saja, ada bercak darah yang terlihat di rok Jennie. Tidak banyak namun itu cukup terlihat jelas.

"Masuk ke dalam, biar gue yang izin ke guru piket" kata Lisa menuntun Jennie ke kursi samping pengemudi.

"Nanti mobil kamu kotor" ucap Jennie saat Lisa membukakan pintu.

"Gak papa nanti bisa di bersihin"


CHUP


"Makasih yaa" ucap Jennie setelah ia mengecup lembut pipi Lisa.

"Jen"

"Iyaa?"

"Gue rasa, gue gak bisa terus-terusan kayak gini sama lo. Gue rasa gue harus bilang ini sekarang ke lo, Jen"

"Apa? Kamu gak akan ninggalin aku kan? Kamu gak akan pergi gitu aja dari aku kan, Li?!"

Lisa menggelengkan kepalanya berkali-kali. Lalu ia mengambil kedua tangan Jennie untuk ia genggam dengan lembut.

"Gue mau, lo jadi pacar gue!"








🌼____🌼____🌼









AKHIRNYA.........

DITERIMA GAK NIHHH TSAYY???

KONFLIK AKAN TETAP ADA, KALIAN TENANG AJA XIXIXI




TBC🌼☁️

My Play Girl (End) Where stories live. Discover now