7. Sakit

5.6K 655 21
                                    

Lisa menaruh kasar stik gamenya. Jujur saja, pikirannya terus menerus tertuju pada Jennie. Sebenarnya ia mengikuti taksi online pesanan Jennie. Hingga ia tahu jika saat ini Jennie berada di apart Jisoo.

"Gue yakin lo bisa berubah Jen" gumam Lisa.

Dengan satu gerakan cepat kini Lisa sudah berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari mansion. Orang tuanya sedang tidak ada dikarenakan perjalanan bisnis ke luar negeri.

"Bi, Lisa ke supermarket bawah dulu ya sebentar"

"Mau beli apa non? Bukannya stok makanan juga minuman masih banyak ya?"

"Iya bi, tapi Lisa mau jalan aja sekalian cari angin"

"Ohh yaudah atuh non, jangan sampai malam tapi yah"

"Siap bi"

Lisa mencium punggung tangan wanita yang tak lagi muda itu. Lalu ia berjalan keluar menggunakan motor yang sudah lama berada di garasi.

Udara sore menjelang malam sungguh membuat Lisa tenang. Jalanan juga sedikit ramai karena jam pulang kantor.

"Dia gak lagi nangis kan?" pikir Lisa sambil membelokan motornya ke supermarket.

Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku hoodienya. Berjalan santai masuk ke dalam supermarket, Lisa menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri.

"Ka Lisa" panggil seseorang dari arah belakang.

Perlahan Lisa menolehkan kepalanya. Ia melihat Younjung, adik kelasnya. Gadis itu berjalan mendekat kearahnya dengan senyum manis yang terukir dibibirnya.

"Cari apa?" tanya Younjung basa-basi.

"Gak tau"

"Ohh, sendiri aja Ka?"

"Hmm, mau nemenin?" dengan cepat Younjung menganggukkan kepalanya.

"Lo?"

"Younjung, Ka"

"Bukan, lo cari apa?"

Younjung menghela nafasnya. Kenapa tidak dari awal dia bertanya seperti itu padanya. Hufftt, kan sedikit malu rasanya.

"Ini Ka say—"

"Gue lo aja"

"Eum, okey. Gue lagi cari obat pereda nyeri Ka" Lisa mengerutkan keningnya bingung.

"Datang bulan?" tanya Lisa lalu Younjung menganggukkan kepalanya.

"Kalo Kakak lagi cari apa?"

"Cari angin"

"Apasih Ka" kekeh Younjung.

Keduanya terus berbincang kecil. Sampai saat di kasir Lisa bertemu dengan Hoyeon.

"Lah lo Lis? Gue kira siapa tadi" ujar Hoyeon yang bersebelahan dengan Lisa.

"Belanja bulanan lo?" tanya Lisa yang melihat belanjaan Hoyeon yang cukup banyak.

"Enggak, ini gue sama yang lain mau pesta kecil-kecilan buat hibur Jennie di apartnya Jisoo" jelas Hoyeon.

Kembali teringat dipikiran Lisa tentang kejadian tadi. Ia juga tak tega meninggalkan Jennie begitu saja saat di Cafe.

"Lo berduaan nih sama si adek kelas?" bisik Hoyeon.

"Gak sengaja ketemu" Hoyeon menganggukkan kepalanya, mengerti.

"Gue bayar duluan yah, Li"

"Hmmm, iya Hoy. Titip salam buat yang lain"



🌼____🌼____🌼



Hoyeon membuka pintu apartemen milik Jisoo. Disana sudah ada para sahabatnya yang mungkin menunggu dirinya untuk makanan dan juga minuman.

Ia sekilas melirik kearah Jennie yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosongnya. Gadis itu benar-benar hancur tak jarang ia juga melihat air mata Jennie yang menetes tapi segera dihapus oleh sang pemiliknya.

"Lo gak mau makan Jen? Ada banyak makanan tuh, lo mau apa biar gue ambilin?" tanya Hoyeon tapi Jennie menggelengkan kepalanya.

"Gue gak tau mau jelasin apa ke Mamah. Dia pasti akan lebih hancur dibandingkan gue" lirih Jennie begitu saja.

Hoyeon mengerti, ia pun mengusap lembut punggung Jennie. Ini kali kedua dirinya melihat Jennie hancur dan menangis seperti sekarang.

Setelah dirinya tak diakui oleh kekasihnya dulu. Kini ia mendengar secara langsung Papah kandungannya bersetubuh dengan wanita lain. Sungguh, Hoyeon tidak mengerti jalan takdir Tuhan yang begitu di luar dugaannya.

"Tadi si Hoyeon liat Lisa sama adek kelas yang tadi itu di supermarket berdua" ujar Doyeon, walaupun pelan tapi Jennie bisa mendengar itu.

"Lagi pendekatan kali tuh si adek kelas" balas Rose.

"Udah jangan berisik mending lanjut makan" sela Jisoo.

Hoyeon menoleh kearah Jennie dan tatapan keduanya bertemu.

"Lo liat Lisa sama Younjung?"

"Hmm, gak sengaja ketemu tadi"

"Mereka berdua?"

"Yaa, mereka berdua"

Jennie tersenyum lirih, seseorang yang ia harapkan berada disampingnya saat ini tengah bersama gadis lain. Ia mengerti jika dirinya memang tidak memiliki hak atas Lisa. Tapi, hatinya bergejolak saat tau Lisa bersama Younjung, berdua di supermarket.

"Kalo gue bilang, gue butuh Lisa saat ini lo percaya?" sendu Jennie.

"Gue percaya dan lo memang sudah seperti ketergantungan akan kehadirannya di hidup lo, Jen"


🌼____🌼____🌼



Lisa mengantar Younjung sampai didepan pintu gerbang rumahnya. Awalnya Lisa memang tidak memiliki niat untuk mengantar Younjung. Tapi, setelah tau jika gadis itu menaiki bus akhirnya Lisa memilih untuk mengantarnya.

"Masuk udah mau malam" kata Lisa.

"Iyaa Ka, makasih ya udah mau repot-repot anterin gue"

"Hmm, sama-sama"

"Mampir dulu Ka?"

"Enggak, Makasih"

Lisa pun menyalakan kembali mesin motornya bersamaan dengan getar di saku celananya.

JISOO'S CALL

📞 : "Lis, lo ada dimana sekarang?"

"Gue di rumah Younjung"

📞 : "Ke RS sekarang, Jennie drop"

"Huh? Okey gue kesana sekarang!"

Lisa mematikan panggilannya dan segera melajukan motornya tanpa pamit terlebih dahulu pada Younjung.

"Pasti itu Ka Jennie" lirih Younjung yang kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan raut wajah penuh kesedihan.












🌼____🌼____🌼





Jangan lupa vote dan komenya kalo mau Chici UP nanti malam xixixi

Selamat beraktivitas semuanya✊






TBC🌼☁️

My Play Girl (End) Where stories live. Discover now