22. Thank You And Love You

4.5K 571 14
                                    

Lisa menghela nafasnya, ia benar-benar lelah saat ini. Pasalnya Jennie mengajak dirinya ke mall hanya untuk menemani gadis bermata kucing itu berbelanja. Entah sudah berapa jam mereka habiskan tapi yang jelas, Lisa benar-benar lelah.

"Sudah kan?" tanya Lisa yang dengan cepat dibalas gelengan kepala oleh Jennie.

"Aku belum cari sepatu" kata Jennie sambil tersenyum tanpa dosa.

"Capek, istirahat dulu ya"

"Aaaa, sebentar lagi, aku janji!!" rengek Jennie.

"Cari sendiri yaa? Gue mau ke coffee shop yang ada di bawah, gue haus"

Jennie menatap kearah Lisa dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Namun setelahnya , gadis berpipi mandu itu menarik lembut tangan kanan Lisa. Membawanya menuju coffee shop yang berada di lantai bawah.

"Lo marah?" tanya Lisa pada Jennie yang sedari tadi diam.

"Cepet mau pesen apa!"

"Sepatu yang lo incer itu gak bakal lari. Kalo lo mau cepet, yaudah sana cari sendiri. Gue masih mau nyantai disini" ujar Lisa sambil menarik kursi di depannya.

Jennie menghentak-hentakkan kedua kakinya di lantai dan menaruh belanjaannya asal diatas meja. Membuat beberapa pengunjung menatap kearahnya dengan gemas.

"Kenapa duduk?" tanya Lisa pada Jennie yang sudah duduk dihadapannya.

"Takut kamu ilang!" cuek Jennie.

"Gue Udah gede, lo gak perlu khawatir"

Bibir Jennie sudah mengerucut lucu. Lalu ia menaruh kepalanya di atas meja dengan kedua lengannya yang ia jadikan bantalan. Dan itu semua tak lepas dari pandangan Lisa.

"Mau pesan apa?" lembut Lisa dengan tangan kanannya yang terulur untuk mengusap lembut pucuk kepala Jennie.

"Yaudah, kayak biasa aja yah?" ujar Lisa karena Jennie hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

Perlahan Lisa beranjak dari duduk membuat Jennie seketika mengangkat kepalanya dan menatap Lisa dengan lekat.

"Jangan lama-lama, awas aja!!" tegas Jennie yang kemudian kembali menenggelamkan kepalanya seperti semula.



CHUP


"Iya sayang"



DEG


Jennie melayang, bagaimana tidak? Lisa mengecup kepalanya dan memanggilnya dengan kata sayang. Boom, itu benar-benar membuat rasa kesalnya hilang dalam sekejap.

Ingin rasanya Jennie berteriak saat ini juga. Tapi, ia sadar. Jika dirinya tengah berada di tempat umum dan ia juga harus menjaga harga dirinya. Jika ia tidak ingin dianggap gila oleh para pengunjung.

"Angkat kepalanya" kata Lisa yang baru saja selesai memesan.

Jennie membalasnya dengan gelengan. Tapi sesekali gadis berpipi mandu itu sedikit mengangkat kepalanya untuk melirik Lisa. Lalu ia akan kembali menenggelamkan kepalanya saat Lisa menatapnya.

"Nanti sakit kepalanya, udah jangan ngambek terus"

"Habis kamunya" cicit Jennie.

"Kan gue capek ikutin lo terus dari tadi. Emangnya gak boleh istirahat sebentar?"

Dengan malas Jennie mengangkat kepalanya. Raut wajahnya masih sama, bibirnya bahkan masih mengerucut lucu.

"Aku mau nangis" adu Jennie, matanya juga sudah berkaca-kaca dan suaranya terdengar bergetar.

My Play Girl (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang