19. Amnesia?

4.3K 544 22
                                    

Jennie menggenggam erat tangan kiri Lisa yang menggunakan gips. Sedari tadi air matanya luruh dan tak ingin berhenti mengalir. Ketiga sahabatnya saat ini tengah menyusul Rose yang sejak tadi berada di kantor polisi untuk menangani masalah kecelakaan Lisa.

"Sayang bangun" pinta Jennie lembut.

Entah kenapa penjelasan tentang cerita kecelakaan Lisa yang Jisoo katakan kepadanya tadi. Mulai menghantui pikirannya. Dimulai dari betapa hancurnya mobil yang Lisa tumpangi saat itu. Hingga menabrak beton pembatas jalan.

Jisoo bilang Lisa menaiki taksi online untuk menuju mansion. Untungnya mansion Lisa tak jauh dari perumahan yang di tempati Hoyeon. Dan mereka memiliki rute perjalanan yang sama saat itu.

Jalanan tidak terlalu ramai bahkan bisa dikatan sepi. Taksi yang Lisa tumpangi juga berkendara dengan kecepatan normal. Tapi entah kenapa dari arah berlawanan ada satu buah mobil dengan kecepatan tinggi keluar dari jalur mengarah tepat ke depan taksi yang Lisa tumpangi.

Kemungkinan besarnya sang supir membanting stir ke arah kiri hingga menabrak beton pembatas jalan. Saat ini keadaan pengemudi taksi online masih kritis karena kakinya terjepit bagian depan mobil juga benturan kepala yang di alaminya sama hebatnya dengan Lisa.

"Seharusnya aku tidak mengikuti kemauan kamu untuk datang ke rumah sakit menjenguk Irene. Seharusnya aku ikut pulang bersamamu tadi"

"Dan aku akan membuat Daniel merasakan apa yang kamu rasakan saat ini, aku janji!!"

Air mata Jennie semakin mengalir deras. Isakan tangisnya juga mulai terdengar bersamaan dengan bunyi detak jantung Lisa di alat elektrokardiograf.

"Bangun yah, jangan tinggalin J sendirian disini. J gak akan pernah sanggup untuk hidup tanpa Lisa disini. J sangat amat membutuhkan Lisa disamping J, selamanya"


CEKLEK


Jennie menoleh dan mendapati Rose berjalan kearahnya dengan beberapa bungkus makanan di tangannya.

"Lo makan dulu ya Jen. Gue bawa banyak makanan nih buat lo. Ada boba sama strawberry juga kesukaan lo Jen" ujar Rose sambil mengeluarkan makanan yang ia bawa ke atas meja kecil yang memang sudah tersedia rumah sakit.

"Bisa titip Lisa gue sebentar?" tanya Jennie membuat Rose menatapnya penuh tanya.

"Lo mau kemana? Balas dendam ke Daniel? Kalo apa yang gue ucapkan itu benar, ada baiknya lo urungkan niat jahat lo itu. Lisa lebih butuh diri lo untuk terus ada di sampingnya. Polisi juga sudah menjadikan Daniel buronan saat ini, lo tenang aja" lembut Rose tanpa ada emosi didalamnya.

"Gue tau betapa hancurnya lo saat tau kondisi Lisa seperti ini. Kepalanya terbentur hebat juga tangan kirinya yang patah entah karena apa gue juga belum tau. Dia pasti sangat membutuhkan lo, dia sedang berjuang untuk kembali Jen, kembali untuk  kita semua"

Jennie kembali meremas rambutnya kali ini cukup kuat. Hingga ia merasakan pening di seluruh kepalanya.

"Ini karena gue Jeh. Seharusnya gue yang menjadi korban Daniel, bukan Lisa!!"

"Lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri Jen. Lisa pasti akan sedih mendengarnya. Ini sudah menjadi takdir dan garis jalan Tuhan yang kita sendiri bahkan gak bisa tahu dan kita gak bisa menghindarinya, Jen. Kita hanya bisa menerimanya dan berdoa"

Rose beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Jennie. Ia usap dengan lembut punggung juga bahu Jennie.

"Lisa pasti baik-baik aja dan gue yakin sebentar lagi Lisa akan bangun. Lo harus tampil cantik seperti biasanya untuk menyambutnya, Jen. Lisa pasti akan sedih kalo liat penampilan lo seperti ini. Apalagi lo belum makan sedari tadi" ujar Rose dengan senyum manisnya.

"Lo benar-benar sahabat gue, Jeh. Bahkan lo yang membawa dan mengurus kasus ini ke pihak berwajib. Gue beruntung bisa memiliki kalian semua sebagai sahabat gue. Dari dulu hingga sekarang hanya kalian yang menemani gue di masa-masa sulit maupun senang, gue sangat amat beruntung memiliki kalian" ujar Jennie sambil memeluk erat lengan kanan Rose yang berada di bahunya.


🌼____🌼____🌼


Jisoo, Hoyeon dan Doyeon tengah berada di kantor polisi menunggu datangnya Daniel. Pihak polisi sudah menemukan Daniel beberapa menit yang lalu dan kini tengah berada di dalam perjalanan.

"Kalo si Daniel cuma di penjara menurut gue itu gak sebanding dengan apa yang Lisa dapatkan saat ini. Gak adil dong, masa dia buat anak orang sampai terbaring di rumah sakit dengan banyaknya luka. Sedangkan dia hanya di penjara mungkin dalam kurun waktu 5 atau 7 tahun. Gue tau masa depan dia sudah pasti hancur. Tapi itu masih tetap gak adil kalo menurut gue" ucap Doyeon panjang lebar.

"Setuju sih gue, untuk kali ini lo bener Doy" kata Hoyeon sedikit terkekeh.

Jisoo ikut terkekeh dan apa yang Doyeon ucapkan memang benar menurutnya. Ini tidak akan adil untuk Lisa dan sang supir taksi online yang masih kritis hingga sekarang.

"Gue yakin si Jenjen gak bakal diem aja. Kita liat apa yang bakal dia lakuin" ucap Jisoo dengan smirk di ujung bibirnya.

Tak lama datang seorang polisi dan meminta salah satu dari ketiganya untuk menjadi saksi.

"Saya saja Pak" kata Hoyeon mengajukan diri.

"Baik, mari ikut saja ke ruang interogasi. Di sana juga sudah ada tersangka, menunggu"



🌼____🌼____🌼



Rose sedang duduk sambil memakan cemilan yang ia bawa di atas sofa ruang kamar rawat Lisa. Jennie masih di tempat yang sama duduk tepat di samping ranjang Lisa.

"Jeh, tangan Lisa gerak!! pekik Jennie saat ia merasa jari jemari Lisa bergerak beberapa kali.

"Huh?! Gue panggil dokter ya!" panik Rose yang segera berjalan keluar memanggil dokter.

"Sayang, hey ini aku" lirih Jennie bertepatan dengan kedua mata Lisa yang mulai terbuka.

Senyum Jennie mulai terukir kala Lisa mulai menatapnya. Tapi seketika itu juga senyumnya luntur di saat Lisa melepas genggaman tangannya.

"Bisa keluar? Gue mau sendiri" serak Lisa.









🌼____🌼____🌼







AMNESIA GAK NIEH TSAYY???








TBC🌼☁️

My Play Girl (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora