12. Mamah

4.4K 620 31
                                    

"Jis, lo liat Lisa gue gak?" tanya Jennie saat mereka semua berada di lapangan untuk upacara bendera.

"Lisa gue katanya guys!!" ledek Doyeon dengan alisnya yang naik turun.

"Ishhh!!" kesal Jennie.

"Tadi gue liat dia masih di kelas" jawab Jisoo dibalas anggukan kepala oleh Jennie.

Mereka sudah berbaris rapih tapi Lisa belum menunjukan batang hidungnya sedikit pun. Hal itu membuat Jennie risau dan khawatir, Lisanya baik-baik saja kan?

"Udah kali bengongnya tuh Lisa" bisik Rose pada Jennie.

Mata kucing Jennie pun menelisik kearah dimana Lisa berada. Gadis tinggi itu berjalan dengan seseorang dan mereka terlihat sedang berbincang bersama.

"Jen lo gak papa kan?" tanya Hoyeon saat ia melihat Lisa berjalan bersama Younjung.

"Gue gak papa" balas Jennie lirih.

Lisa berjalan kearah barisan kelasnya dan berhenti tepat disamping Jennie begitu saja.

"Lo gak bawa topi?" tanya Lisa sambil memasangkan topinya ke kepala Jennie.

"Eoh? Eum lu—lupa" kikuk Jennie karena tak menyangka Lisa akan seperti ini.

"Gak usah cemburu. Gue tadi balik ke kelas ambil topi buat lo dan gak sengaja ketemu sama dia" bisik Lisa membuat pipi Jennie bersemu merah.

"Disini aja samping J" cegah Jennie saat Lisa ingin berbaris dibelakang.

"Gue tinggi, kasian Jisoo nanti gak keliatan kalo gue didepannya"

"Jisoo pindah didepan kamu kan bisa?!"

Lisa hanya mengikuti kemauan Jennie. Ia berbaris disamping Jennie sedangkan didepannya ada Jisoo dan dibelakangnya ada Doyeon.

"Younjung makin cakep yaa Lis?" bisik Doyeon yang masih sangat jelas Jennie dengar.

"Cakepan gue kemana-mana!" kesal Jennie sambil mengapit lengan kanan Lisa.

"Senyum jangan cemberut" kata Lisa dengan jari telunjuknya yang menyentuh bibir Jennie.

"Habisnya Doyeon nyebelin!!" rengek Jennie menghentakkan kedua kakinya hingga membuat Lisa gemas.

"Elah kek bocah lo Jen, jaga jarak lo bedua upacara dah mau mulai!"

Jennie memutar kedua bola matanya malas. Doyeon benar-benar menyebalkan dan ia tak suka itu.

"Gue bilang Somi mampus lo!!" ancam Jennie tapi Doyeon malah tersenyum manis kearahnya.

"Jangan dong nanti bebeb gue cemburu" mohon Doyeon yang dihiraukan Jennie.

"Bilangin aja kali Jen gue dukung!!" kompor Hoyeon.

"Ehhh si anyink main dukung aja lo!" kesal Doyeon sambil menjitak gemas pucuk kepala Hoyeon.

"Bisa diam kan?!" tegas Lisa membuat keduanya terdiam kaku.

Jennie tersenyum mengejek, Lisa membelanya. Doyeon dan Hoyeon saling menghela nafas secara bersamaan dan menatap Jennie tajam.

"Awas lo Jen!" ucap Doyeon tanpa suara.



🌼____🌼____🌼



Usapan lembut terus Lisa layangkan ke pucuk kepala Jennie yang sedang bersandar di bahu kanannya. Mereka sudah pulang sekolah sejak 2 jam lalu dan kini mereka berdua tengah berada di apartemen milik Lisa.

"Dua hari lagi lo ultah, lo mau kado apa dari gue?" tanya Lisa sambil menunduk menatap Jennie.

"Kamu tau?" kaget Jennie dan Lisa menganggukkan kepalanya.

"Aku gak mau apa-apa dari kamu. Cukup kamu disamping aku aja itu udah jadi kado terbaik untukku" tulus Jennie.

TING NONG

TING NONG

TING NONG

Keduanya saling pandang, lalu Lisa sedikit tersenyum.

"Coba lo buka" ujar Lisa membuat Jennie mengerutkan keningnya bingung.

"Lo pasti bahagia saat tau siapa orang dibalik pintu itu"

Jennie dengan tak relanya menjauhkan kepalanya dari bahu Lisa. Ia kemudian berjalan malas menuju pintu dan melihat siapa yang datang di layar monitor kecil yang tertempel di dinding.

"Mamah?" lirih Jennie tak percaya.

Air matanya luruh begitu saja dan dengan cepat ia membuka pintu apartemen Lisa. Tubuhnya bergetar melihat sang ibunda juga menangis seperti dirinya.

"Papah jahat Mah, hikss~" isak Jennie sambil memeluk tubuh Mamahnya.

"Sssttt, lupakan yah" lembut Yura, Mamahnya.

"Jennie tidak akan pernah lupa Mah, semuanya masih teringat jelas dipikiran Jennie!!"

Yura tak membalas, ia malah semakin mengeratkan pelukannya. Anak satu-satunya yang selama ini ia sayangi dan ia cintai harus mengalami hal yang seharusnya tidak ia alami.

"Mungkin Papah tidak merasa puas hanya dengan memiliki Mamah, nak"

"Apa kurangnya Mamah? Di mata Jennie, Mamah sudah sangat sempurna untuk Papah. Tapi, Papah lah yang tidak sempurna untuk Mamah!"

"Sudah yaa, tidak usah dibahas lagi. Mamah akan mencoba membuka lembaran baru untuk kedepannya dan kamu juga harus seperti Mamah, yaa? Lagi pula kamu juga sudah memiliki Lisa, bagaimana dia? Kamu suka kan?"

Jennie terdiam dengan kedua pipinya yang memerah. Kemudian ia melepas pelukannya dari Yura dan mengerucut bibirnya.

"Lisa belum tembak Jennie, Mah"










🌼____🌼____🌼





YUK RAMAIKAN

GAK RAMAI GAK LANJUT XIXIXI








TBC🌼☁️

My Play Girl (End) Where stories live. Discover now