17. Who?

4.2K 559 20
                                    

"IHHHH SAKIT TAUUUU~!!!!"

Semua murid di kelas Ipa-1 seketika menoleh keasal suara. Disana ada Jennie yang tengah meringis kesakitan akibat cubitan gemas yang di layangkan oleh Lisa.

"Elah bucin mulu lo berdua! Untung lagi jamkos, mana yang di belakang mupeng banget lagi!!" ledek Doyeon sambil melirik kearah Daniel.

Jennie pun sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Hanya sebentar, pasalnya Lisa menggenggam tangan kanannya dengan tiba-tiba.

"Kenapa sayang?" tanya Jennie lembut lalu, ia tersenyum hingga gummy smilenya terlihat sangat jelas.

"Gue disini bukan di belakang" bisik Lisa membuat senyum Jennie semakin merekah.

"Ouhhh iya iya, baby Boo kecayangan J mau apa hmm?" tanya Jennie dengan suara khas bayi nya.

"Mau bobo sebentar boleh kan? Gue semalem begadang temenin sepupu ngegame" kata Lisa, menyederkan kepalanya di bahu kiri Jennie.

"Kok pacal acu bandel cih? Ciapa culuh bobo mayem-mayem, huh?!" gemas Jennie yang mencubit pelan ujung hidung Lisa.

"Ekhmmm!! Ini sekolah buat belajar bukan buat bucin, woy!!" sindir Daniel dengan suara lantangnya.

Doyeon, Hoyeon, Rose dan Jisoo seketika menoleh kearah Daniel. Mereka tersenyum sinis tapi setelah itu menatap Jennie yang kini tengah mengusap sayang pucuk kepala Lisa dan sesekali dikecupnya.

"Kacang mahal banget yaa jeng!!" ledek Doyeon.

"Udah tau kapal gue lagi di fase bucin-bucinnya. Jadi mana mungkin kedengeran tuh sindiran gaib lo!!" tambah Hoyeon.

"Biasalah jeng orang sirik mah ada ajaaa!!" ujar Rose menaikkan satu alisnya.

"Sabar yaahh namanya jugaa korban Jennie, iyaa enggak Jen?!" canda Jisoo.

"Sstttt pacar aku lagi bobo" ujar Jennie sambil menaruh tangannya di depan bibir.

"Hilih picir picir jidiin iji bilim~" cibir Jisoo.


🌼____🌼____🌼


"Masih tidur Jen?" tanya Jisoo saat jam pulang sudah berbunyi 1 menit yang lalu.

"Hmmm, gue gak tega banguninnya" ujar Jennie sambil mencubit gemas pipi kiri Lisa.

"Biar sama gue Jen, lo tenang aja pokoknya"

"Mau apa lo?!!" panik Jennie, karena Doyeon bersiap ingin memukul meja didepannya.

"Ya bangunin Lisa lah! Ya kali gue mau makan?!!"

"Tapi bisakan gak pake pukul-pukul meja segala? Nanti kalo Lisa kaget gimana?!!"

"Ya resiko, kan gue bangunin masa iya dia gak kaget?"

"Pake cara yang lembut bisakan?!"

"Bisa, gue bisa aja pake cara lembut tapi emangnya lo izinin gue?"

"Iyaa silahkan aja asal cara lo lembut dan gak buat Lisa gue kaget!!"

Doyeon mulai memajukan wajahnya mendekati wajah Lisa. Sepersekian detik ia sempat terpana dengan wajah cantik nan rupawan milik Lisa. Apalagi bibir tebal berbelah tengah itu sungguh membuyarkan fokus Doyeon.

Jennie lihat itu, bahkan raut wajah Doyeon terlihat sangat jelas terpesona oleh wajah Lisa yang terpahat dengan sempurna.

"Bisa biasa aja gak liatnya?! Dia punya gue lhoo!!" kesal Jennie yang sukses membuat Lisa terusik dari tidurnya dan perlahan membuka kedua matanya.

"Aku berisik yah? Maaf, habisnya Doyeon ngeselin" ujar Jennie saat Lisa menatapnya dalam.

"Udah bel pulang?" tanya Lisa, ia bahkan tak menjawab perkataan Jennie.

"Dari tadi Lis" celetuk Hoyeon.

Lisa menganggukkan kepalanya lalu pandangannya terhenti pada Doyeon yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.

Jennie pun mengikuti arah pandang Lisa. Ia hampir tertawa karena melihat Doyeon yang melamun dengan mulutnya yang sedikit terbuka.

"Terpesona kan?! Makanya gue bucin sama dia!!" ledek Jennie cukup kencang hingga membuat Doyeon tersadar dan malu sendiri.

Mereka semua tertawa kecuali Lisa dan Doyeon. Jisoo bahkan sampai memukul lengan Hoyeon karena saking lucunya melihat wajah Doyeon yang merona malu.

Kini semuanya sudah berada di parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing. Jennie tentu saja pulang bersama Lisa sedangkan para sahabatnya menumpang di mobil Rose.

Saat Jennie dan lainnya menunggu Lisa dan Rose. Tiba-tiba saja ada wanita paruh baya menghampiri mereka, terlebih mendekat kearah Jennie.

"Jennie? Kamu masih ingat tante?" tanya wanita tersebut.

"Huh? Tan—tante Mamahnya Irene kan?" tanya Doyeon sedikit panik.

Jennie ingat, kenapa harus sekarang? Padahal ia dan Irene, anaknya. Sudah tidak menjalin hubungan lagi.

"Irene butuh kamu nak. Dia sedari kemarin memanggil namamu. Tolong datang yah, hibur dia dan support dia. Tante mohon ke kamu, nak"

Jisoo melirik kearah Doyeon juga Hoyeon yang hanya bisa diam tak berkata. Apalagi dengan Jennie yang kini juga terdiam sepertinya.

"Maaf tante, bukannya Jennie tak ingin datang mengunjungi Irene. Tapi, Jennie hanya tidak ingin membuatnya kembali berharap akan kehadiran Jennie di sampingnya lagi, tan"

"Tante mengerti, tapi untuk kali ini saja kamu kunjungi dia. Dia butuh kamu nak"

Jennie menghela nafasnya bersamaan dengan Lisa yang datang menghampirinya.

"Ada apa?" bisik Lisa pada Jennie.

"Hanya ada sedikit masalah kecil" balas Jennie yang ikut berbisik.

"Tante mohon nak, hari ini saja. Datanglah dan temuilah anak tante. Kankernya semakin hari semakin memburuk. Stadiumnya bahkan sudah menuju akhir. Tante mohon datanglah sebagai penyemangat untuknya, Jennie"

Wanita itu memohon dengan mengambil kedua tangan Jennie dan digenggamnya. Suara isak tangis pun mulai terdengar hingga membuat pertahanan Jennie, hancur.

"Jennie akan datang tapi, tidak sekarang"

"Apa hari ini tidak bisa? Hanya hari ini saja tante janji!"

Jennie menatap kearah Lisa sejenak. Seperti meminta izin pada gadis bermata hazel itu.

"Tolong kembali ke anak tante, Jen. Dia butuh kamu, benar-benar membutuhkan kamu" ujar wanita itu begitu saja.

Lisa paham, ia paham kali ini. Dengan cepat ia memberikan kunci mobilnya ke tangan Jennie dan berkata,

"Pergilah, temuilah dia. Gue di mansion akan nunggu lo balik"












🌼____🌼____🌼








LISA KAMU TERLALU BAIK🥺






TBC🌼☁️

My Play Girl (End) Where stories live. Discover now