20. Jealous

5.3K 599 20
                                    

"Lo gak amnesia kan Lis?" tanya Rose pada Lisa yang saat ini tengah meminta dirinya untuk menemaninya.

"Kalo gue amnesia gak mungkin gue inget sama lo, Jeh" ujar Lisa tanpa menatap Rose.

"Terus kenapa lo minta gue buat temenin lo? Kan ada Jennie, dia jadi sendirian di luar. Udah gitu dia nangisin lo mulu dari tadi" jelas Rose.

"Gue malu"

Jujur, Rose ingin tertawa saat ini juga. Tapi itu semua ia tahan. Mau bagaimana pun Lisa baru saja bangun dan ia juga tidak ingin mencari ribut, pada orang yang baru saja bangun dari kecelakaan.

"Lo masih cakep elah Lis. Apa yang harus lo maluin ke Jennie?"

Lisa menghela nafasnya, perlahan tangan kanannya yang di infus menunjuk kearah gips yang terpasang dari bagian lengan kirinya hingga pergelangan tangannya.

"Gue cacat, Jeh"

"Heh! Lo kalo ngomong tuh jan sekata-kata yee. Tangan lo tuh cuma patah dan itu bukan cacat Lisaaaa!!!" kesal Rose sambil memukul gemas paha kanan Lisa.

"Udah lahh, gue mau suruh Jennie masuk. Kasian gue, dari tadi dia ngiranya lo amnesia padahal mah gengsi doang!!"

"Bentar. Gue mau tanya" cegah Lisa saat Rose ingin bangkit dari duduknya.

"Apalagi sih!" geram Rose.

"Tentang Irene" ujar Lisa dan Rose hanya menganggukkan kepalanya.

"Kenapa, lo cemburu?!"

"Gue gak ada hak buat cemburu sama dia"

"Ya makanya lo cepet jadiin dia pacar! Di ambil balik sama Irene tau rasa lo!!"

"Bisa aja gue jadiin dia sebagai pacar gue sekarang. Tapi, dia masih terikat dengan masalalunya. Gue belum siap, jika nantinya dia lebih memilih masalalunya"

"Irene, dia hanya gadis biasa. Tapi gue akui dia sangat amat cantik dan berkarisma. Mereka bertemu di taman saat Jennie yang kala itu sedang bermain dengan kuma, anjing peliharaannya"

"Jennie bilang, Irene datang secara tiba-tiba dengan membawa dua cone ice cream ditangannya. Jennie yang saat itu memang sedang mencari teman untuk berbagi kisahnya pun hanya bisa menerimanya. Hubungan keduanya mengalir begitu saja tanpa adanya hambatan, walaupun mereka dari sekolah yang berbeda"

"Sampai suatu ketika, Irene mengungkapkan perasaannya kepada Jennie. Lo tau kan gimana Jennie? Dia menerimanya walau tanpa ada rasa cinta di hatinya. Sudah pasti Irene menganggap jika Jennie juga mencintainya padahal Jennie hanya menerimanya dan tidak ada kata cinta di dalamnya"

"Sekitar dua bulan mereka menjalin hubungan. Gue kira Jennie sudah berubah saat itu. Karena ini yang paling lama, dua bulan. Biasanya hanya tiga minggu atau bahkan 1 hari. Gue dan sahabat-sahabat gue yang lainnya pasti sudah menaruh harapan lebih kepada Irene. Karena dia, bisa merubah Jennie menjadi lebih baik"

Rose berhenti sejenak dan melihat kearah Lisa. Gadis bermata hazel itu mendengarkan dirinya dengan penuh perhatian. Rose suka, setidaknya Lisa menghargainya. Tidak seperti Doyeon.

"Hingga satu kejadian membuat hubungan keduanya renggang dan Jennie memilih untuk menjauh dari Irene"

"Apa?" tanya Lisa.

"Tentang Irene yang mengidap penyakit kanker. Jennie awalnya sama sekali tidak tahu menau tentang itu. Sampai akhirnya Irene yang tiba-tiba saja pingsan saat keduanya sedang berada di taman dengan hidungnya yang sudah banyak mengalir darah"

"Dari itu Jennie mulai menjauh dari Irene. Alasannya, ia tidak mau membuat Irene bertambah sakit dan ia juga tidak mau Irene berharap lebih padanya. Padahal status mereka saat itu masih sepasang kekasih"

My Play Girl (End) Where stories live. Discover now