Evelyn masih bertahan, mata sayunya menatap wajah Daniel yang berlinang air mata.

"Dulu bunda melindungi Eve, sekarang Evelyn yang melindungi kakak"

"Stop, jangan banyak bicara dek. Tolong bertahan kakak mohon, kakak sama papa belum bisa membahagiakan kamu"

Daniel membopong Evelyn ala bridal style, sedangkan bodyguardnya mengikuti dari belakang.

"Lo apain Evelyn anjing!"

"Minggir brengsek"

Daniel menyuruh para bodyguardnya untuk menyingkirkan Orlando yang tengah menghalangi jalannya. Ia kembali berlari ke rumah sakit sedangkan Orlando ikut serta berlari dibelakangnya.

"SUSTER!" Teriakan Daniel menggelagar di UGD, beberapa perawat tergopoh-gopoh menghampiri Daniel sambil mendorong brankar.

Evelyn masih sedikit sadar walaupun matanya berat sekali, ia berusaha untuk menjaga kesadarannya seperti yang diintruksikan Daniel.

"Evelyn dengerin kakak, kamu harus bertahan apapun yang terjadi, promise?"

Lagi-lagi Evelyn hanya tersenyum kecil, dirinya tidak mau membuat harapan kepada sang kakak.

Orlando mencengkal tangan Daniel, kilatan merah tercetak jelas dimata zamrud milik Orlando, "Kenapa dia bisa tertusuk brengsek!"

"Gue ga tau, papah gue punya musuh dan musuh papah gue ngincar gue. Evelyn berusaha melindungi gue" Daniel terduduk lemas di lantai UGD

"BRENGSEK!"

Bugh

Bugh

Orlando meninju wajah Daniel, tidak ada perlawanan dari Daniel. Bodyguard Daniel ingin membantu namun dicegah oleh Daniel.

"Pukul gue, pukul gue sampai mati biar gue bisa menebus dosa gue ke Evelyn"

Orlando tersenyum miring, dengan senang hati ia akan meninju wajah Daniel. Walaupun Daniel mengatasnamakan untuk menebus dosanya ke Evelyn ia tidak peduli yang penting rasa sakit Evelyn bisa ia balaskan.

Para perawat dan dokter yang di UGD hanya terdiam menyaksikan pergulatan antara Daniel dan Orlando, Daniel sudah terkulai lemas.

"APA YANG KAMU LAKUKAN BODOH!" Jeslyn datang tepat waktu, dengan cepat ia menarik lengan Orlando memisahkan mereka.

"Lo mau bunuh dia hahk?!" teriak Jeslyn sambil menunjuk Daniel.

Orlando menggidikan bahunya acuh "Dianya sendiri yang mau gue bunuh"

Jeslyn meraup wajahnya kasar, "Dimana Evelyn?" Jeslyn tidak menemukan batang hidung Evelyn ditengah-tengah keramaian ini.

"Dia tertusuk" rintih Daniel

Mata Jeslyn langsung membulat sempurna mendengar pernyataan yang dilontarkan Daniel. Ia langsung menghampiri Daniel dengan wajah marahnya, "Lo apain dia lagi?! belum cukup selama ini lo sama bokap lo nyiksa Evelyn?!"

Daniel tersenyum pias, "Bokap gue punya musuh dan musuhnya mentargetkan gue sebagai korban selanjutnya setelah nyokap gue"

Jeslyn mengerutkan keningnya, "Maksud lo apa?"

"Maaf menyela, itu lebih baik diobatin dulu takutnya infeksi" ucap dokter yang sedari tadi diam saja

Jeslyn hanya mengangguk, ia menghampiri Orlando yang tengah memejamkan matanya, "Ayo" Jeslyn menarik lengan Orlando agar pergi dari UGD dan ketempat Evelyn berada.

•••••

"Bagaimana bang?" tanya Jeslyn ke Andi,

Dokter Andi menghela nafas berat, ia menatap bergantian raut wajah Jeslyn dan Orlando.

"Kembali koma dan sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh Evelyn" ucapnya

Jeslyn limbung kebawah sedangkan Orlando  hanya diam sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dokter Andi menatap sedih Jeslyn yang tengah menangis tersedu-sedu para suster berusaha menenangkan Jeslyn. Pandangan Dokter Andi beralih ke Orlando yang tengah menutup wajahnya, dirinya tau Orlando juga menangis tapi berusaha untuk menutupinya.

"Ada apa ini" suara milik Daniel menghentikan tangisan Jeslyn.

"Anda siapa?" tanya dokter Andi

"Daniel Sturridge Hirata" ucapnya penuh penekanan

Oh jadi ini kakak sulung Evelyn, Andi tersenyum kecil kearah Daniel.

"Lo kenapa kesini hah?" Jeslyn berdiri dari posisi duduknya, ia mendorong kuat tubuh Daniel.

"Gue kakak Evelyn, dan gue pantas tau keadaan Evelyn"

Jeslyn tertawa keras mendengar pernyataan yang dilontarkan Daniel, "Baru sekarang mengaku kakak, dulu-dulu kemana aja lo anjing"

"Jeslyn stop!" Ucap dokter Andi

"Gak mau bang, dia sama bokapnya yang menyakiti Evelyn" Jeslyn masih keukeh untuk mengusir Daniel dari ruangannya.

"Saya tau Jess, dia sudah berhak tau semuanya sekarang"

Jeslyn menatap nanar wajah Dokter Andi, ia menggeleng dengan cepat, "NO! buat apa bang"

"Apa yang perlu Daniel tahu?" suara bariton itu membuat dokter Andi dan Jeslyn berhenti berdebat

"Argh sorry, saya Calvin dan ini istri saya Hani" ucapnya

Dokter Andi tersenyum kecil melihat kedatangan keluarga Evelyn, walaupun sedikit terpaksa dan juga mengingat apa yang dilakukannya terhadap Evelyn membuatnya naik pitam namun, dirinya harus meredakan emosinya dan menarik sudut bibirnya agar melengkung keatas.

"Oh jadi and--" belum sempat Jeslyn melanjutkan kata-katanya Orlando membungkam terlebih dahulu mulut Jeslyn dengan tangannya.

Calvin memicingkan matanya melihat Daniel,  putranya itu telah menceritakan semuanya ditelfon.

"Bagaimana keadaan Evelyn?" ucap Hani

"Dia koma lagi"

Daniel dan Calvin membulatkan matanya kaget sedangkan Hani sudah menangis.

"Maksud dari kata lagi apa dok?" kini giliran Calvin yang bertanya.

"Hampir 2 Minggu Evelyn koma dan baru-baru ini siuman"

Daniel mengerutkan keningnya, "Koma kenapa dok?"

"Bang jangan, please Evelyn juga pasti gak mau mereka tau" Jeslyn menggelengkan kepalanya.

"Apa yang Evelyn rahasiakan terhadap kami?" tanya Calvin

Dokter Andi menatap sekilas Jeslyn, "Mereka keluarga Eve dan mereka juga perlu tau" lirihnya kepada Jeslyn.

"Evelyn terkena leukimia stadium akhir"

"APAA?" Calvin dan Daniel kompak berteriak kaget

"Anda pasti berbohong kan" Daniel berusaha menyangkal omongan dokter Andi.

"Saya tidak berbohong, Evelyn merupakan pasien saya sejak beberapa bulan yang lalu"

"Kemoterapi, lakukan kemoterapi dok" Ucap Hani

"Sudah kami lakukan tapi tidak ada hasilnya dan sekarang sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh Evelyn"

Calvin mencengkeram erat jas dokter milik dokter Andi, "Anda dokter bukan? kenapa tidak bisa menyembuhkannya hahk?!"

"Saya bukan Tuhan yang bisa menyembuhkan, saya sudah berusaha semaksimal mungkin mulai dari kemoterapi, obat-obatan yang bagus. Kita doakan saja semoga Evelyn mampu melewati masa-masa kritis nya" Dokter Andi menghempaskan tangan Calvin yang mencengkramnya

Calvin terkulai lemas dan menundukkan tubuhnya, ia teringat ucapan Margareth dulu.

Flashback on

"Jika kamu tidak menyayangi putriku, maka aku akan membawanya pergi jauh dari hadapanmu sampai kamu tidak akan pernah bisa menemukannya lagi" ucap Margareth sambil memeluk tubuh Evelyn kecil yang tengah menggigil

Flashback off

















Evelyn | ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat