25. Persiapan

73 18 5
                                    



"Itu dia Fira," gumam Irwan dan menghampiri Fira yang hanya berdiri di dekat balkon kampus.

Fira pun melihat dan menyadari bahwa Irwan menuju ke tempatnya berdiri, Fira hanya terdiam sambil menatap buket bunga yang ada di tangannya.

Saat Irwan sudah ada di sebelahnya, Fira pun memberikan buket bunga itu.
"Happy graduation!"

"Thanks ya Ra," balas Irwan singkat.

"Wan, boleh gak aku pergi ke Semarang dulu sebelum pernikahan kita untuk terakhir kali aja aku nemuin Angga jenguk makam dia," ucap Fira dengan sendu.

"Iya boleh kok Ra, kamu perginya sama siapa? Sendiri?" Tanya Irwan.

"Bang Zay gak bisa nganterin aku, mungkin aku akan nyetir mobil sendiri," balas Fira.

"Bahaya Ra pergi sendiri, apalagi itu jauh."

"Bagaimana kalau aku yang anterin kamu lagi pula sehari doang kan?" Fira mengangguk, "kapan?" Tanya Irwan kembali.

"Besok bisa?"

"Iya bisa Ra."

_____

Irwan dan Fira menuju ke Semarang, sesampainya di makam yang dimana tempat Angga di makamkan, Irwan hanya menunggu Fira di mobil, Fira berjalan menenteng keranjang buat tabur bunga di atas makan Angga.

Fira sudah berada di samping gundukan tanah itu, ia membacakan do'a,  setelah itu menaburkan bunga serta menyiram gundukan tanah itu dengan air.

Fira mengelus batu nisan yang bertuliskan nama Angga di sana. Fira tidak bicara apa-apa di sana, hanya do'a yang ia lantunkan dan tetesan air mata ketika menatap gundukan tanah itu.

Fira pun kembali ke dalam mobil Irwan, Irwan pun memberikan tisu ke Fira untuk mengusap air matanya.

"Mau makan dulu gak?" Tawar Irwan, Fira hanya mengangguk sendu.
"Ra please jangan sedih gitu, tiga hari lagi kita akan nikah lho Ra," ucap Irwan.

"Iya Wan," balas Fira singkat lalu dirinya hanya menatap ke samping.

_____

Pasantren itu sudah di hiasi oleh dekorasi pelaminan, Amira sibuk menata-nata kursi juga meja dengan Zayyan.

Fira hanya memandangi wajahnya di cermin meja riasnya sendiri. Syahra pun mengetuk pintu kamar Fira.

"Masuk aja gak dikunci," ucapnya.

Lalu Syahra masuk dan mengunci pintu itu, Syahra pun berada di belakang Fira sambil mengelus lembut kepala Fira yang berbalut hijab.

"Sebentar lagi, putri umi jadi seorang istri," tutur Syahra lembut sambil mengelus kedua pipi anak perempuannya itu.

"Umi, Fira takut kalau Fira gak bisa jadi istri yang terbaik untuk Irwan," ucap Fira sambil mendongakkan kepalanya menatap sang umi.

"Bisa kok, umi yakin kamu bisa jadi istri yang baik untuk suamimu nanti," Syahra mengusap air mata yang turun dari mata Fira.

"Tapi umi, Fira juga takut mengecewakan Irwan karena Fira belum bisa mencintai dia."

"Irwan pasti mengerti nak, nanti cinta itu tumbuh dengan sendirinya, ingat ya! Turuti apa kata suami kamu selagi itu hal baik, berbakti sama dia ya!" Ucap Syahra lalu mengecup kening Fira.

Fira hanya mengangguk sendu lalu menatapi uminya yang baru saja keluar dari kamarnya.

Tak lama dari Syahra yang baru saja keluar, tiba-tiba ada lagi seseorang yang mengetuk pintu kamar Fira. Fira pun langsung menyuruh orang itu masuk dan memberitahukan bahwa pintunya tidak dikunci.

FIRA (Revisi)Where stories live. Discover now