17. Kesepian

73 16 13
                                    




Aku hanya bisa berteman dengan rasa sepi, dan membayangkan bahwa kau masih ada di sisiku.

Maghfirah Putri Almeera

_____

"Ra...." Amira mengikuti Fira sampai ke atas rooftop. "Ra cerita aja, jangan dipendam sendiri gak baik, aku ada di sini dengerin cerita kamu, keluh kesah kamu Ra...." Amira memeluk Fira dari belakang.

"Mir...." Amira pun melepaskan pelukannya, lalu Fira membalikkan badannya menatap Amira.

"Nanti aku cerita, aku lagi mau sendiri...." Kata Fira, Amira pun mengerti laku meninggalkan Fira sendirian di atas rooftop itu.

Saat Amira menuruni tangga, ia sempat berselisihan dengan Irwan, mereka hanya saling melirik tanpa berbicara sepatah katapun.

Irwan menemui Fira, ada hal penting yang Irwan bicarakan, tapi setelah melihat wajah Fira yang sangat terlihat sangat murung, Irwan pun memilih lebih baik untuk tidak bicara.

"Kenapa?" Tanya Fira saat melihat Irwan yang hanya berbalik arah.

"Aku mau bicara tadi, tapi nanti aja deh!" Jawab Irwan lalu duduk di samping Fira.

"Bicara aja, ada apa?"

"Gak nanti aja, aku boleh cerita gak?" Tanya Irwan, Fira pun mengangguk dan siap mendengarkan.

"Dulu aku juga kayak kamu, saat aku kehilangan ayah. Ayah aku udah meninggal, sehari setelahnya aku hanya menangis dan mengurung diri. Aku lebih jadi pendiam dan murung juga, tapi seiring berjalannya waktu aku bisa menerima kenyataan bahwa ayah telah tiada, perlahan aku mengikhlaskan walau susah lama-kelamaan pasti bisa," cerita Irwan.

"Ayah kamu udah meninggal?" Kaget Fira, Irwan pun hanya mengangguk.

"Maurin aja udah bisa menerima kenyataan bahwa ibunya udah gak ada, masa kamu gak? Kalah sama anak kecil...." Ucap Irwan sambil mencoba menghibur Fira.

"Gak aku gak mau kalah," Fira pun dengan wajah datar sambil menghapus air matanya.

"Nah gitu senyum, jangan nangis lagi. Angga juga gak bakal senang kalau liat kamu terus-menerus sedih, jangan sedih lagi." Fira pun mengukir senyuman sedikit di wajahnya.

"Hal tentang apa sih yang ingin kamu bicarakan tadi?" Tanya Fira penasaran.

"Gak ada apa-apa, udah lupain aja!" Irwan pun pergi dari rooftop itu.

Fira pun kembali ke kelas, saat perjalanan menuju kelasnya ia dihadang oleh Maily.
"Kayaknya ada yang lagi berduka nih, uh kasihan. Turut berduka cita ya My Lovely-nya Angga!" Ucap Maily bagaikan mengledek.

Fira tidak menggubris perkataan Maily, ia hanya melanjutkan perjalannya, Maily pun merasa kesal karena Fira tidak menggubris perkataan nya.

Karena Maily kesal ia pun mengulurkan kakinya untuk menghalangi langkah Fira, Fira pun terjatuh ke lantai.

"Maily kamu keterlaluan...." Teriak Irwan dengan mata tajam sambil berjalan ke arah Maily.

Maily pun memutar bola matanya ke atas, lalu dengan wajah sinis-nya melihat ke arah Fira yang hanya terduduk di lantai.

"Bantu dia berdiri gak!" Tunjuk Irwan ke arah Fira.

"Hah gak salah dengar apa? Lo nyuruh gue bantuin dia berdiri, gak akan!" Maily pun pergi sambil menghentakkan kakinya.

"Eh lo!" Tunjuk Irwan ke Anisa.

"Kok aku?" Gugup Anisa.

"Bantu dia!" Titah Irwan, Anisa pun menurut.

FIRA (Revisi)Where stories live. Discover now