23. Fira Pingsan

80 16 3
                                    




Hal yang paling penting dalam hidup adalah belajar bagaimana memberi cinta, dan membiarkannya masuk.

Irwan Farizky Al-Ghifari

_____

"Udah mau bicara apa?" Tanya Fira sambil duduk berjarak dengan Irwan. Dirinya dan Irwan sedang berada di taman belakang rumah, taman belakang rumah itu sangatlah terang dan juga cantik dengan hiasan bunga-bunga.

Sebelum taman belakang rumah itu terdapat dapur, yang dimana terlihat badan Syahra yang sedang mencuci piring. Syahra juga memperhatikan anak perempuannya yang sedang berbicara dengan lawan jenisnya.

"Ra, pernikahan kita satu bulan lagi sehabis aku Sarjana," jelas Irwan singkat.

"Iya tau kok," ucap Fira singkat.

"Irwan nak ayo pulang," ucap paman Farid. Irwan pun mengangguk, lalu berpamitan dengan Fira.

Fira hanya memasang wajah datar, lalu kedua sahabatnya itu datang.
"Ra, kita pulang yah," ucap Amira.

"Kalian gak nginap gitu? Nginap aja mumpung besok libur," Pinta Fira.

Keduanya pun lalu mengangguk, dan Fira pun mengajak Amira juga Anisa ke kamarnya. Mereka menonton film bersama, maskeran wajah, dan juga mengemil bersama sampai pukul dua belas malam mereka belum juga tidur.

Ting
Satu notifikasi itu berhasil membuat handphone milik Fira menyala. Fira pun membuka chat itu ternyata dari Irwan.

Irwan🐵 

Irwan🐵
Kenapa kamu belum tidur?

Me
Belum ngantuk!

Irwan🐵
Yaudah, nanti kalau sudah ngantuk langsung tidur aja ya!

Me
Hm/emot mata ke atas


Irwan pun terkekeh melihat pesan terakhir yang Fira kirimkan, lalu menaruh kembali handphone itu ke atas nakas.
"Sebulan lagi Ra," gumamnya lalu menarik selimutnya dan tidur.

Fira dan ketiga temannya itupun tertidur pulas saat pukul satu malam, mereka tidur bertiga berdesakan di atas kasur milik Fira.

Keesokan harinya saat ketiga gadis itu sedang berjalan-jalan di sebuah taman. Saat ketiga gadis itu sedang asyik-asyiknya berbincang-bincang, tiba-tiba Maily datang dan menyapa Anisa.

Anisa hanya membuang muka dan malas untuk menatap Maily.
"Hai Nis, boleh bicara bentar?" Kata Maily dengan wajah sinis-nya melirik sekilas ke arah Fira juga Amira.

"Gak boleh," tukas Anisa, Maily pun memasang wajah kesal dan terpaksa dirinya menarik tangan Anisa.

Anisa di tarik tangannya oleh Maily dan sedikit menjauh dari tempat duduk Fira juga Amira.
"Dimana Fira akan menikah?" Tanya Maily langsung to the point.

Anisa menggeleng cepat, "Aku gak tau tentang itu Mai, udah deh aku tau niat busuk kamu, kamu pasti mau gagalin pernikahan mereka kan?" Tuding Anisa.

Maily menyeringai setelah mendengar penuturan dari Anisa itu.
"Tumben lo pintar," bisiknya di telinga Anisa.

"Dan lo gak akan bisa lakuin itu Mai!" Ketus Anisa lalu pergi.

"Gak bisa dapatin sekarang, tapi nanti!" Ucap Maily sambil mengibaskan rambutnya lalu pergi sambil melirik sinis ke arah Anisa yang masih berjalan menuju ke arah Fira juga Amira.

FIRA (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora