2. Fira, Irwan, dan Maurin

116 25 3
                                    




"Ra kita ngerjain tugasnya di rumah aku aja ya, nanti aku Share Loc," Ucap Amira kepada Fira, dan Amira pun lebih dulu pulang, sedangkan Fira lagi menunggu Zayyan.

Zayyan pun menghampiri Fira yang hanya berdiri di dekat parkiran mobil, tak lama mereka pun pulang.
Sesampainya mereka di rumah, mereka dikejutkan dengan tamu istimewa mereka yaitu Rizhan yang datang bersama Alika juga Alizha.

"Eh keponakannya tante," Fira mencubit gemas pipi milik Alizha lalu ia bersalaman dengan Alika juga Rizhan.

"Eh kamu kuliah yang benar! Jangan ada pacar-pacaran sebelum halal," ucap Rizhan dengan wajah datar menasehati sang adik. Fira pun hanya mengangguk mendengarkan dengan baik perkataan abangnya.

"Fir, kalau kamu pengen ke rumah kaka, ke rumah aja ya! Udah lama loh kamu gak main ke rumah kami, nih Alizha kangen main sama kamu," ucap Alika sambil mengelus pundak Fira. Fira pun tersenyum lalu mencubit pipi Alizha.

Tak lama ia pun meninggalkan keramaian itu, ia segera berganti pakaian dan berangkat ke rumahnya Amira.
"Makan dulu!" Titah Syahra yang sudah menyiapkan makanan di atas meja.

"Gak umi, nanti aja Fira buru-buru!" Fira pun cepat keluar dari rumahnya dan menuju pagar pasantren, ia hanya memberikan senyuman sekilas kepada para santriwati yang ia lewati.

Fira pun langsung menaiki taksi online dan langsung membuka alamat yang sudah di kirim oleh Amira kepada dirinya.

Fira pun kini berada di depan gerbang rumah Amira, ia pun memencet tombol bel yang ada di sana. Tak lama Amira pun keluar dan langsung mengajak Fira ke taman belakang rumah.

Fira pun duduk selagi Amira mengambilkan air minum dan juga kue kering.
"Itukan Irwan?" Gumam Fira saat melihat lelaki itu ada di taman belakang rumah milik Irwan. Rumah Irwan dan Amira bersebelahan.

"Liatin apaan nih?" Ucap Amira sambil menaruh beberapa gelas dan menuangkan minuman untuk Fira.

"Rumah kamu sebelahan sama dia?" Tunjuknya sekilas ke arah Irwan, Amira pun mengangguk.

"Anak itu siapa?" Tanya Fira menunjuk anak perempuan yang ada di samping Irwan.

"Itu Maurin, keponakan dia. Irwan itu anak bungsu dia punya kakak, nah kakaknya itu suaminya udah meninggal saat dia masih mengandung Maurin usia dua bulan," jelas Amira.

"Kita bagi tugas ya, kamu bagian ini, dan aku bagian ini!" Ucap Amira sambil menunjuk pembahasan materi yang harus mereka uraikan dan jawab. 

Setelah tiga puluh menit, Fira hanya bisa menguraikan beberapa paragraf dan juga hanya sedikit pertanyaan yang ia jawab, sedangkan Amira sudah sangat santai, karena gadis itu mendapatkan bagian termudah.

"Mir, ini sulit aku gak bisa," ucap Fira sambil menyerahkan materi yang tidak ia pahami.

Amira pun menggeleng dan membuat raut wajah bingung. "Ini sulit, aku juga gak bisa Ra, makanya aku nyuruh kamu bagian ini hehe," cengirnya seperti tak berdosa sudah mempersulit sahabatnya.

"Tuh," tunjuk Amira ke arah Irwan yang masih bermain dengan keponakannya itu.

"Apa?" Fira mengerutkan keningnya.

"Gue mules, kamu bisa tanya dia aja!, Wan...." Panggil Amira, Irwan pun menoleh.

"Apa?" Tanya lelaki itu sambil melihat kedua gadis yang sedang duduk itu.

"Nih bantuin," ucap Amira sambil menunjuk ke arah Fira, lalu gadis itupun pergi ke toilet.

Fira pun hanya terdiam, tak beralih dari kursi yang ia duduki.
"Yaudah sini!" Ucap Irwan dingin, lalu Fira pun mondar mandir mencari pintu yang agar bisa langsung ke taman belakang rumah Irwan.

FIRA (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora