5. Keluarga Irwan

86 22 5
                                    




"Apa? Gimana bisa bangkrut?" Ucap Eka sambil memegang dadanya yang kian sakit, handphone-nya terjatuh, ia pun tergeletak di lantai.

"Kakak...." Teriak Irwan sambil menuruni tangga, ia pun dengan cepat menggendong Eka dan membawa kakaknya itu ke rumah sakit.

"Iwan mama Maurin gimana?" Tanya gadis kecil itu, berada di depan ruangan bersama neneknya-ibunda Irwan. Irwan pun mengajak ibundanya dan Maurin duduk disebuah kursi yang ada di taman rumah sakit.

"Maurin, lihat di sana ada yang jualan ice cream, ini uangnya kamu beli ya!" Suruh Irwan sambil memberikan uang kepada Maurin, gadis kecil itupun pergi untuk membeli ice cream.

Irwan hanya memperhatikan Maurin dari kejauhan.
"Mah, kakak udah...." Ucap Irwan sambil menahan air matanya untuk jatuh, ia menarik nafas pelan.

"Kakak udah gak ada mah," Irwan langsung memeluknya ibundanya itu, Farah sudah menangis di pelukan Irwan.

"Mamah yang sabar, masih ada Irwan di sini. Kita kuat demi Maurin, dia hanya anak yang belum tau apa-apa," Irwan berusaha menguatkan sang mama. Ia juga harus berani bilang ini ke Maurin, tapi ia sangat takut gadis ini bakal menjadi serapuh apa saat ditinggal oleh mamahnya, seorang ibu yang ia tunggu, kasih sayang yang ia harapkan, tapi masih belum banyak ia dapatkan itu semua.

_____

"Amira mana?" Tanya Fira saat memasuki kelas yang sudah penuh dengan deretan teman sekelasnya.

"Gak masuk, katanya sih sepupunya meninggal." Ucap salah satu teman sekelasnya.

"Siapa?" Tanya Fira lagi.

"Itu loh Ra, kakaknya Irwan."

"Hah seriusan? Kasian Maurin." Fira pun berlari dan ia menuju tempat Amira. Ia meminta izin untuk tidak masuk kelas hari ini.

Fira pun langsung memesan taksi online, ia pun menuju rumah Amira, di sana sudah banyak orang, dirinya pun mencari Amira, ternyata Amira menemani Maurin di dalam kamar.

"Temenin dia bentar! Aku ada perlu," suruh Amira, lalu pergi dari kamar itu, Fira pun langsung memeluk Maurin.

"Tante Fira, mamahnya Maurin kenapa?" Ucap gadis kecil itu sambil mendongak menatap wajah Fira.

Fira pun menatapnya dengan sendu, "Maurin nanti tante bikinin donat ya? Tante banyak resep donat yang enak khusus untuk Maurin, nanti tante bikinin mau?" ucap Fira mengalihkan pembicaraan. Maurin pun mengangguk, lalu memasang wajah ceria karena dirinya nanti akan mendapatkan donat dari Fira.

Sudah dua jam di sana Fira menemani Maurin, Amira pun masuk dan membisik kepada Fira.
"Sudah mau dimakamkan, ikut yuk!" Ajak Amira, Fira pun dengan wajah sendu menggandeng gadis kecil yang sedari tadi bersamanya.

Mereka semua sudah berada di tempat pemakaman umum, Irwan ikut mengangkat peti jenazah kakaknya. Fira selalu mendampingi Maurin, mereka hanya jauh melihat orang mengebumikan jenazah kakaknya Irwan itu.

"Itu mamah ya tante? Tante jangan boong!" Ucap Maurin sendu sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Fira.

"Gimana aku jawabnya?" Batin Fira, lalu Fira menggandeng Maurin tanpa mengeluarkan sepatah kata, Irwan pun sudah menepi dari liang lahat itu.

"Iwan, itu mamah Maurin kan? Mamah kenapa?" Ucap gadis itu langsung memeluk Irwan, Irwan pun menyamakan posisinya dengan Maurin.

"Maurin anak kuat, Maurin gak sendiri ada Iwan yang jaga Maurin, ada tante Fira yang sayang Maurin, ada tante Amira juga." Ucap Irwan sambil menahan air matanya.

FIRA (Revisi)Where stories live. Discover now