22 Jawaban Fira

78 17 9
                                    




"Aduh kaki aku sakit digigit semut merah sakit nih," Fira mengangkat sebelah kakinya lalu menggaruknya.

Irwan hanya memasang wajah datar sambil hatinya berkata ini tembok Fira bukan pepohonan, lagipula gak ada tuh semut keluyuran di tembok.

"Jangan ngeles, gak ada semut," tutur Irwan lembut.

"Yaudah sore ini jawabannya!" Fira pun pergi meninggalkan Irwan di sana.

Irwan pun tersenyum dengan wajah bete dari Fira meninggalkan dia di sana.
"Jago banget sih ngelesnya," gumam Irwan.

_____

Fira pun sedang berada di kamarnya sambil memikirkan apa dia menerima tidak lamaran Irwan.

"Kenapa sih lamar disaat yang gak tepat?" Gumam Fira sambil melihat-lihat pakaiannya. Fira ada kegiatan ekstrakurikuler sore ini dan dimana janji dia menjawab lamaran Irwan.

Setelah berganti pakaian, Fira pun keluar dan memberitahukan kepada kedua orang tuanya bahwa ia sudah menemukan jawaban atas lamaran Irwan kemarin.

Zayyan pun siap mengantarkan Fira ke kampus, di depan parkiran kampus itu sudah ada Amira yang menunggu.

Amira dan Fira pun memasuki ruangan ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Di sana sudah ada Irwan yang duduk di dekat papan tulis.

"Kenapa jadi dia?" Gumam Fira kaget melihat keberadaan Irwan duduk di sebuah kursi dekat papan tulis.

"Dia yang mimpin ekskul ini Fira," tegas Amira.

"Kalian berdua masuk!" Titahnya pada Amira dan Fira yang berada di ambang pintu.

"Karena kalian terlambat, kalian harus menjawab pertanyaan saya," ucap Irwan sambil membenarkan kerah bajunya.

"Sok cool," batin Fira. 

Mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Indonesia.
"Kamu Amira, pada tanggal berapa PMI dibentuk?"

Untungnya Amira tadi sempat membaca beberapa artikel dari kata Mbah Google.
"17 September 1945."

"Duduk!" Amira pun duduk lebih dulu, Fira hanya berdiri menunduk sambil hatinya berdo'a semoga soalnya gak sulit, karena sama sekali belum ada materi yang ia baca.

"Kamu," tunjuknya pada Fira. "Pertanyaannya gak sulit, cuma kamu menerima lamaran saya tidak?" Tanya Irwan.

Sontak semua yang ada di sana bicara "Terima....terima....terima...." Sorak semuanya.

Fira pun keluar dari ruangan itu sungguh kini ia malu sekarang.
"Cieee...." Sorak semuanya saat Irwan mengejar Fira.

"Kenapa sih Wan harus gini? Aku malu sama mereka," ucapnya.

"Makanya jangan jawab lama-lama," ucap Irwan dengan wajah sumringahnya.

"Jadi jawabannya?" Tanya Irwan.

"Awalnya sih itu, karena kamu buat aku malu jadi jawabannya..."

"Kamu gak mau gitu?" Lirih Irwan terasa putus asa.

Fira pun berusaha menahan tawa karena matanya yang melihat mata Irwan dan juga raut wajah Irwan yang nampak sedih.

"Maafin aku ya Ra, aku jelasin ke mereka nanti...." Ucap Irwan meyakinkan walau raut wajahnya sudah sedih tak tertahan.

"Gak perlu jelasin!" Ucap Fira.

Irwan pun sudah menghembuskan napas pasrah.
"Aku mau kok," ucap Fira tersenyum senang.

FIRA (Revisi)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ