PROLOG

71 3 0
                                    

Paselloreng,2006

Seekor kuda berjalan dengan pelan seiring dengan tanjakan jalanan berkerikil halus,dua insan berada di punggung-nya,dengan cekikikan mendominasi sang penunggang wanita,ini,kampung halaman suaminya.

Kebun-kebun berpenghuni,pohon coklat,pohon jambu mete serta persawahan dengan tanah tak berlumpur,beberapa jalanan terlihat curam,lalu ada rerumputan di setiap sisi jalanan.

“Mas dos,masih jauh ?”

“sabar ya dek masih jauh”

Mariam Khairunnisa Dalilah,wanita itu,mengecup pipi yang berada di bahunya sejak tadi,menunggang kuda dengan hati-hati,sepertinya,ini sudah lama.

“kau cium saya lagi ?”ucapnya.

“iya,iya,untuk mengecup-mu, iya untuk menunggang kuda,iya untuk kembali,iya untuk Andi Haikal Abdi Kholillah”katanya dengan wajah merona.

“Kau tak pandai menggombal”

Bibir ranum itu mencebik,lalu,tangannya bergerak menyapa kuda dengan jambul berwarna coklat kehitaman itu.

“apa kudanya tidak keberatan kita tunggangi Mas ?”

“coba kau tanya sendiri”balasnya.

“Assalamu'alaikum tuan kuda, ini Khairun istrinya Mas dos,apa kau tidak keberatan aku dan suamiku menunggangimu ?”

Lalu terdengar suara ringkikan kuda,bukan karena pertanyaannya,melainkan cambuk memaksanya berbunyi.

“Jangan di cambuk”

“biar dia bersuara untukmu”

Langsung saja,sebuah cubitan mendarat ganas di pinggang-nya, membuatnya mengaduh hingga kuda yang di tunggangi meliuk-liuk beberapa saat,membuat wanita dengan tudung hitam itu memekik sesaat.

“ini berbeda dengan vespa”

“Tentu saja,ini kuda Khairun”

“ini berbeda dengan Jakarta”Sahutnya lagi.

“tentu saja,ini Paselloreng Khairun”

“lalu ini berbeda dengan Rain”ucapnya seraya menunjuk hidung mancung di sebelahnya.

“tentu saja,ini suamimu,Haikal”

“dan,ini berbeda”tunjuknya di dadanya.

“tentu saja,itu istriku”

Suara burung perkutut bersahut-sahutan,menambah kesan hangat perjalanan ini.Lalu dengan tangan yang melingkar di pinggang,lalu dengan kehangatan yang menjalar di setiap kata dan tawa,akhirnya,kita tiba,di kampung halaman.

Pasangan debatUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum